GERAKAN PRAMUKA SAKA BHAYANGKARA

SELAMAT DATANG DI BLOG SAKA BHAYANGKARA POLSEK DARMARAJA
KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA DARMARAJA


Thursday, 6 January 2011

SURVIVAL

MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN



SURVIVAL


1. Pengantar
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil didik perlu adanya suatu bekal kemampuan yang professional melalui jalur pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan merupakan suatu jalan atau langkah positif untuk membentuk anggota Polri yang professional sehingga nantinya mampu mengatasi masalah-masalah atau kendala-kendala yang akan dihadapi di lapangan. kendala-kendala yang sering dihadapi di lapangan antara lain adalah adanya suatu situasi perjuangan untuk mempertahankan hidup karena faktor kendala lapangan, cuaca, dan iklim sehingga hal tersebut merupakan suatu ancaman yang perlu diatasi dengan kesiapan pengetahuan, mental, fisik dan kesehatan yang prima. Dengan demikian untuk menghadapi berbagai kesulitan tersebut perlu adanya latihan bertahan hidup ( survival ).



2. Standar Kompetensi
Memahami dan melaksanakan bertahan hidup di hutan (Survival Hutan).















BAB I

PENGERTIAN BERTAHAN HIDUP (SURVIVAL), FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB, ASPEK PSIKOLOGIS PADA SITUASI SURVIVAL, MOTIVASI SURVIVAL, FAKTOR-FAKTOR PENTING UNTUK TETAP HIDUP, TEKANAN YANG TIMBUL PADA SITUASI SURVIVAL DAN MASALAH YANG DIHADAPI.



Kompetensi dasar
Memahami beberapa hal yang berhubungan dengan bertahan hidup ( survival )

Indikator Hasil Belajar
1. Menyebutkan pengertian Survival
2. Menjelaskan pengertian Survival
3. Menyebutkan faktor-faktor Penyebab Survival
4. Memaparkan aspek psykologis pada situasi Survival
5. Menjelaskan motivasi Survival
6. Menyebutkan faktor-faktor penting untuk tetap hidup
7. Menjelaskan tekanan-tekanan yang timbul pada situasi Survival
8. Menerangkan permasalahan yang dihadapi saat melaksanakan survival
9. Menerangkan permasalahan yang dihadapi saat melaksanakan survival
10. Menjelaskan bentuk medan.
11. Menjelaskan jenis medan.

1. Pengertian bertahan hidup (Survival)

1.1. Pengertian Survival
Survival berasal dari kata “SURVIVE” yang artinya berjuang untuk hidup. Faktor keberhasilan dalam survival adalah faktor “Mental” karena hanya berkat mental yang tinggi kita bisa keluar dari segala kesulitan. Latihan survival, dapat juga dikatakan sebagai latihan “membajakan Mental Manusia” (membuat mental seseorang sekeras baja).
Secara umum, “Survival” adalah tindakan yang paling awal bagi mahluk hidup untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai ancaman, dimana makluk hidup melakukan sesuatu tindakan untuk melindungi dirinya dari berbagai ancaman agar tetap hidup.
1.2. Pengertian Survival hutan
Survival hutan adalah suatu tindakan mempertahankan hidup dari berbagai ancaman binatang buas dan kondisi alam untuk kelangsungan hidup dalam situasi dan kondisi terdesak.
2. Faktor-faktor Penyebab Survival
 Kehabisan perlengkapan/perbekalan dari suatu perjalanan.
 Kecelakaan dalam suatu perjalanan dengan pesawat udara atau kapal laut.
 Tersesat di suatu daerah asing atau rawan.
 Meloloskan diri di suatu daerah yang belum dikenal.
 Lingkungan suatu daerah yang belum dikenal.
 Hal-hal lain yang belum pasti (kekurangan pangan, kekurangan oksigen, dll).
 Kondisi terjepit oleh ancaman binatang buas dan kondisi alam.
 Tersesat di suatu pantai.
 Keterbatasan perbekalan / perlengkapan.
 Lingkungan yang belum dikenal.

3. Aspek psykologis pada situasi Survival
 Penyelesaian situasi survival, membutuhkan tingkat emosi dan kepercayaan sehingga dapat menyelesaikan problema mempertahankan hidup.
 Menyadari akan kepentingan hidup, sehingga dapat mempetahankan hidup, maka perlu mengatasi beberapa problema dalam situasi survival.

4. Motivasi Survival
Problema mengenai lingkungan gunung, rimba, laut merupakan suatu pengetahuan, sehingga setiap problema yang timbul pada situasi survival dapat dihadapi dengan tenang serta sikap yang positif.

5. Faktor-faktor penting untuk tetap hidup
 Adanya kemauan yang besar untuk tetap hidup.
 Kondisi fisik dan alat alat yang dapat membantu.
 Kondisi mental untuk mengatasi rasa takut, sunyi, tersesat atau rasa jenuh.
 Pengetahuan dan pengalaman.

6. Tekanan-tekanan yang timbul pada situasi Survival
6.1. Stress mental dan fisik (panik dan kelelahan / kurang tidur)
6.2. Ketakutan :
Untuk mengatasi rasa takut, maka perlu belajar mengatasi rasa takut terhadap alam, Misalnya :
 Membuat perlindungan terhadap teriknya matahari atau hujan.
 Menampung air hujan
 Mencari sesuatu untuk dimakan, dll.
6.3. Sunyi :
Perasaan ini timbul karena adanya kesempatan melamun, memberikan kesempatan pada pikiran untuk berhayal yang akhirnya menimbulkan pikiran-pikiran jahat. Cara mengatasi perasaan ini dengan cara melakukan kegiatan, humor sendiri, dan usahakan untuk gembira sekalipun ini berat untuk dilaksanakan.
6.4. Rasa tersesat :
Buatlah catatan, hari, tanggal, minggu, yang telah berlalu ingatlah perjalanan anda tiap hari berapa jauh, kemana anda bergerak.
6.5. Rasa jemu :
Waktu yang terluang adalah musuh yang sangat kuat dan berbahaya bagi mental setiap orang yang terpisah dari orang-orang lain.
6.6. Rasa haus, ini ditimbulkan karena rasa takut.
6.7. Rasa lapar, disebabkan oleh rasa takut dan rasa haus yang dapat menimbulkan efek kurang gizi.
6.8. Rasa panas dan dingin karena cuaca.
6.9. Rasa bosan (masa bodoh depresi-frustasi)
6.10. Rasa terisolasi ( sunyi dan terkurung sendiri )
6.11. Kelainan tingkah laku (tergantung situasi dan kondisi survival)
6.12. Penyusunan situasi survival membutuhkan tingkat kekuatan emosi dan spririt yang tinggi, kepercayaan terhadap agama sangat berpengaruh dalam memperbesar kekuatan emosi dan spirit untuk tetap hidup, dimana :
 Setiap orang mempunyai kewajiban moral dan etik untuk mengatasinya.
 Kekuatan untuk mengatasi rasa takut dan keraguan, harus datang dari diri sendiri.
 Kepercayaan kepada diri sendiri akan memperbesar kemauan hidup.
 Kepercayaan kepada Tuhan YME / Agama merupakan sumber kekuatan pribadi dalam mengatasi tekanan yang timbul pada situasi survival.

