MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SURVIVAL
1. Pengantar
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil didik perlu adanya suatu bekal kemampuan yang professional melalui jalur pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan merupakan suatu jalan atau langkah positif untuk membentuk anggota Polri yang professional sehingga nantinya mampu mengatasi masalah-masalah atau kendala-kendala yang akan dihadapi di lapangan. kendala-kendala yang sering dihadapi di lapangan antara lain adalah adanya suatu situasi perjuangan untuk mempertahankan hidup karena faktor kendala lapangan, cuaca, dan iklim sehingga hal tersebut merupakan suatu ancaman yang perlu diatasi dengan kesiapan pengetahuan, mental, fisik dan kesehatan yang prima. Dengan demikian untuk menghadapi berbagai kesulitan tersebut perlu adanya latihan bertahan hidup ( survival ).
2. Standar Kompetensi
Memahami dan melaksanakan bertahan hidup di hutan (Survival Hutan).
BAB I
PENGERTIAN BERTAHAN HIDUP (SURVIVAL), FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB, ASPEK PSIKOLOGIS PADA SITUASI SURVIVAL, MOTIVASI SURVIVAL, FAKTOR-FAKTOR PENTING UNTUK TETAP HIDUP, TEKANAN YANG TIMBUL PADA SITUASI SURVIVAL DAN MASALAH YANG DIHADAPI.
Kompetensi dasar
Memahami beberapa hal yang berhubungan dengan bertahan hidup ( survival )
Indikator Hasil Belajar
1. Menyebutkan pengertian Survival
2. Menjelaskan pengertian Survival
3. Menyebutkan faktor-faktor Penyebab Survival
4. Memaparkan aspek psykologis pada situasi Survival
5. Menjelaskan motivasi Survival
6. Menyebutkan faktor-faktor penting untuk tetap hidup
7. Menjelaskan tekanan-tekanan yang timbul pada situasi Survival
8. Menerangkan permasalahan yang dihadapi saat melaksanakan survival
9. Menerangkan permasalahan yang dihadapi saat melaksanakan survival
10. Menjelaskan bentuk medan.
11. Menjelaskan jenis medan.
1. Pengertian bertahan hidup (Survival)
1.1. Pengertian Survival
Survival berasal dari kata “SURVIVE” yang artinya berjuang untuk hidup. Faktor keberhasilan dalam survival adalah faktor “Mental” karena hanya berkat mental yang tinggi kita bisa keluar dari segala kesulitan. Latihan survival, dapat juga dikatakan sebagai latihan “membajakan Mental Manusia” (membuat mental seseorang sekeras baja).
Secara umum, “Survival” adalah tindakan yang paling awal bagi mahluk hidup untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai ancaman, dimana makluk hidup melakukan sesuatu tindakan untuk melindungi dirinya dari berbagai ancaman agar tetap hidup.
1.2. Pengertian Survival hutan
Survival hutan adalah suatu tindakan mempertahankan hidup dari berbagai ancaman binatang buas dan kondisi alam untuk kelangsungan hidup dalam situasi dan kondisi terdesak.
2. Faktor-faktor Penyebab Survival
Kehabisan perlengkapan/perbekalan dari suatu perjalanan.
Kecelakaan dalam suatu perjalanan dengan pesawat udara atau kapal laut.
Tersesat di suatu daerah asing atau rawan.
Meloloskan diri di suatu daerah yang belum dikenal.
Lingkungan suatu daerah yang belum dikenal.
Hal-hal lain yang belum pasti (kekurangan pangan, kekurangan oksigen, dll).
Kondisi terjepit oleh ancaman binatang buas dan kondisi alam.
Tersesat di suatu pantai.
Keterbatasan perbekalan / perlengkapan.
Lingkungan yang belum dikenal.
3. Aspek psykologis pada situasi Survival
Penyelesaian situasi survival, membutuhkan tingkat emosi dan kepercayaan sehingga dapat menyelesaikan problema mempertahankan hidup.
Menyadari akan kepentingan hidup, sehingga dapat mempetahankan hidup, maka perlu mengatasi beberapa problema dalam situasi survival.
4. Motivasi Survival
Problema mengenai lingkungan gunung, rimba, laut merupakan suatu pengetahuan, sehingga setiap problema yang timbul pada situasi survival dapat dihadapi dengan tenang serta sikap yang positif.
5. Faktor-faktor penting untuk tetap hidup
Adanya kemauan yang besar untuk tetap hidup.
Kondisi fisik dan alat alat yang dapat membantu.
Kondisi mental untuk mengatasi rasa takut, sunyi, tersesat atau rasa jenuh.
Pengetahuan dan pengalaman.
6. Tekanan-tekanan yang timbul pada situasi Survival
6.1. Stress mental dan fisik (panik dan kelelahan / kurang tidur)
6.2. Ketakutan :
Untuk mengatasi rasa takut, maka perlu belajar mengatasi rasa takut terhadap alam, Misalnya :
Membuat perlindungan terhadap teriknya matahari atau hujan.
Menampung air hujan
Mencari sesuatu untuk dimakan, dll.
6.3. Sunyi :
Perasaan ini timbul karena adanya kesempatan melamun, memberikan kesempatan pada pikiran untuk berhayal yang akhirnya menimbulkan pikiran-pikiran jahat. Cara mengatasi perasaan ini dengan cara melakukan kegiatan, humor sendiri, dan usahakan untuk gembira sekalipun ini berat untuk dilaksanakan.
6.4. Rasa tersesat :
Buatlah catatan, hari, tanggal, minggu, yang telah berlalu ingatlah perjalanan anda tiap hari berapa jauh, kemana anda bergerak.
6.5. Rasa jemu :
Waktu yang terluang adalah musuh yang sangat kuat dan berbahaya bagi mental setiap orang yang terpisah dari orang-orang lain.
6.6. Rasa haus, ini ditimbulkan karena rasa takut.
6.7. Rasa lapar, disebabkan oleh rasa takut dan rasa haus yang dapat menimbulkan efek kurang gizi.
6.8. Rasa panas dan dingin karena cuaca.
6.9. Rasa bosan (masa bodoh depresi-frustasi)
6.10. Rasa terisolasi ( sunyi dan terkurung sendiri )
6.11. Kelainan tingkah laku (tergantung situasi dan kondisi survival)
6.12. Penyusunan situasi survival membutuhkan tingkat kekuatan emosi dan spririt yang tinggi, kepercayaan terhadap agama sangat berpengaruh dalam memperbesar kekuatan emosi dan spirit untuk tetap hidup, dimana :
Setiap orang mempunyai kewajiban moral dan etik untuk mengatasinya.
Kekuatan untuk mengatasi rasa takut dan keraguan, harus datang dari diri sendiri.
Kepercayaan kepada diri sendiri akan memperbesar kemauan hidup.
Kepercayaan kepada Tuhan YME / Agama merupakan sumber kekuatan pribadi dalam mengatasi tekanan yang timbul pada situasi survival.
7. Permasalahan yang dihadapi saat melaksanakan survival
8.1. Keadaan Alam :
Cuaca : Dingin, angin, hujan, basah, kering,
panas dll.
Medan : Tebing, Lembah, Hutan, Sungai,
Gunung, rawa dll.
7.2. Masalah diri sendiri : fisik dan mental.
7.3. Masalah mahluk hidup lainnya :
Musuh / manusia (apabila dalam keadaan perang).
Binatang ataupun tumbuhan.
8. Kondisi medan survival
8.1. Bentuk Medan :
8.1.1. Untuk mengetahui tinggi rendahnya medan, dikenal dengan:
Medan mendatar
Medan tidak datar.
8.1.2. Untuk mengetahui adanya rintangan-rintangan yang dapat mempengaruhi lintasan perjalanan dikenal dengan :
Medan terpotong
Medan tidak terpotong
8.1.3. Untuk mengetahui adanya pandangan medan dikenal dengan :
Medan tertutup
Medan terbuka
8.1.4. Dalam kenyataannya di lapangan, bentuk medan yang sempurna seperti tersebut di atas jarang dijumpai, kebanyakan merupakan gabungan dari bentuk tersebut.
8.2. Jenis Medan :
8.2.1. Hutan Pantai (0-50 m dpl) terdiri dari :
Hutan payau (bakau / Mangrove)
Hutan pantai yang tidak tergenang air
Hutan rawa
Hutan gambut
8.2.2. Hutan dataran rendah (50-500 m dpl) terdiri dari :
Hutan rimba
Hutan belukar
Hutan musim (monsoon)
Hutan rumput (savanna)
8.2.3. Hutan pegunungan ( di atas 500 m dpl ) terdiri dari :
Hutan hujan pegunungan
Hutan lumut
Hutan kerdir
Padang rumput.
BAB II
TINDAKAN DALAM SITUASI SURVIVAL, CARA MENDAPATKAN AIR DAN MAKANAN, CARA MEMBUAT API DAN PELAKSANAAN SURVIVAL HUTAN
Kompetensi Dasar
Memahami tindakan dalam situasi survival, cara mendapatkan air dan makanan, cara membuat api dan pelaksanaan survival hutan
Indikator Hasil Belajar
1. Menjelaskan tindakan-tindakan dalam situasi Survival
2. Menerangkan cara mendapatkan Air
3. Menerangkan cara mendapatkan Makanan
4. Memaparkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mencari air.
5. Cara Membuat Api
6. Menerapkan cara Tetap tinggal ditempat.
7. Menjelaskan cara mencari jalan keluar / meloloskan diri
1. Tindakan-tindakan dalam situasi Survival
S : SIZE UP THE SITUATION
Sadarilah kondisi survival ini, bagaimana kondisi teman-teman maupun diri sendiri, apakah ada yang cedera ? berapa persediaan makanan yang tersedia, dan dalam lingkungan seperti apakah kita berada.
U : UNDUE HASTE MAKES WASTE
Tindakan yang terburu-buru cendrung akan menghasilkan kesia-siaan. Berpikir dan bertindaklah dengan bijaksana, setiap langkah / keputusan yang diambil harus tepat.
R : REMEMBER WHERE YOU ARE
Pengenalan akan lingkungan / daerah sekitar memberikan pengaruh terhadap rasa aman. Apapun yang kita putuskan untuk diam atau mencari bantuan, pengenalan medan merupakan hal yang esensial.
V : VANQUISH FEAR AND PANIC
Kuasailah rasa takut dan panik. Merasa takut adalah hal yang normal dan perlu, takut merupakan reaksi tubuh yang normal dan berfungsi untuk menyiapkan tubuh dalam menghadapi kondisi. Namun rasa takut harus dikuasai dan dikontrol, sebab rasa takut akan meningkat menajdi rasa panik. Panik akan mengakibatkan seseorang akan terburu-buru dan membuang banyak energi.
I : IMPROVICE
Ubahlah cara pandang terhadap apa yang ada, inilah cara terpenting dalam improvisasi. Sebuah balok tidaklah sekedar sebuah balok tetapi bisa menjadi bahan untuk membuat bivak,kayu bakar dll.
V : VALUE LIVING
Hargailah hidup, bagaimana siakp kita terhadap hidup akan mempengaruhi kemampuan untuk dapat bertahan.
A : ACT LIKE THE NATIVES
Belajarlah dari penduduk setempat, mereka lebih menguasai dan mengetahui medan.
L : LEARN BASIC SKILL
Belajar dan latihlah tehnik-tehnik dasar.
Dari kata-kata kunci diatas dapat disimpulkan bahwa ” Survival lebih merupakan sikap mental daripada penguasaan pengetahuan ”. Meskipun demikian hal ini tidak berarti bahwa pengetahuan harus diabaikan.
Secara primitif survival memerlukan makan, minum, tempat berlindung dan aman adapun untuk mengatasi tekanan / stress yang timbul antara lain dengan :
8.1. Tenang
Bersikap tenang, jangan panik, atasi semau emosi yang timbul karena diri terancam, lalu berpikirlah apa yang dapat diperbuat.
Pilihlah mana yang akan didahulukan, antara mencari tempat untuk berlindung, air, atau makan.
8.2. Mencari tempat pelindung
Manfaatkanlah tempat apa saja yang dapat dipakai dengan aman untuk berlindung seperti gua, pohon, atau bahan yang kita bawa. Bentuk tempat berlindung dapat bermacam-macam tergantung dari memilih medan yang akan ditempati ataupun ketrampilan yang kita miliki.