7. Permasalahan yang dihadapi saat melaksanakan survival
8.1. Keadaan Alam :
 Cuaca : Dingin, angin, hujan, basah, kering,
panas dll.
 Medan : Tebing, Lembah, Hutan, Sungai,
Gunung, rawa dll.

7.2. Masalah diri sendiri : fisik dan mental.
7.3. Masalah mahluk hidup lainnya :
 Musuh / manusia (apabila dalam keadaan perang).
 Binatang ataupun tumbuhan.

8. Kondisi medan survival
8.1. Bentuk Medan :
8.1.1. Untuk mengetahui tinggi rendahnya medan, dikenal dengan:
 Medan mendatar
 Medan tidak datar.
8.1.2. Untuk mengetahui adanya rintangan-rintangan yang dapat mempengaruhi lintasan perjalanan dikenal dengan :
 Medan terpotong
 Medan tidak terpotong
8.1.3. Untuk mengetahui adanya pandangan medan dikenal dengan :
 Medan tertutup
 Medan terbuka
8.1.4. Dalam kenyataannya di lapangan, bentuk medan yang sempurna seperti tersebut di atas jarang dijumpai, kebanyakan merupakan gabungan dari bentuk tersebut.



8.2. Jenis Medan :
8.2.1. Hutan Pantai (0-50 m dpl) terdiri dari :
 Hutan payau (bakau / Mangrove)
 Hutan pantai yang tidak tergenang air
 Hutan rawa
 Hutan gambut
8.2.2. Hutan dataran rendah (50-500 m dpl) terdiri dari :
 Hutan rimba
 Hutan belukar
 Hutan musim (monsoon)
 Hutan rumput (savanna)
8.2.3. Hutan pegunungan ( di atas 500 m dpl ) terdiri dari :
 Hutan hujan pegunungan
 Hutan lumut
 Hutan kerdir
 Padang rumput.



















BAB II

TINDAKAN DALAM SITUASI SURVIVAL, CARA MENDAPATKAN AIR DAN MAKANAN, CARA MEMBUAT API DAN PELAKSANAAN SURVIVAL HUTAN



Kompetensi Dasar
Memahami tindakan dalam situasi survival, cara mendapatkan air dan makanan, cara membuat api dan pelaksanaan survival hutan

Indikator Hasil Belajar
1. Menjelaskan tindakan-tindakan dalam situasi Survival
2. Menerangkan cara mendapatkan Air
3. Menerangkan cara mendapatkan Makanan
4. Memaparkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mencari air.
5. Cara Membuat Api
6. Menerapkan cara Tetap tinggal ditempat.
7. Menjelaskan cara mencari jalan keluar / meloloskan diri

1. Tindakan-tindakan dalam situasi Survival
S : SIZE UP THE SITUATION
Sadarilah kondisi survival ini, bagaimana kondisi teman-teman maupun diri sendiri, apakah ada yang cedera ? berapa persediaan makanan yang tersedia, dan dalam lingkungan seperti apakah kita berada.
U : UNDUE HASTE MAKES WASTE
Tindakan yang terburu-buru cendrung akan menghasilkan kesia-siaan. Berpikir dan bertindaklah dengan bijaksana, setiap langkah / keputusan yang diambil harus tepat.

R : REMEMBER WHERE YOU ARE
Pengenalan akan lingkungan / daerah sekitar memberikan pengaruh terhadap rasa aman. Apapun yang kita putuskan untuk diam atau mencari bantuan, pengenalan medan merupakan hal yang esensial.

V : VANQUISH FEAR AND PANIC
Kuasailah rasa takut dan panik. Merasa takut adalah hal yang normal dan perlu, takut merupakan reaksi tubuh yang normal dan berfungsi untuk menyiapkan tubuh dalam menghadapi kondisi. Namun rasa takut harus dikuasai dan dikontrol, sebab rasa takut akan meningkat menajdi rasa panik. Panik akan mengakibatkan seseorang akan terburu-buru dan membuang banyak energi.


I : IMPROVICE
Ubahlah cara pandang terhadap apa yang ada, inilah cara terpenting dalam improvisasi. Sebuah balok tidaklah sekedar sebuah balok tetapi bisa menjadi bahan untuk membuat bivak,kayu bakar dll.

V : VALUE LIVING
Hargailah hidup, bagaimana siakp kita terhadap hidup akan mempengaruhi kemampuan untuk dapat bertahan.


A : ACT LIKE THE NATIVES
Belajarlah dari penduduk setempat, mereka lebih menguasai dan mengetahui medan.

L : LEARN BASIC SKILL
Belajar dan latihlah tehnik-tehnik dasar.

Dari kata-kata kunci diatas dapat disimpulkan bahwa ” Survival lebih merupakan sikap mental daripada penguasaan pengetahuan ”. Meskipun demikian hal ini tidak berarti bahwa pengetahuan harus diabaikan.
Secara primitif survival memerlukan makan, minum, tempat berlindung dan aman adapun untuk mengatasi tekanan / stress yang timbul antara lain dengan :

8.1. Tenang
 Bersikap tenang, jangan panik, atasi semau emosi yang timbul karena diri terancam, lalu berpikirlah apa yang dapat diperbuat.
 Pilihlah mana yang akan didahulukan, antara mencari tempat untuk berlindung, air, atau makan.

8.2. Mencari tempat pelindung
Manfaatkanlah tempat apa saja yang dapat dipakai dengan aman untuk berlindung seperti gua, pohon, atau bahan yang kita bawa. Bentuk tempat berlindung dapat bermacam-macam tergantung dari memilih medan yang akan ditempati ataupun ketrampilan yang kita miliki.

8.2.1. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mencari / membangun tempat berlindung (Shelter / Bivouauc) :
 Daerahnya harus tinggi
 Daerahnya terlindung
 Cukup luas untuk menampung
 Mempunyai rintangan
 Mempunyai jalan jalan khusus / keluar masuk
 Mempunyai daerah cadangan
 Diatas tanah yang padat dan tidak belumpur
 Usahakan dekat dengan sumber air.
8.2.2. Hal-hal atau larangan untuk mencari tempat untuk berlindung :
 Daerahnya terbuka
 Jangan di daerah lintasan binatang
 Usahankan menghindari hembusan angin, terutama di daerah tikungan.
 Jangan bervivak di sungai kering
 Perhatikan keadaan medan, seperti tanah longsor
 Jangan dekat pohon lapuk / tua dll.

