8.2.1. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mencari / membangun tempat berlindung (Shelter / Bivouauc) :
Daerahnya harus tinggi
Daerahnya terlindung
Cukup luas untuk menampung
Mempunyai rintangan
Mempunyai jalan jalan khusus / keluar masuk
Mempunyai daerah cadangan
Diatas tanah yang padat dan tidak belumpur
Usahakan dekat dengan sumber air.
8.2.2. Hal-hal atau larangan untuk mencari tempat untuk berlindung :
Daerahnya terbuka
Jangan di daerah lintasan binatang
Usahankan menghindari hembusan angin, terutama di daerah tikungan.
Jangan bervivak di sungai kering
Perhatikan keadaan medan, seperti tanah longsor
Jangan dekat pohon lapuk / tua dll.
8.3. Membuat Bivouac / pertahanan
Buatlah Berbivak melingkar sebagai pertahanan agar bisa mengawasi kesegala arah jurusan dengan menggunakan peralatan seadanya misalnya ponco dan bahan-bahan yang ada di sekitar.
Buat jalan keluar masuk dan rintangan.
Buat tempat untuk pos depan / pos tinjau.
Adakan patroli rutin di sekitar bivak.
8.4. Mengendap
8.4.1. Mengendap dalam air
Menggunakan alat bantu cari tumbuhan di sekitar.
Contoh : Batang daun pepaya, Batang padi dan Batang bambu.
8.4.2. Mengendap dalam darat
Suatu daya upaya untuk menghindar dari pandangan / penglihatan ancaman dari binatang buas dan kondisi alam.
Dengan menggunakan semak-semak yang ada disekitarnya dari alam maupun buatan.
Contoh : Dengan daun-daunan dan ranting-ranting pohon.
8.4.3. Tehnik di atas pohon
Suatu tehnik ketahanan untuk menghindari dari pandangan ancaman dari binatang buas dan kondisi alam atau binatang diatas pohon yang rindang dengan badan diikat.
2. Cara mendapatkan Air.
2.1. Mencari air
Dalam mencari air perhatikan medan sekitar, demi keamanan medan tersebut di survei dulu, serta dalam mencari sumber air minum, minimal dilakukan oleh 2 orang (Body system) sesuai SOP.
2.2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mencari air adalah :
2.2.1. Warna
Jika air itu warnanya jernih/bening, dapat diminum (teristimewa kalau airnya mengalir).
Jika air sudah berbau tidak wajar/berwarna maka sumber air itu mengandung unsur logam berat, air ini tidak dapat diminum.
2.2.2. Temperatur
Jika di daerah gunung berapi (Vulcano) sumber air terasa panas maka jangan diminum karena kadar belerang tidak diketahui, tetapi kalau airnya dingin dapat diminum.
2.2.3. Tingkat kadar Garam/Asin
Jangan terlalu banyak minum air yang mengandung garam, mengingat akan sifat garam yang akan menarik keluar air/cairan sel tubuh (dehydrasi).
2.3. Manfaat air Minum
Dalam kegiatan hidup sehari-hari tubuh memerlukan minum 1 liter sehari, sebaliknya untuk menambah cairan dalam tubuh, minum 2 liter sehari.
Berdasarkan laporan / statistik yang ada, manusia masih dapat hidup tanpa air selama 3 hari (tergantung faktor cuaca).
Apabila persediaan air kita kurang dari 0,5 liter, jangan memakan jenis makanan yang berlemak / banyak memerlukan air atau menarik air. Sebaliknya minuman yang mengandung alkohol dihindarkan, karena sifat alkohol akan merangsang jalannya peredaran darah tubuh dan ini memerlukan energi lagi untuk mengolahnya sehingga tubuh menjadi aktif dan panas tubuh akan lebih cepat keluar. Rasa panas alkohol hanya terjadi pada bagian mulut sampai lambung dan tidak ke seluruh tubuh.
2.4. Sumber-sumber air
2.4.1. Di darat / Hutan
Air hujan.
Lobang-lobang air, perhatikan warnanya.
Menggali tanah ditempat-tempat pertigaan sungai dan dibawah batu bekas air terjun / tebing.
Sungai.
Dipokok bambu yang berlobang.
Rotan, bambu mudan dan palem, lumut, bunga kantong semar.
Embun.
Kactus yang berduri dan berbunga kemerah-merahan.
Pohon palma.
Pohon aren.
Pohon nipah.
2.4.2. Di pantai
Tidak selamanya dipantai airnya asin, pada batas-batas tertentu terdapat juga sumber air tawar :
Sampai jarak 100 m dari pantai, kalau digali banyak kemungkinan akan keluar air tawar.
Pada lembah-lembah pasir sepanjang pantai yang jaraknya sekitar 100 m, kalau digali akan keluar air tawar.
3. Cara mendapatkan makanan
3.1. Bila persediaan makanan habis maka untuk bertahan hidup di alam, tersedia bahan makanan. Untuk membayangkan jenis tumbuhan dan binatang yang dapat dimakan memang sulit, tetapi ada beberapa patokan/pedoman yang dapat kita ingat antara lain :
Membiasakan diri mengenal tumbuhan hidup yang dapat kita makan setiap kali anda diberitahu, ingat namanya dan dimana menemukannya.
Dapat mengikuti apa yang dimakan oleh burung dan binatang menyusui serta jenis rodentsia seperti tikus, marmut, musang, ular dll.
Menghindari tumbuhan-tumbuhan yang beracun, biasanya binatang dan seranggapun tidak akan mendekati tumbuhan tersebut / yang berbahaya ini.
3.2. Dengan adanya hal seperti itu maka kita dapat mencari / memilih tumbuhan yang dapat dimakan dengan berhati-hati seperti jenis : padi-padian, paku-pakuan, atau jenis umbi-umbian.
Kebanyakan jenis umbi-umbian dapat dimakan melalui proses memasak terlebih dahulu agar memudahkan proses pencernakan di dalam tubuh kita.
Selain itu juga ada jenis tumbuhan yang berbahaya atau beracun seperti pohon renghas / oak, yang berbahaya adalah getah dari pohon tersebut, dan akan mengakibatkan kelumpuhan. Untuk lebih memperdalam mengenai tumbuhan anda dapat belajar dalam materi Biologi dan Zoologi praktis.