8.3. Membuat Bivouac / pertahanan
 Buatlah Berbivak melingkar sebagai pertahanan agar bisa mengawasi kesegala arah jurusan dengan menggunakan peralatan seadanya misalnya ponco dan bahan-bahan yang ada di sekitar.
 Buat jalan keluar masuk dan rintangan.
 Buat tempat untuk pos depan / pos tinjau.
 Adakan patroli rutin di sekitar bivak.

8.4. Mengendap
8.4.1. Mengendap dalam air
Menggunakan alat bantu cari tumbuhan di sekitar.
Contoh : Batang daun pepaya, Batang padi dan Batang bambu.

8.4.2. Mengendap dalam darat
Suatu daya upaya untuk menghindar dari pandangan / penglihatan ancaman dari binatang buas dan kondisi alam.
Dengan menggunakan semak-semak yang ada disekitarnya dari alam maupun buatan.
Contoh : Dengan daun-daunan dan ranting-ranting pohon.
8.4.3. Tehnik di atas pohon
Suatu tehnik ketahanan untuk menghindari dari pandangan ancaman dari binatang buas dan kondisi alam atau binatang diatas pohon yang rindang dengan badan diikat.


2. Cara mendapatkan Air.
2.1. Mencari air
Dalam mencari air perhatikan medan sekitar, demi keamanan medan tersebut di survei dulu, serta dalam mencari sumber air minum, minimal dilakukan oleh 2 orang (Body system) sesuai SOP.
2.2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mencari air adalah :
2.2.1. Warna
Jika air itu warnanya jernih/bening, dapat diminum (teristimewa kalau airnya mengalir).
Jika air sudah berbau tidak wajar/berwarna maka sumber air itu mengandung unsur logam berat, air ini tidak dapat diminum.

2.2.2. Temperatur
Jika di daerah gunung berapi (Vulcano) sumber air terasa panas maka jangan diminum karena kadar belerang tidak diketahui, tetapi kalau airnya dingin dapat diminum.

2.2.3. Tingkat kadar Garam/Asin
Jangan terlalu banyak minum air yang mengandung garam, mengingat akan sifat garam yang akan menarik keluar air/cairan sel tubuh (dehydrasi).

2.3. Manfaat air Minum
Dalam kegiatan hidup sehari-hari tubuh memerlukan minum 1 liter sehari, sebaliknya untuk menambah cairan dalam tubuh, minum 2 liter sehari.
Berdasarkan laporan / statistik yang ada, manusia masih dapat hidup tanpa air selama 3 hari (tergantung faktor cuaca).
Apabila persediaan air kita kurang dari 0,5 liter, jangan memakan jenis makanan yang berlemak / banyak memerlukan air atau menarik air. Sebaliknya minuman yang mengandung alkohol dihindarkan, karena sifat alkohol akan merangsang jalannya peredaran darah tubuh dan ini memerlukan energi lagi untuk mengolahnya sehingga tubuh menjadi aktif dan panas tubuh akan lebih cepat keluar. Rasa panas alkohol hanya terjadi pada bagian mulut sampai lambung dan tidak ke seluruh tubuh.

2.4. Sumber-sumber air
2.4.1. Di darat / Hutan
 Air hujan.
 Lobang-lobang air, perhatikan warnanya.
 Menggali tanah ditempat-tempat pertigaan sungai dan dibawah batu bekas air terjun / tebing.
 Sungai.
 Dipokok bambu yang berlobang.
 Rotan, bambu mudan dan palem, lumut, bunga kantong semar.
 Embun.
 Kactus yang berduri dan berbunga kemerah-merahan.
 Pohon palma.
 Pohon aren.
 Pohon nipah.



2.4.2. Di pantai
Tidak selamanya dipantai airnya asin, pada batas-batas tertentu terdapat juga sumber air tawar :
 Sampai jarak 100 m dari pantai, kalau digali banyak kemungkinan akan keluar air tawar.
 Pada lembah-lembah pasir sepanjang pantai yang jaraknya sekitar 100 m, kalau digali akan keluar air tawar.

3. Cara mendapatkan makanan
3.1. Bila persediaan makanan habis maka untuk bertahan hidup di alam, tersedia bahan makanan. Untuk membayangkan jenis tumbuhan dan binatang yang dapat dimakan memang sulit, tetapi ada beberapa patokan/pedoman yang dapat kita ingat antara lain :
 Membiasakan diri mengenal tumbuhan hidup yang dapat kita makan setiap kali anda diberitahu, ingat namanya dan dimana menemukannya.
 Dapat mengikuti apa yang dimakan oleh burung dan binatang menyusui serta jenis rodentsia seperti tikus, marmut, musang, ular dll.
 Menghindari tumbuhan-tumbuhan yang beracun, biasanya binatang dan seranggapun tidak akan mendekati tumbuhan tersebut / yang berbahaya ini.

3.2. Dengan adanya hal seperti itu maka kita dapat mencari / memilih tumbuhan yang dapat dimakan dengan berhati-hati seperti jenis : padi-padian, paku-pakuan, atau jenis umbi-umbian.
Kebanyakan jenis umbi-umbian dapat dimakan melalui proses memasak terlebih dahulu agar memudahkan proses pencernakan di dalam tubuh kita.
Selain itu juga ada jenis tumbuhan yang berbahaya atau beracun seperti pohon renghas / oak, yang berbahaya adalah getah dari pohon tersebut, dan akan mengakibatkan kelumpuhan. Untuk lebih memperdalam mengenai tumbuhan anda dapat belajar dalam materi Biologi dan Zoologi praktis.
Apabila kita mendapatkan makanan yang perlu dimasak perhatikan Standar Operational Prosedur (SOP) agar kedudukan kita tidak diketahui oleh ancaman dari binatang buas dan kondisi alam, sebaliknya kalau malam hari lebih baik ditutupi ponco atau menghindari cahaya yang ditimbulkan api.
4. Cara Membuat Api
4.1. Jika kehabisan korek api / gas serta bahan bakar, maka dapat dimanfaatkan :
 Ranting / daun kering, serbuk batang kering yang dapat dimanfaatkan sebagai penyala api.
 Sobekan kain kering atau bubuk mesiu.
4.2. Api dapat dibuat dengan cara :
 Dengan bantuan sinar matahari, pakailah lensa cembung dimana titik api mengenai bahan penyala api. Lensa dapat berupa kaca pembesar, lensa kamera SLR, lenda teropong / teleskop.
 Gesekan bambu dengan bambu (mirun di Baduy). Bambu penggosok harus lebih panjang dari pada bambu yang akan digosok, dimana yang dipakai bagian kulit luarnya saja. Gosokkan yang berkedudukan vertikal menjadi panas dan segera diletakkan bahan penyala api. Cara menggosokkan seperti menggergaji.
 Busur dan Gurdi : Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu / tali kain, gurdikan kayu keras pada kayu yang lainnya hingga panas dan terlihat panas / asap lalu berikan bahan penyala dan api dapat menyala.
 Dengan memanfatkan percikan dari gesekan dua buah Batu ( benda keras ).
4.3. Cara-cara mendapatkan api di atas, dalam pelaksanaannya membutuhkan kesabaran dan keuletan.
TIGA UNSUR PEMBUAT API