Apabila kita mendapatkan makanan yang perlu dimasak perhatikan Standar Operational Prosedur (SOP) agar kedudukan kita tidak diketahui oleh ancaman dari binatang buas dan kondisi alam, sebaliknya kalau malam hari lebih baik ditutupi ponco atau menghindari cahaya yang ditimbulkan api.
4. Cara Membuat Api
4.1. Jika kehabisan korek api / gas serta bahan bakar, maka dapat dimanfaatkan :
Ranting / daun kering, serbuk batang kering yang dapat dimanfaatkan sebagai penyala api.
Sobekan kain kering atau bubuk mesiu.
4.2. Api dapat dibuat dengan cara :
Dengan bantuan sinar matahari, pakailah lensa cembung dimana titik api mengenai bahan penyala api. Lensa dapat berupa kaca pembesar, lensa kamera SLR, lenda teropong / teleskop.
Gesekan bambu dengan bambu (mirun di Baduy). Bambu penggosok harus lebih panjang dari pada bambu yang akan digosok, dimana yang dipakai bagian kulit luarnya saja. Gosokkan yang berkedudukan vertikal menjadi panas dan segera diletakkan bahan penyala api. Cara menggosokkan seperti menggergaji.
Busur dan Gurdi : Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu / tali kain, gurdikan kayu keras pada kayu yang lainnya hingga panas dan terlihat panas / asap lalu berikan bahan penyala dan api dapat menyala.
Dengan memanfatkan percikan dari gesekan dua buah Batu ( benda keras ).
4.3. Cara-cara mendapatkan api di atas, dalam pelaksanaannya membutuhkan kesabaran dan keuletan.
TIGA UNSUR PEMBUAT API
5. Dalam keadaan Survival akan tetap tinggal di tempat atau mencari jalan keluar.
Setelah mendapatkan tempat berlindung, makanan dan minuman maka ada dua alternatif yaitu :
5.1. Tetap tinggal ditempat, pertimbangan akan faktor-faktor :
Kondisi fisik survival, tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan.
Posisi sudah terlihat dari udara maupun dari darat oleh bantuan kawan.
Persediaan makan dan minum cukup.
Tidak terlihat adanya tanda-tanda yang membahayakan seperti gangguan binatang buas maupun ancaman dari kondisi alam.
Tidak ada jalan keluar untuk meloloskan diri dari kepungan ancaman dari binatang buas dan kondisi alam.
Mempunyai shelter / bivouac untuk bertahan.
5.2. Mencari jalan keluar / meloloskan diri
5.2.1. Jangan tergesa-gesa untuk mencari jalan kelaur, agar tidak banyak membuang energi keluar serta perhatikan keamanan, beberapa pedoman yang dapat digunakan antara lain :
Tentukan posisi anda misalkan melihat lumut tebal dibatang pohon menunjukkan ke arah timur.
Carilah tempat yang tinggi untuk orientasi medan dan membaca keadaan medan aman atau tidak aman.
Carilah jalan keluar yang mudah terlihat (dalam pengawasan)
Sebaiknya membawa perbekalan dan makanan yang dapat kita dapatkan dari tempat pertama kali menetap karena kemungkinan kita lelah dan harus menetap lagi.
Perhitungkanlah akan tipuan medan (halusinasi) ataupun jebakan ancaman dari binatang buas dan kondisi alam.
Sebaiknya berjalan pada siang hari, karena selain baik untuk orientasi medan juga untuk menghindari binatang buas.
Untuk pegunungan, sebaiknya memilih lintasan melalui punggung gunung.
Kalau mengikuti aliran sungai, sebaiknya dilaksanakan pada siang hari dengan mengambil jarak tertentu sehingga bisa terhindar dari air terjun / jeram
5.2.2. Apabila dalam keadaan tersesat ingat pedoman :
Behenti dan duduklah, beristirahat dan jangan panik.
Gunakan akal, sadarlah akan bahaya yang akan dihadapi.
Amati medan sekitar dan tentukan arah.
Buatlah rencana dan pikirkan konsekwensinya, bila sudah memutuskan apa yang harus dilakukan.
Prioritas untuk menentukan tindakan dalam survival adalah penting karena bila salah menentukan prioritas dapat mengakibatkan/beresiko kematian.
SATUAN ACARA PELATIHAN
Judul poko bahasan : SURVIVAL
Jam Pelajaran : 8 unit
Tujuan Instruksional Umum : Peserta mampu menjelaskan dan trampil
meperagakan cara bertahan hidup dalam situasi darurat / survival
Tujuan Instruksional Khusus : Peserta dapat menjelaskan hakekat survival
: Peserta dapat menjelaskan survival kit
: Peserta menjelaskan tempat berlindung
: Peserta dapat menjelaskan macam air yg dapat
diminum
: Peserta dapat mendemontrasikan cara membuat
api dan berlindung
5. Kegiatan :
TAHAP GIAT PENGAJAR GIAT PESERTA ALAT / MEDIA
PENDAHULUAN - Menjelaskan urgensi latihan
- Menjelaskan manfaat latihan terhadap pelaksanaan tugas
- Menjelaskan materi yang akan dibahas - Mendengarkan
- Mencatat
- Bertanya - Sepidol
- Papan tulis
PENYAJIAN Menjelaskan hakekat survival
Menjelaskan survival kit
Menjelaskan temapat dan cara berlindung
Menjelaskan macam air yang dapat diminum
Menjelaskan dan mendemontrasikan cara buat api
Bertanya Melihat
Memperagakan
Diskusi
Bertanya
Menjawab Sepidol
Papan tulis
Survival kit
Perlengkapan buat api
PENUTUP Memotivasi
Umpan balikTindak lanjut
Evaluasi Mendengarkan
Mencatat
Menjawab / memeragakan Sepidol
Papan tulis
Survival kit
6. Evaluasi : Quisioner, Observasi, Performance tes
7. Metode : Ceramah, Driil, Simulasi, Praktek
8. Referensi : UU No. 2 Th 2002 tentang Kepolisian RI
: Keputusan Presiden No.11 Th. 1972 tentang
Struktur Organisasi dan Kejadian yang
memerlukan bantuan S.A.R.
: Keputusan Presiden No.14 jo No.4/1979 temtang
BASARNAS sebagai pelaksana dasar.