5. Dalam keadaan Survival akan tetap tinggal di tempat atau mencari jalan keluar.
Setelah mendapatkan tempat berlindung, makanan dan minuman maka ada dua alternatif yaitu :
5.1. Tetap tinggal ditempat, pertimbangan akan faktor-faktor :
 Kondisi fisik survival, tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan.
 Posisi sudah terlihat dari udara maupun dari darat oleh bantuan kawan.
 Persediaan makan dan minum cukup.
 Tidak terlihat adanya tanda-tanda yang membahayakan seperti gangguan binatang buas maupun ancaman dari kondisi alam.
 Tidak ada jalan keluar untuk meloloskan diri dari kepungan ancaman dari binatang buas dan kondisi alam.
 Mempunyai shelter / bivouac untuk bertahan.

5.2. Mencari jalan keluar / meloloskan diri
5.2.1. Jangan tergesa-gesa untuk mencari jalan kelaur, agar tidak banyak membuang energi keluar serta perhatikan keamanan, beberapa pedoman yang dapat digunakan antara lain :
 Tentukan posisi anda misalkan melihat lumut tebal dibatang pohon menunjukkan ke arah timur.
 Carilah tempat yang tinggi untuk orientasi medan dan membaca keadaan medan aman atau tidak aman.
 Carilah jalan keluar yang mudah terlihat (dalam pengawasan)
 Sebaiknya membawa perbekalan dan makanan yang dapat kita dapatkan dari tempat pertama kali menetap karena kemungkinan kita lelah dan harus menetap lagi.
 Perhitungkanlah akan tipuan medan (halusinasi) ataupun jebakan ancaman dari binatang buas dan kondisi alam.
 Sebaiknya berjalan pada siang hari, karena selain baik untuk orientasi medan juga untuk menghindari binatang buas.
 Untuk pegunungan, sebaiknya memilih lintasan melalui punggung gunung.
 Kalau mengikuti aliran sungai, sebaiknya dilaksanakan pada siang hari dengan mengambil jarak tertentu sehingga bisa terhindar dari air terjun / jeram
5.2.2. Apabila dalam keadaan tersesat ingat pedoman :
 Behenti dan duduklah, beristirahat dan jangan panik.
 Gunakan akal, sadarlah akan bahaya yang akan dihadapi.
 Amati medan sekitar dan tentukan arah.
 Buatlah rencana dan pikirkan konsekwensinya, bila sudah memutuskan apa yang harus dilakukan.

Prioritas untuk menentukan tindakan dalam survival adalah penting karena bila salah menentukan prioritas dapat mengakibatkan/beresiko kematian.

























SATUAN ACARA PELATIHAN

Judul poko bahasan : SURVIVAL
Jam Pelajaran : 8 unit
Tujuan Instruksional Umum : Peserta mampu menjelaskan dan trampil
meperagakan cara bertahan hidup dalam situasi darurat / survival
Tujuan Instruksional Khusus : Peserta dapat menjelaskan hakekat survival
: Peserta dapat menjelaskan survival kit
: Peserta menjelaskan tempat berlindung
: Peserta dapat menjelaskan macam air yg dapat
diminum
: Peserta dapat mendemontrasikan cara membuat
api dan berlindung
5. Kegiatan :

TAHAP GIAT PENGAJAR GIAT PESERTA ALAT / MEDIA
PENDAHULUAN - Menjelaskan urgensi latihan
- Menjelaskan manfaat latihan terhadap pelaksanaan tugas
- Menjelaskan materi yang akan dibahas - Mendengarkan
- Mencatat
- Bertanya - Sepidol
- Papan tulis
PENYAJIAN Menjelaskan hakekat survival
Menjelaskan survival kit
Menjelaskan temapat dan cara berlindung
Menjelaskan macam air yang dapat diminum
Menjelaskan dan mendemontrasikan cara buat api
Bertanya Melihat
Memperagakan
Diskusi
Bertanya
Menjawab Sepidol
Papan tulis
Survival kit
Perlengkapan buat api

PENUTUP Memotivasi
Umpan balikTindak lanjut
Evaluasi Mendengarkan
Mencatat
Menjawab / memeragakan Sepidol
Papan tulis
Survival kit

6. Evaluasi : Quisioner, Observasi, Performance tes
7. Metode : Ceramah, Driil, Simulasi, Praktek
8. Referensi : UU No. 2 Th 2002 tentang Kepolisian RI
: Keputusan Presiden No.11 Th. 1972 tentang
Struktur Organisasi dan Kejadian yang
memerlukan bantuan S.A.R.
: Keputusan Presiden No.14 jo No.4/1979 temtang
BASARNAS sebagai pelaksana dasar.

SURVIVAL

Survival yaitu keadaan kondisi tidak menentu yang dihadapi oleh seorang atau sekelompok orang pada suatu tempat di daerah terasing dan terisolir dimana dalam menghadapi keadaan kondisi tidak menentu ini dituntut harus Survival atau mampu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sedangkan orang atau kolompok orang yang sedang menghadapi keadaan tidak menentu ini tidak bisa diduga sebelumnya. Bisa terjadi dalam waktu relative singkat, satu sampai dua hari atau tiga hari, mungkin berminggu-minggu bahkan bisa sampai berbulan-bulan.

Keadaan tidak menentu ( Survival ) ini bisa terjadi pada setiap pencinta alam dan pendaki gunung atau siapa saja yang sedang melakukan perjalanan petualangan ataupun penjelajahan dialam bebas. Sehingga pengetahuan Survival merupakan bagian dari pengetahuan dasar tehnik hidup di alam bebas yang harus di pahami dan di kuasai oleh setiap pecinta alam dan pendaki gunung.

Dengan memahami dan menguasai pengetahuan Survival paling tidak telah mempunyai suatu gambaran, tindakan apa yang harus dilakukan apabila pada suatu saat di hadapkan pada kondisi tidak menentu ini.