SURVIVAL
Survival yaitu keadaan kondisi tidak menentu yang dihadapi oleh seorang atau sekelompok orang pada suatu tempat di daerah terasing dan terisolir dimana dalam menghadapi keadaan kondisi tidak menentu ini dituntut harus Survival atau mampu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sedangkan orang atau kolompok orang yang sedang menghadapi keadaan tidak menentu ini tidak bisa diduga sebelumnya. Bisa terjadi dalam waktu relative singkat, satu sampai dua hari atau tiga hari, mungkin berminggu-minggu bahkan bisa sampai berbulan-bulan.
Keadaan tidak menentu ( Survival ) ini bisa terjadi pada setiap pencinta alam dan pendaki gunung atau siapa saja yang sedang melakukan perjalanan petualangan ataupun penjelajahan dialam bebas. Sehingga pengetahuan Survival merupakan bagian dari pengetahuan dasar tehnik hidup di alam bebas yang harus di pahami dan di kuasai oleh setiap pecinta alam dan pendaki gunung.
Dengan memahami dan menguasai pengetahuan Survival paling tidak telah mempunyai suatu gambaran, tindakan apa yang harus dilakukan apabila pada suatu saat di hadapkan pada kondisi tidak menentu ini.
Berhasil atau tidaknya keluar dari keadaan tidak menentu ini, semuanya tergantung kepada diri sendiri dalam menghadapinya. Salah satu keberhasilan untuk menghadapi situasi ini yaitu bagaimana menanamkan atau menumbuhkan dalam diri semangat * HARUS HIDUP * Dimana semangat harus hidup ini bisa dijadikan sebagai pedoman atau kunci pada saat menghadapi keadaan SURVIVAL dan dapat diartikan sebagai berikut :
H : Hadapilah setiap situasi atau kondisi, apakah itu berupa
rintangan, kesulitan dengan tenang, bijaksana dan riang gembira.
A : Akal sehat adalah senjata paling ampuh dalam setiap menghadapi keadaan
kondisi tidak menentu.
R : Rasa takut, resah, panik, segera diatasi dengan jalan menggiatkan diri
untuk menghindar dari pikiran yang tidak-tidak.
U : Utamakan kesehatan dan keselamatan diri kita.
S : Semangat dan tekad untuk tetap hidup kobarkan dalam diri kita.
H : Hindari atau jauhi tempat-tempat berbahaya yang mungkin mengancam
keselamatan diri kita.
I : Istirahatlah dengan santai bila merasa lelah, bingung, kecewa
guna menenangkan pikiran sambil mengingat kembali apa yang telah
dilakukan atau yang akan dilakukan.
D : Derita yang berkepanjangan harus segera diakhiri dan kita segera bisa
kembali ke rumah dengan selamat.
U : Upayakan mencari jalan keluar secepat mungkin untuk membebaskan diri
dari keadaan kondisi tidak menentu ini.
P : Praktekkan dan latih kembali pengetahuan dan keterampilan Jungle
Survival yang pernah kita dapat.
Pengaruh yang.....
Pengaruh yang timbul pada umumnya dengan sendirinya dan berkaitan dengan keadaan situasi yang dihadapi oleh yang bersangkutan pada saat survival, seperti :
a. : Pengaruh psikologis yang disebabkan karena perasaan, terasing, kesepian,
takut, cemas, bosan, tertekan, panik dan putus asa.
b. : Pengaruh fisiologi yang disebabkan karena kelelahan, lapar, haus, sakit,
luka dan kurang tidur.
c. : Pengaruh lingkungan yang disebabkan karena beratnya medan, hutan
lebat, panas, dingin, hujan dan angin.
A. SURVIVAL INDIVIDU
Berada pada keadaan Survival seorang diri selain menghadapi masalah teknis juga akan menghadapi masalah kejiwaan yang kadang-kadang lebih berat dari masalah teknisnya sendiri. Kesepian dan bosan adalah suatu keadaan yang tidak akan datang secara tiba-tiba, sangat lain dengan rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan akan datang secara perlahan dan tidak terduga, biasanya akan timbul pada saat semua pekerjaan teknis survival telah dikerjakan dan kebutuhan untuk survival sudah didapatkan seperti air, makanan dan tempat berlindung.
Secara psikologi mencegah kesepian dan kebosanan sama seperti menanggulangi rasa takut dan panik. Jaga pikiran kita dengan kesibukan kerja dan pekerjaan yang bisa menyenangkan diri agar memungkinkan pertolongan datang, terus siapkan diri dan kebutuhan untuk kemungkinan waktu survival yang panjang.
Pada saat survival seorang diri, selalu bekerja untuk hal yang perlu dikerjakan dan akan bisa menghindari rasa sepi dan bosan.
B. SURVIVAL KELOMPOK
Berkelompok pada saat survival lebih baik dari pada survival perorangan, karena pada survival perorangan seluruh bahaya dan resiko akan di hadapi sendiri. Dengan berkelompok akan tersedia banyak tangan untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman berkomunikasi, yang mana komunikasi adalah salah satu faktor penting untuk mengatasi rasa sepi dan tertekan oleh rasa kesendirian.
Untuk menjaga kebersamaan tetap terkontrol pada saat survival kelompok seluruh anggota harus segera memilih seorang pemimpin dan setiap anggota harus selalu didalam kelompok.
Apabila seorang pemimpin sudah di tunjuk segeralah lakukan tindakan sebagai berikut :
Susun rencana kegiatan.
Pada saat menyusun rencana libatkan seluruh anggota, dengan melibatkan seluruh anggota tanggung jawab dan keselamatan menjadi milik bersama.
Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota.
Dengan pembagian tugas pekerjaan akan cepat di selesaikan dan membina rasa kebersamaan.
Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan didalam kelompok.
C. SURVIVAL KIT....
C. SURVIVAL KIT
Survival kit adalah satu set peralatan atau satu kotak/tas peralatan survival yang umumnya dapat digunakan untuk semua jenis daerah seperti gunung, hutan, padang pasir, pantai serta laut. Survival kit biasanya digunakan para penerbang pesawat militer.
Untuk seorang penjelajah ataupun petualang survival kit adalah salah satu perlengkapan dasar yang harus dimiliki. Survival kit dapat dibuat sendiri sesuai dengan tujuan perjalanan dan kebutuhan pribadi dengan cara :
Carilah sebuah kaleng yang bertutup dan tidak bocor, ukuran cukup kecil tetapi dapat memuat alat yang diperlukan. Gosoklah bagian dalam kaleng sampai mengkilat sehingga dapat digunakan sebagai cermin. Untuk membuat lebih kedap air berilah paking pada tutupnya dan balutlah dengan selotip setelah ditutup.