Berhasil atau tidaknya keluar dari keadaan tidak menentu ini, semuanya tergantung kepada diri sendiri dalam menghadapinya. Salah satu keberhasilan untuk menghadapi situasi ini yaitu bagaimana menanamkan atau menumbuhkan dalam diri semangat * HARUS HIDUP * Dimana semangat harus hidup ini bisa dijadikan sebagai pedoman atau kunci pada saat menghadapi keadaan SURVIVAL dan dapat diartikan sebagai berikut :

H : Hadapilah setiap situasi atau kondisi, apakah itu berupa
rintangan, kesulitan dengan tenang, bijaksana dan riang gembira.
A : Akal sehat adalah senjata paling ampuh dalam setiap menghadapi keadaan
kondisi tidak menentu.
R : Rasa takut, resah, panik, segera diatasi dengan jalan menggiatkan diri
untuk menghindar dari pikiran yang tidak-tidak.
U : Utamakan kesehatan dan keselamatan diri kita.
S : Semangat dan tekad untuk tetap hidup kobarkan dalam diri kita.
H : Hindari atau jauhi tempat-tempat berbahaya yang mungkin mengancam
keselamatan diri kita.
I : Istirahatlah dengan santai bila merasa lelah, bingung, kecewa
guna menenangkan pikiran sambil mengingat kembali apa yang telah
dilakukan atau yang akan dilakukan.
D : Derita yang berkepanjangan harus segera diakhiri dan kita segera bisa
kembali ke rumah dengan selamat.
U : Upayakan mencari jalan keluar secepat mungkin untuk membebaskan diri
dari keadaan kondisi tidak menentu ini.
P : Praktekkan dan latih kembali pengetahuan dan keterampilan Jungle
Survival yang pernah kita dapat.


Pengaruh yang.....
Pengaruh yang timbul pada umumnya dengan sendirinya dan berkaitan dengan keadaan situasi yang dihadapi oleh yang bersangkutan pada saat survival, seperti :

a. : Pengaruh psikologis yang disebabkan karena perasaan, terasing, kesepian,
takut, cemas, bosan, tertekan, panik dan putus asa.
b. : Pengaruh fisiologi yang disebabkan karena kelelahan, lapar, haus, sakit,
luka dan kurang tidur.
c. : Pengaruh lingkungan yang disebabkan karena beratnya medan, hutan
lebat, panas, dingin, hujan dan angin.

A. SURVIVAL INDIVIDU

Berada pada keadaan Survival seorang diri selain menghadapi masalah teknis juga akan menghadapi masalah kejiwaan yang kadang-kadang lebih berat dari masalah teknisnya sendiri. Kesepian dan bosan adalah suatu keadaan yang tidak akan datang secara tiba-tiba, sangat lain dengan rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan akan datang secara perlahan dan tidak terduga, biasanya akan timbul pada saat semua pekerjaan teknis survival telah dikerjakan dan kebutuhan untuk survival sudah didapatkan seperti air, makanan dan tempat berlindung.

Secara psikologi mencegah kesepian dan kebosanan sama seperti menanggulangi rasa takut dan panik. Jaga pikiran kita dengan kesibukan kerja dan pekerjaan yang bisa menyenangkan diri agar memungkinkan pertolongan datang, terus siapkan diri dan kebutuhan untuk kemungkinan waktu survival yang panjang.

Pada saat survival seorang diri, selalu bekerja untuk hal yang perlu dikerjakan dan akan bisa menghindari rasa sepi dan bosan.

B. SURVIVAL KELOMPOK

Berkelompok pada saat survival lebih baik dari pada survival perorangan, karena pada survival perorangan seluruh bahaya dan resiko akan di hadapi sendiri. Dengan berkelompok akan tersedia banyak tangan untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman berkomunikasi, yang mana komunikasi adalah salah satu faktor penting untuk mengatasi rasa sepi dan tertekan oleh rasa kesendirian.

Untuk menjaga kebersamaan tetap terkontrol pada saat survival kelompok seluruh anggota harus segera memilih seorang pemimpin dan setiap anggota harus selalu didalam kelompok.

Apabila seorang pemimpin sudah di tunjuk segeralah lakukan tindakan sebagai berikut :
Susun rencana kegiatan.
Pada saat menyusun rencana libatkan seluruh anggota, dengan melibatkan seluruh anggota tanggung jawab dan keselamatan menjadi milik bersama.
Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota.
Dengan pembagian tugas pekerjaan akan cepat di selesaikan dan membina rasa kebersamaan.
Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan didalam kelompok.
C. SURVIVAL KIT....
C. SURVIVAL KIT

Survival kit adalah satu set peralatan atau satu kotak/tas peralatan survival yang umumnya dapat digunakan untuk semua jenis daerah seperti gunung, hutan, padang pasir, pantai serta laut. Survival kit biasanya digunakan para penerbang pesawat militer.

Untuk seorang penjelajah ataupun petualang survival kit adalah salah satu perlengkapan dasar yang harus dimiliki. Survival kit dapat dibuat sendiri sesuai dengan tujuan perjalanan dan kebutuhan pribadi dengan cara :

Carilah sebuah kaleng yang bertutup dan tidak bocor, ukuran cukup kecil tetapi dapat memuat alat yang diperlukan. Gosoklah bagian dalam kaleng sampai mengkilat sehingga dapat digunakan sebagai cermin. Untuk membuat lebih kedap air berilah paking pada tutupnya dan balutlah dengan selotip setelah ditutup.

Pada saat mengisi kotak survival usahakan tidak ada ruang kosong yang akan memungkinkan peralatan didalam kotak bergerak yang mengakibatkan kerusakan alat.Untuk menghindari ini isilah bagian kosong dikotak dengan kapas atau sobekan kain yang nantinya juga kapas dan sobekan kain dapat digunakan sebagai bahan penyala api.

Isi survival kit dan kegunaannya

1. KOREK API
Korek api yang kedap air dapat dicari tetapi harganya mahal. Kita dapat membuat kedap air dengan cara memasukkan batang korek dan penyala kedalam sebuah tabung plastic bekas film, atau kita teteskan lilin keatas kepala batang korek api sehingga terselaput seluruh kepala batang korek tersebut, dan untuk memakainya kita buang lilinnya terlebih dahulu baru digoreskan kepenyala.

2. LILIN
Sangat baik untuk memulai menghidupkan api dan juga untuk penerangan. Apabila terbuat dari lemak maka dapat dimakan atau untuk menggoreng ( harus yakin terbuat dari lemak ). Lilin dari bahan lain atau paraffin wax tidak dapat dimakan.

3. BATU API/GERETAN
Batu api dapat bekerja didalam keadaan basah dan dapat tahan lama sekali. Bawalah batu api sekalian dengan gergaji penggoresnya.