Pada saat mengisi kotak survival usahakan tidak ada ruang kosong yang akan memungkinkan peralatan didalam kotak bergerak yang mengakibatkan kerusakan alat.Untuk menghindari ini isilah bagian kosong dikotak dengan kapas atau sobekan kain yang nantinya juga kapas dan sobekan kain dapat digunakan sebagai bahan penyala api.
Isi survival kit dan kegunaannya
1. KOREK API
Korek api yang kedap air dapat dicari tetapi harganya mahal. Kita dapat membuat kedap air dengan cara memasukkan batang korek dan penyala kedalam sebuah tabung plastic bekas film, atau kita teteskan lilin keatas kepala batang korek api sehingga terselaput seluruh kepala batang korek tersebut, dan untuk memakainya kita buang lilinnya terlebih dahulu baru digoreskan kepenyala.
2. LILIN
Sangat baik untuk memulai menghidupkan api dan juga untuk penerangan. Apabila terbuat dari lemak maka dapat dimakan atau untuk menggoreng ( harus yakin terbuat dari lemak ). Lilin dari bahan lain atau paraffin wax tidak dapat dimakan.
3. BATU API/GERETAN
Batu api dapat bekerja didalam keadaan basah dan dapat tahan lama sekali. Bawalah batu api sekalian dengan gergaji penggoresnya.
4. SURYAKANTA/KACA PEMBESAR
Dapat menimbulakan panas dan api dengan sinar matahari langsung, juga dapat dipakai untuk melihat dan mendeteksi duri dalam jaringan.
5. JARUM DAN BENANG
Beberapa jarum dimana satu diantaranya mempunyai lubang benang yang besar, sehingga dapat memakai urat daging sebagai benang apabila diperlukan.
KAIL DAN SENAR……
6. KAIL DAN SENAR
Pilihlah beberapa kail yang berbeda ukuran dan letakkan didalam kotak atau bungkus. Kail yang kecil akan dapat menangkap ikan kecil dan besar, sedangkan kail yang besar hanya dapat menangkap ikan besar saja serta tali pancing untuk menjerat.
7. KOMPAS
Sebuah kompas yang cukup baik tapi sederhana dan pastikan diri kita bahwa kita dapat memakai kompas dengan baik. Kompas dengan cairan didalamnya adalah yang terbaik, pastikan tidak bocor dan juga tidak ada gelembung udara didalamnya.
8. SENTER KECIL (BETA LIGHT )
Sebuah lampu kristal, sering dipakai untuk gantungan kunci mobil/rumah. Lampu ini dapat dipakai untuk membaca peta, memasang umpan pada waktu memancing dimalam hari.
9. KAWAT JERAT
Kawat kuningan sepanjang 60-90 Cm, dapat dipakai dan sangat banyak kegunaannya, antara lain untuk jerat, memasak, dll.
10. KAWAT GERGAJI
Biasanya diujungnya diberi bundaran untuk pegangan yang besar, ini sangat banyak memakai ruangan sebaiknya dibuang saja ruangan tersebut, karena dapat diganti dengan sepotong kayu apabila dipakai. Untuk mencegah berkaratnya gergaji ini sebaiknya disimpan dalam tempat dari plastic dan diberi minyak gemuk sebelumnya. Gergaji ini dapat dipakai untuk memotong kayu yang sangat besar.
11. OBAT – OBATAN
Obat yang kita bawa adalah yang sering diperlukan didalam perjalanan dan juga obat-obatan yang pribadi diperlukan tentunya.
Analgetik
Obat penahan sakit seperti ; sakit kepala, sakit gigi, sakit otot. Terkilir dan lain-lain.
Dosis : 1 tablet setiap 6 jam.
Contoh Ponstan, Antalgin, Metaneuron, naspro, Aspirin dan lain – lain.
Anti mencret
Sebagai obat penghenti mencret – mencret, tetapi tidak menghilangkan sebab penyakitnya.
Dosis : 2 tablet sekaligus apabila masih tetap mencret setelah 1 jam dapat diberi 1 tablet lagi. Max 3 tab/hari.
Contoh : Motilex, Lodya.
Anti Histamin
Untuk mengatasi problem alergi, gatal-gatal, gigitan serangga, tidak dapat tidur. Tetapi efek tidur disini sangat ringan sehingga tidak efektif bagi orang yang sering memakai obat tidur.
Dosis : 3 x 1 tablet/hari.
Contoh : CTM, Benadryl tab/inj, insidal.
Kalium Permanganat.
Biasanya dikenal dengan nama PK, dijual dengan berat 1 gram, 5 gram dll.
Dosis….
Dosis : 1 gram untuk 1 liter air, dijadikan larutan ungu untuk membuat steril, apabila warna lebih ungu dapat dipakai sebagai antiseptic, sedangkan warna ungu pekat dapat dipakai untuk membasmi jamur.
Anti malaria
Hanya apabila kita memasuki daerah malaria, dimulai dua minggu sebelum memasuki daerah malaria dan dua minggu setelah keluar dari daerah endemis malaria.
Anti Biotik.
Untuk mengobati infeksi yang telah ada nanahnya ataupun untuk pengobatan yang memerlukan antibiotik lainnya.
Dosis : 4 x 500 mg/hari (Ampicilin ) selama 4 hari.
PISAU BEDAH…….
PISAU BEDAH
Sebaiknya dua bilah pisau bedah dengan ukuran yang berbeda. Untuk gagang dapat kita buat dari sepotong kayu apabila diperlukan.
PLESTER KUPU-KUPU
Dibuat dari plester yang dipotong mirip bentuk kupu-kupu, dipakai untuk mendekatkan dan merapatkan pinggir luka yang perlu dijahit.
PLESTER
Beberapa buah plester dengan ukuran yang berbeda, sebaiknya yang kedap air. Untuk menutup luka yang kecil dan menjaga agar tetap bersih. Plester ini dapat juga dipotong untuk menutup luka kecil ataupun dibuat plester kupu-kupu.
KONDOM
Dapat dibuat sebagai tempat air yang baik dimana dapat menampung air sebanyak 1 liter.