4. SURYAKANTA/KACA PEMBESAR
Dapat menimbulakan panas dan api dengan sinar matahari langsung, juga dapat dipakai untuk melihat dan mendeteksi duri dalam jaringan.

5. JARUM DAN BENANG
Beberapa jarum dimana satu diantaranya mempunyai lubang benang yang besar, sehingga dapat memakai urat daging sebagai benang apabila diperlukan.


KAIL DAN SENAR……
6. KAIL DAN SENAR
Pilihlah beberapa kail yang berbeda ukuran dan letakkan didalam kotak atau bungkus. Kail yang kecil akan dapat menangkap ikan kecil dan besar, sedangkan kail yang besar hanya dapat menangkap ikan besar saja serta tali pancing untuk menjerat.

7. KOMPAS
Sebuah kompas yang cukup baik tapi sederhana dan pastikan diri kita bahwa kita dapat memakai kompas dengan baik. Kompas dengan cairan didalamnya adalah yang terbaik, pastikan tidak bocor dan juga tidak ada gelembung udara didalamnya.

8. SENTER KECIL (BETA LIGHT )
Sebuah lampu kristal, sering dipakai untuk gantungan kunci mobil/rumah. Lampu ini dapat dipakai untuk membaca peta, memasang umpan pada waktu memancing dimalam hari.

9. KAWAT JERAT
Kawat kuningan sepanjang 60-90 Cm, dapat dipakai dan sangat banyak kegunaannya, antara lain untuk jerat, memasak, dll.

10. KAWAT GERGAJI
Biasanya diujungnya diberi bundaran untuk pegangan yang besar, ini sangat banyak memakai ruangan sebaiknya dibuang saja ruangan tersebut, karena dapat diganti dengan sepotong kayu apabila dipakai. Untuk mencegah berkaratnya gergaji ini sebaiknya disimpan dalam tempat dari plastic dan diberi minyak gemuk sebelumnya. Gergaji ini dapat dipakai untuk memotong kayu yang sangat besar.

11. OBAT – OBATAN
Obat yang kita bawa adalah yang sering diperlukan didalam perjalanan dan juga obat-obatan yang pribadi diperlukan tentunya.
Analgetik
Obat penahan sakit seperti ; sakit kepala, sakit gigi, sakit otot. Terkilir dan lain-lain.
Dosis : 1 tablet setiap 6 jam.
Contoh Ponstan, Antalgin, Metaneuron, naspro, Aspirin dan lain – lain.
Anti mencret
Sebagai obat penghenti mencret – mencret, tetapi tidak menghilangkan sebab penyakitnya.
Dosis : 2 tablet sekaligus apabila masih tetap mencret setelah 1 jam dapat diberi 1 tablet lagi. Max 3 tab/hari.
Contoh : Motilex, Lodya.
Anti Histamin
Untuk mengatasi problem alergi, gatal-gatal, gigitan serangga, tidak dapat tidur. Tetapi efek tidur disini sangat ringan sehingga tidak efektif bagi orang yang sering memakai obat tidur.
Dosis : 3 x 1 tablet/hari.
Contoh : CTM, Benadryl tab/inj, insidal.
Kalium Permanganat.
Biasanya dikenal dengan nama PK, dijual dengan berat 1 gram, 5 gram dll.
Dosis….
Dosis : 1 gram untuk 1 liter air, dijadikan larutan ungu untuk membuat steril, apabila warna lebih ungu dapat dipakai sebagai antiseptic, sedangkan warna ungu pekat dapat dipakai untuk membasmi jamur.


Anti malaria
Hanya apabila kita memasuki daerah malaria, dimulai dua minggu sebelum memasuki daerah malaria dan dua minggu setelah keluar dari daerah endemis malaria.
Anti Biotik.
Untuk mengobati infeksi yang telah ada nanahnya ataupun untuk pengobatan yang memerlukan antibiotik lainnya.
Dosis : 4 x 500 mg/hari (Ampicilin ) selama 4 hari.



PISAU BEDAH…….
PISAU BEDAH
Sebaiknya dua bilah pisau bedah dengan ukuran yang berbeda. Untuk gagang dapat kita buat dari sepotong kayu apabila diperlukan.

PLESTER KUPU-KUPU
Dibuat dari plester yang dipotong mirip bentuk kupu-kupu, dipakai untuk mendekatkan dan merapatkan pinggir luka yang perlu dijahit.

PLESTER
Beberapa buah plester dengan ukuran yang berbeda, sebaiknya yang kedap air. Untuk menutup luka yang kecil dan menjaga agar tetap bersih. Plester ini dapat juga dipotong untuk menutup luka kecil ataupun dibuat plester kupu-kupu.

KONDOM
Dapat dibuat sebagai tempat air yang baik dimana dapat menampung air sebanyak 1 liter.

D. TEMPAT BERLINDUNG

Kondisi survival adalah kondisi yang tidak menentu, kondisi dimana harus selalu siap pada segala kemungkinan dengan fasilitas dan saran sederhana yang ada disekitarnya. Membuat tempat berlindung untuk mangatasi cuaca seperti hujan, panas dan angin ataupun mengatasi lingkungan alam sekitarnya seperti binatang buas, aliran air pada saat hujan, dan lintasan binatang, adalah suatu tindakan yang bijaksana, karena dengan melindungi tubuh dari gangguan tersebut kesempatan keluar dengan selamat akan semakin besar. Membuat tempat berlindung harus disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi disekitarnya.
Buatlah tempat berlindung yang nyaman dan selalu terjaga kehangatannya agar terhindar dari dingin dan hilangnya panas tubuh ( Hypothermia ) yang bisa mengakibatkan kematian.
Untuk berapa lama
Dengan merencanakan akan berapa lama berlindung disuatu tempat, penghematan tenaga dan kesadaran emosi akan selalu terjaga.
Sendiri atau berkelompok
Pada saat berkelompok pembagian tugas kerja saat pembuatan tempat berlindung adalah cara yang tepat untuk penghematan tenaga dan menyadari situasi untuk selalu bekerjasama dan saling Bantu membantu.
Buatlah tempat berlindung yang luasnya sesuai dengan kebutuhan kelompok.
Memilih tempat
Untuk menjaga kenyamanan dan tetap hangatnya tepat berlindung serta menghindari cepatnya penurunan daya tahan tubuh perhatikan hal sbb :
a. Dirikan pada tempat yang terlindung dari terpaan angin
b. Dirikan tempat berlindung pada tempat rata dan kering, untuk daerah yang berhumus tebal, tanah berlumut dan ber rawa-rawa .
Tidak mendirikan tempat berlindung di daerah yang mungkin dialiri air pada saat hujan.Tidak mendirikan tempat berlindung didasar lembah dan lereng pegunungan.
c. Dirikan tempat berlindung dibawah kerindangan pohon yang kokoh tetapi masih dapat di tembus sinar matahari.
d. Pada situasi tempat berlindung yang tidak berpindah-pindah ( permanent ) usahakan mendirikannya mendekati sumber air. Tidak mendirikan tempat berlindung pada jalur lintasan binatang.
Pembuatan tempat…..
Pembuatan tempat berlindung.
Tempat berlindung pada saat survival dapat dibuat dengan bahan dan peralatan yang ada atau yang dibawa, juga dengan bahan disekitarnya yang disediakan oleh alam dan ingat pisau atau golok tebas yang ada akan sangat membantu pekerjaan ini, maka rawat dan jagalah selalu pisau itu.
Peralatan yang dibawa yang dapat digunakan sebagai tempat berlindung adalah :

Ransel
Ransel dapat kita gunakan sebagai alat berlindung dari tiupan angin dan dinginnya udara. Jika disekitar sukar diperoleh sesuatu dari alam yang bisa cepat untuk digunakan membuat tempat berlindung sementara cuaca cepat memburuk serta tenaga sudah menurun, gunakanlah ransel untuk berberlindung. Untuk mengurangi tiupan angin berlindunglah dibalik batu besar sambil bersandar dan alasilah tempat duduk dengan dedaunan yang bisa mencegah penghantar dingin tanah.
Ponco atau fly sheer.
Dengan bahan ini dapat dibuat tempat berlindung dengan bermacam bentuk yang sesuai dengan situasi dan kondisinya.

Bahan yang tersedia disekitar kita.( bahan dari alam )

C. Gau atau cekungan lereng


E. AIR

Air adalah bagian kehidupan yang tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan manusia sehari-hari. Dengan hanya meminum air sebanyak empat sampai lima liter sehari manusia dapat bertahan hidup dua sampai tiga minggu, sedangkan tanpa air manusia akan sulit untuk bertahan hidup.

Tubuh manusia mengandung air sebanyak 75 %, yang berperan untuk mempertahankan suhu tubuh tetap normal. Untuk mempertahankan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat sampah dalam tubuh. Kehilangan air dari tubuh harus segera diganti atau akan menderita gangguan kesehatan dan juga kemampuan bergerak akan menurun sekali.

Pada saat survival di hutan tropis seperti di Indonesia, mendapatkan air untuk keperluan minum saja bukanlah sesuatu yang sulit dilakukan. Jangan meminum air dari rawa laut atau rawa air tawar terutama bila air tersebut berwarna kehitaman atau kehijauan dan berbau busuk.
Dalam kondisi survival jangan menunggu kehabisan persediaan air, baru memulai mencari. Hematlah air yang ada dan segera mencari sumber air terdekat pada daerah yang kita lalui sewaktu berjalan mencari arah keluar.
Seorang akan kehilangan air sebanyak 2 sampai 3 liter setiap hari, bahkan bila beristirahat ditempat teduh tetap akan kehilangan air kurang lebih 1 liter air. Kesemua ini perlu penggantian air sehingga tidak menimbulakn kerusakan pada tubuh akibat kekurangan air.




Sumber air….
Sumber air yang dapat langsung diminum dan cara mendapatkannya :
Hujan
Meskipun hujan asam yang dibuat oleh negara-negara industri, yang dapat membuat pencemaran ditanah, air hujan dapat diminum dimana-mana, hanya diperlukan cara mengumpulkannya.Usahakan membuat penampungan sebesar yang dapat kita buat. Menggali lubang dan dipulas dengan tanah liat dapat menampung air dengan baik, tetapi harus ditutup atasnya. Setelah mendapat air dari penampungan maka kita harus memasaknya hingga mendidih.
Dari tumbuhan
Selubungkan sebuah ranting dan daunnya dengan sebuah kantung plastic yang ujungnya diikat. Penguapan dari daun akan menyebabkan timbul pengembunan pada plastik bagian dalam. Caranya : Pilih bagian daun yang sehat dan banyak daunnya. Pada pohon pertahankan ujung kantung plastik pada bagian atas dan sebuah sudut tergantung kebawah untuk mengumpulkan air.









Embun
Pada daerah yang mempunyai iklim sangat ekstrim dimana sangat panas pada siang hari dan sangat dingin pada malam hari, kita dapat menampung embun sangat banyak, apabila pengembunan ini terjadi pada permukaan besi sebaiknya embun diambil dengan busa atau kain dengan cara menyapu embun diatas besi tersebut. Kita dapat memakai kain bersih yang di rendam didalam air untuk mengambil keluar air tersebut. Untuk mengumpulkan embun dari daun yang terdapat disemak belukar, kita mengikat baju/kain bersih sekeliling kaki dan lutut kita kemudian di bawa berjalan menembus belukar tersebut. Secara tidak langsung kain bersih menampung air. INGAT ‼ apabila anda ingin minum air, ambilah sedikit demi sedikit jangan terlalu banyak agar tidak terjadinya muntah.

Tanaman rambat di hutan atau rotan
Potonglah dengan pisau setinggi mungkin yang dapat di jangkau kemudian potong juga bagian bawahnya yang dekat dengan tanah.
Air yang menetes dari tumbuhan tersebut dapat di tampung langsung diteteskan kemulut.

5. Air yang tertampung pada daun-daun lebar, biasanya setelah hujan ataupun embun di pagi hari, pada ruas bambu dan pada bunga kantung semar. Untuk air dari bunga kantung semar sebaiknya ditampung dan di masak dulu karena sering terdapat serangga yang sudah mati.
Sumber air yang harus dimasak dulu.
Air tergenang.
Air sungai besar.
Air yang didapat dari menggali pasir pada dasar sungai kering ataupun daerah aliran sungainya.

Tanda dari hewan…..
Tanda dari hewan ke sumber air.
Hewan bertulang belakang.
Sebagian hewan bertulang belakang memerlukan air secara tetap. Hewan memamah biak biasanya hidup didekat air, dan akan selalu berusaha berada disekitar sumber air. Jejak hewan ini akan sangat jelas menuju kelembah kearah sumber air.
Burung
Pemakan buah seperti burung merpati dll, tidak akan jauh dari sumber air, binatang ini minum pada pagi dan sore hari. Apabila burung ini terbang langsung dan rendah maka itu tanda binatang menuju air, setelah minum burung tersebut akan terbang dari pohon ke pohon dan sering beristirahat.

Burung air dapat terbang jauh tanpa memerlukan air sehingga tidak dapat digunakan sebagai penolong pencari sumber air.
Burung pemakan daging mengambil air dari darah mangsanya sehingga lintasan terbangnya tidak dapat digunakan sebagai patokan lokasi sumber air.

Hewan melata
Tidak dapat menjadi tanda dekat air karena hewan ini mengumpulkan embun dan uap lembab dari mangsa yang ditangkapnya.

Serangga
Sebagai tanda yang baik terutama lebah, mereka bisa terbang sekitar 6,5 km dari sarang tetapi tidak mempunyai jadwal tetap mencari air.
Semut sangat memerlukan air, sekumpulan semut berbaris menuju pucuk pohon untuk mengambil air yang terperangkap disana, seringkali penampungan air ini satu-satunya didaerah yang kering.
Beberapa jenis lalat berdiam sejarak 90 meter dari sumber air.
Menahan air di dalam tubuh :
1. Hindari pergerakan, istirahatlah.
2. Jangan merokok.
3. Bertahan ditempat yang sejuk, berteduhlah. Jika tidak ada buatlah atap tempat berlindung.
4. Jangan berbaring ditempat yang panas atau dipermukaan tanah yang dipanaskan.
5. Makanlah sedikit mungkin, karena untuk pencernaan makanan, kita memerlukan air yang akan diambil dari tubuh kita apabila kita kurang minum.
6. Jangan minum alkohol/mengandung alkohol.
7. Jangan berbicara.
8. Bernapas melalui hidung, jangan dengan mulut.

API

Pada waktu akan menyalakan api harus diingat akan segi tiga api, yaitu tiga unsur dimana api dapat menyala, unsur tersebut adalah : UDARA, PANAS dan BAHAN BAKAR. Pada saat menyalakan api dan membuat api unggun pastikan selalu bahwa lokasi api unggun tersebut tidak berdekatan dengan ranting dan daun kering atau benda lain yang mudah terbakar.
Pada daerah yang lembab dan basah, sebelum menyalakan api, kumpulkan dulu ranting-ranting kecil yang kering sebagai penyala awal yang mudah terbakar, apabila ranting kering ini sulit didapat buatlah serpihan kayu dengan mengiris setipis mungkin kayu yang ada.

Selain untuk memasak.....
Selain untuk memasak, api pada malam hari adalah penghangat tubuh. Menjaga serta memelihara api unggun saat malam hari dalam keadaan survival akan sangat membantu menjaga emosi dan kesadaran.
Untuk menyalakan api banyak cara yang dapat dilakukan selain menggunakan korek api, tetapi ingat pada saat menyalakannya diperlukan ketekunan dan kesabaran.
Cara yang dapat di lakukan :

Dengan lensa.
Dapat digunakan lensa kamera atau lensa teropong.
Jatuhkan titik api ( sinar matahari ) yang sudah melalui lensa pada bahan yang mudah terbakar, yang paling baik dan mudah terbakar adalah kawul, sejenis serat halus yang ada pada ketiak pelepah aren atau kelapa.

Gesekan bambu dengan bambu ( Kayu kering )
Gesekanlah dua bilah bambu/kayu kering dan keras sehingga panas dan mengeluarkan asap, simpanlah didekat sumber panas bahan penyala dan gosok kembali bambu tersebut hingga bahan penyala terbakar.
Cara menggesek bambu ini harus tidak terputus-putus dengan tempo gesekan yang cepat ( gerakan seperti menggergaji) sampai penyala terbakar.

Pisau dengan batu
Bila pisau baja dibenturkan dengan batu ( jenis batu yang keras ) hal ini akan mengeluarkan bunga api yang dapat digunakan sebagai pembakar penyala, tetapi bila bahan penyala tidak kering sekali bahan penyala tidak akan cepat terbakar.
Tindakan membuat api dengan cara ini akan efektif bila menggunakan bahan penyalanya mesiu atau cairan yang mudah terbakar.

Busur dan gurdi
Buatlah busur dan gurdi yang kuat dengan menggunakan tali atau kawat halus, deangan busur itu gurdikan sebelah kayu keras pada kayu yang lain, sehingga panas dan mengeluarkan asap dan segeralah taburkan / letakan bahan penyala agar terbakar.

NAVIGASI DARAT

MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN




ILMU MEDAN, PETA DAN KOMPAS
(NAVIGASI DARAT)



1. Pengantar

Sejalan dengan lajunya perkembangan jaman, dalam rangka mendukung tercapainya tugas operasional Polri serta dalam mengantisipasi laju perkembangan masyarakat, insan Brimob Polri dituntut untuk mampu melaksanakan tugas di lapangan secara profesional.

Brimob Polri sebagai salah satu pengemban tugas Polri dituntut untuk selalu siap apabila dihadapkan pada tantangan-tantangan tugas Polri yang berintensitas tinggi. Untuk membentuk Personel Brimob yang memiliki kemampuan menghadapi tugas Polri yang berintensitas tinggi tersebut maka diperlukan kemampuan menguasai berbagai medan dengan menggunakan Peta dan Kompas. Dengan penguasaan medan secara tepat maka akan sangat membantu dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan tugas-tugas operasional Brimob.

Untuk membekali kemampuan tersebut di atas, maka dalam bahan ajar ini akan diuraikan secara garis besar mengenai : Medan, Peta, dan Kompas.



2. Standar Kompetensi

Memahami dan mampu membaca peta dalam rangka penguasaan medan darat.


BAB I

MEDAN DAN PETA



Kompetensi Dasar

Memahami medan dan peta.



Indikator Hasil Belajar

1. Mendefinisikan pengertian medan.
2. Menjelaskan macam-macam medan.
3. Menjelaskan bentuk-bentuk medan ditinjau dari tinggi rendahnya medan.
4. Menjelaskan bentuk-bentuk medan ditinjau dari luasnya Pemandangan.
5. Menjelaskan bentuk-bentuk medan ditinjau dari dapat / tidaknya dilalui.
6. Mendefinisikan pengertian Peta.
7. Menjelaskan macam-macam Peta.
8. Menjelaskan Peta menurut Skalanya.
9. Mendefinisikan pengertian tanda-tanda Peta.
10. Mendefinisikan pengertian Bahasa Peta.
11. Menjelaskan warna-warna yang terkandung dalam Bahasa Peta.





1. Medan

1.1. Pengertian Medan

Medan adalah permukaan bumi beserta segala sesuatu benda yang ada diatasnya yang tetap dan tidak dapat dipindah-pindahkan.

Ilmu Medan adalah ilmu yang mempelajari tentang :

 Susunan / bentukan, sebagian serta lapisan kulit bumi dan air.
 Untuk menentukan suatu posisi atau tempat tertentu dengan tepat.
 Untuk memastikan benar / tidaknya suatu arah perjalanan.

1.2. Macam-macam Medan

 Medan Baik adalah apabila Medan tersebut menguntungkan pihak kita didalam gerakan, kedudukan, pertempuran, perawatan, pengangkutan dan sebagainya.
 Medan Buruk adalah apabila Medan tersebut merugikan atau menghambat pihak kita dalam