D. TEMPAT BERLINDUNG
Kondisi survival adalah kondisi yang tidak menentu, kondisi dimana harus selalu siap pada segala kemungkinan dengan fasilitas dan saran sederhana yang ada disekitarnya. Membuat tempat berlindung untuk mangatasi cuaca seperti hujan, panas dan angin ataupun mengatasi lingkungan alam sekitarnya seperti binatang buas, aliran air pada saat hujan, dan lintasan binatang, adalah suatu tindakan yang bijaksana, karena dengan melindungi tubuh dari gangguan tersebut kesempatan keluar dengan selamat akan semakin besar. Membuat tempat berlindung harus disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi disekitarnya.
Buatlah tempat berlindung yang nyaman dan selalu terjaga kehangatannya agar terhindar dari dingin dan hilangnya panas tubuh ( Hypothermia ) yang bisa mengakibatkan kematian.
Untuk berapa lama
Dengan merencanakan akan berapa lama berlindung disuatu tempat, penghematan tenaga dan kesadaran emosi akan selalu terjaga.
Sendiri atau berkelompok
Pada saat berkelompok pembagian tugas kerja saat pembuatan tempat berlindung adalah cara yang tepat untuk penghematan tenaga dan menyadari situasi untuk selalu bekerjasama dan saling Bantu membantu.
Buatlah tempat berlindung yang luasnya sesuai dengan kebutuhan kelompok.
Memilih tempat
Untuk menjaga kenyamanan dan tetap hangatnya tepat berlindung serta menghindari cepatnya penurunan daya tahan tubuh perhatikan hal sbb :
a. Dirikan pada tempat yang terlindung dari terpaan angin
b. Dirikan tempat berlindung pada tempat rata dan kering, untuk daerah yang berhumus tebal, tanah berlumut dan ber rawa-rawa .
Tidak mendirikan tempat berlindung di daerah yang mungkin dialiri air pada saat hujan.Tidak mendirikan tempat berlindung didasar lembah dan lereng pegunungan.
c. Dirikan tempat berlindung dibawah kerindangan pohon yang kokoh tetapi masih dapat di tembus sinar matahari.
d. Pada situasi tempat berlindung yang tidak berpindah-pindah ( permanent ) usahakan mendirikannya mendekati sumber air. Tidak mendirikan tempat berlindung pada jalur lintasan binatang.
Pembuatan tempat…..
Pembuatan tempat berlindung.
Tempat berlindung pada saat survival dapat dibuat dengan bahan dan peralatan yang ada atau yang dibawa, juga dengan bahan disekitarnya yang disediakan oleh alam dan ingat pisau atau golok tebas yang ada akan sangat membantu pekerjaan ini, maka rawat dan jagalah selalu pisau itu.
Peralatan yang dibawa yang dapat digunakan sebagai tempat berlindung adalah :
Ransel
Ransel dapat kita gunakan sebagai alat berlindung dari tiupan angin dan dinginnya udara. Jika disekitar sukar diperoleh sesuatu dari alam yang bisa cepat untuk digunakan membuat tempat berlindung sementara cuaca cepat memburuk serta tenaga sudah menurun, gunakanlah ransel untuk berberlindung. Untuk mengurangi tiupan angin berlindunglah dibalik batu besar sambil bersandar dan alasilah tempat duduk dengan dedaunan yang bisa mencegah penghantar dingin tanah.
Ponco atau fly sheer.
Dengan bahan ini dapat dibuat tempat berlindung dengan bermacam bentuk yang sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Bahan yang tersedia disekitar kita.( bahan dari alam )
C. Gau atau cekungan lereng
E. AIR
Air adalah bagian kehidupan yang tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan manusia sehari-hari. Dengan hanya meminum air sebanyak empat sampai lima liter sehari manusia dapat bertahan hidup dua sampai tiga minggu, sedangkan tanpa air manusia akan sulit untuk bertahan hidup.
Tubuh manusia mengandung air sebanyak 75 %, yang berperan untuk mempertahankan suhu tubuh tetap normal. Untuk mempertahankan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat sampah dalam tubuh. Kehilangan air dari tubuh harus segera diganti atau akan menderita gangguan kesehatan dan juga kemampuan bergerak akan menurun sekali.
Pada saat survival di hutan tropis seperti di Indonesia, mendapatkan air untuk keperluan minum saja bukanlah sesuatu yang sulit dilakukan. Jangan meminum air dari rawa laut atau rawa air tawar terutama bila air tersebut berwarna kehitaman atau kehijauan dan berbau busuk.
Dalam kondisi survival jangan menunggu kehabisan persediaan air, baru memulai mencari. Hematlah air yang ada dan segera mencari sumber air terdekat pada daerah yang kita lalui sewaktu berjalan mencari arah keluar.
Seorang akan kehilangan air sebanyak 2 sampai 3 liter setiap hari, bahkan bila beristirahat ditempat teduh tetap akan kehilangan air kurang lebih 1 liter air. Kesemua ini perlu penggantian air sehingga tidak menimbulakn kerusakan pada tubuh akibat kekurangan air.
Sumber air….
Sumber air yang dapat langsung diminum dan cara mendapatkannya :
Hujan
Meskipun hujan asam yang dibuat oleh negara-negara industri, yang dapat membuat pencemaran ditanah, air hujan dapat diminum dimana-mana, hanya diperlukan cara mengumpulkannya.Usahakan membuat penampungan sebesar yang dapat kita buat. Menggali lubang dan dipulas dengan tanah liat dapat menampung air dengan baik, tetapi harus ditutup atasnya. Setelah mendapat air dari penampungan maka kita harus memasaknya hingga mendidih.
Dari tumbuhan
Selubungkan sebuah ranting dan daunnya dengan sebuah kantung plastic yang ujungnya diikat. Penguapan dari daun akan menyebabkan timbul pengembunan pada plastik bagian dalam. Caranya : Pilih bagian daun yang sehat dan banyak daunnya. Pada pohon pertahankan ujung kantung plastik pada bagian atas dan sebuah sudut tergantung kebawah untuk mengumpulkan air.
Embun
Pada daerah yang mempunyai iklim sangat ekstrim dimana sangat panas pada siang hari dan sangat dingin pada malam hari, kita dapat menampung embun sangat banyak, apabila pengembunan ini terjadi pada permukaan besi sebaiknya embun diambil dengan busa atau kain dengan cara menyapu embun diatas besi tersebut. Kita dapat memakai kain bersih yang di rendam didalam air untuk mengambil keluar air tersebut. Untuk mengumpulkan embun dari daun yang terdapat disemak belukar, kita mengikat baju/kain bersih sekeliling kaki dan lutut kita kemudian di bawa berjalan menembus belukar tersebut. Secara tidak langsung kain bersih menampung air. INGAT ‼ apabila anda ingin minum air, ambilah sedikit demi sedikit jangan terlalu banyak agar tidak terjadinya muntah.
Tanaman rambat di hutan atau rotan
Potonglah dengan pisau setinggi mungkin yang dapat di jangkau kemudian potong juga bagian bawahnya yang dekat dengan tanah.
Air yang menetes dari tumbuhan tersebut dapat di tampung langsung diteteskan kemulut.
5. Air yang tertampung pada daun-daun lebar, biasanya setelah hujan ataupun embun di pagi hari, pada ruas bambu dan pada bunga kantung semar. Untuk air dari bunga kantung semar sebaiknya ditampung dan di masak dulu karena sering terdapat serangga yang sudah mati.
Sumber air yang harus dimasak dulu.
Air tergenang.
Air sungai besar.
Air yang didapat dari menggali pasir pada dasar sungai kering ataupun daerah aliran sungainya.
Tanda dari hewan…..
Tanda dari hewan ke sumber air.
Hewan bertulang belakang.
Sebagian hewan bertulang belakang memerlukan air secara tetap. Hewan memamah biak biasanya hidup didekat air, dan akan selalu berusaha berada disekitar sumber air. Jejak hewan ini akan sangat jelas menuju kelembah kearah sumber air.
Burung
Pemakan buah seperti burung merpati dll, tidak akan jauh dari sumber air, binatang ini minum pada pagi dan sore hari. Apabila burung ini terbang langsung dan rendah maka itu tanda binatang menuju air, setelah minum burung tersebut akan terbang dari pohon ke pohon dan sering beristirahat.
Burung air dapat terbang jauh tanpa memerlukan air sehingga tidak dapat digunakan sebagai penolong pencari sumber air.
Burung pemakan daging mengambil air dari darah mangsanya sehingga lintasan terbangnya tidak dapat digunakan sebagai patokan lokasi sumber air.
Hewan melata
Tidak dapat menjadi tanda dekat air karena hewan ini mengumpulkan embun dan uap lembab dari mangsa yang ditangkapnya.
Serangga
Sebagai tanda yang baik terutama lebah, mereka bisa terbang sekitar 6,5 km dari sarang tetapi tidak mempunyai jadwal tetap mencari air.
Semut sangat memerlukan air, sekumpulan semut berbaris menuju pucuk pohon untuk mengambil air yang terperangkap disana, seringkali penampungan air ini satu-satunya didaerah yang kering.
Beberapa jenis lalat berdiam sejarak 90 meter dari sumber air.
Menahan air di dalam tubuh :
1. Hindari pergerakan, istirahatlah.
2. Jangan merokok.
3. Bertahan ditempat yang sejuk, berteduhlah. Jika tidak ada buatlah atap tempat berlindung.
4. Jangan berbaring ditempat yang panas atau dipermukaan tanah yang dipanaskan.
5. Makanlah sedikit mungkin, karena untuk pencernaan makanan, kita memerlukan air yang akan diambil dari tubuh kita apabila kita kurang minum.
6. Jangan minum alkohol/mengandung alkohol.
7. Jangan berbicara.
8. Bernapas melalui hidung, jangan dengan mulut.
API
Pada waktu akan menyalakan api harus diingat akan segi tiga api, yaitu tiga unsur dimana api dapat menyala, unsur tersebut adalah : UDARA, PANAS dan BAHAN BAKAR. Pada saat menyalakan api dan membuat api unggun pastikan selalu bahwa lokasi api unggun tersebut tidak berdekatan dengan ranting dan daun kering atau benda lain yang mudah terbakar.
Pada daerah yang lembab dan basah, sebelum menyalakan api, kumpulkan dulu ranting-ranting kecil yang kering sebagai penyala awal yang mudah terbakar, apabila ranting kering ini sulit didapat buatlah serpihan kayu dengan mengiris setipis mungkin kayu yang ada.
Selain untuk memasak.....
Selain untuk memasak, api pada malam hari adalah penghangat tubuh. Menjaga serta memelihara api unggun saat malam hari dalam keadaan survival akan sangat membantu menjaga emosi dan kesadaran.
Untuk menyalakan api banyak cara yang dapat dilakukan selain menggunakan korek api, tetapi ingat pada saat menyalakannya diperlukan ketekunan dan kesabaran.
Cara yang dapat di lakukan :
Dengan lensa.
Dapat digunakan lensa kamera atau lensa teropong.
Jatuhkan titik api ( sinar matahari ) yang sudah melalui lensa pada bahan yang mudah terbakar, yang paling baik dan mudah terbakar adalah kawul, sejenis serat halus yang ada pada ketiak pelepah aren atau kelapa.
Gesekan bambu dengan bambu ( Kayu kering )
Gesekanlah dua bilah bambu/kayu kering dan keras sehingga panas dan mengeluarkan asap, simpanlah didekat sumber panas bahan penyala dan gosok kembali bambu tersebut hingga bahan penyala terbakar.
Cara menggesek bambu ini harus tidak terputus-putus dengan tempo gesekan yang cepat ( gerakan seperti menggergaji) sampai penyala terbakar.
Pisau dengan batu
Bila pisau baja dibenturkan dengan batu ( jenis batu yang keras ) hal ini akan mengeluarkan bunga api yang dapat digunakan sebagai pembakar penyala, tetapi bila bahan penyala tidak kering sekali bahan penyala tidak akan cepat terbakar.
Tindakan membuat api dengan cara ini akan efektif bila menggunakan bahan penyalanya mesiu atau cairan yang mudah terbakar.
Busur dan gurdi
Buatlah busur dan gurdi yang kuat dengan menggunakan tali atau kawat halus, deangan busur itu gurdikan sebelah kayu keras pada kayu yang lain, sehingga panas dan mengeluarkan asap dan segeralah taburkan / letakan bahan penyala agar terbakar.
Thursday, 6 January 2011
SURVIVAL
20:50
Unknown
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment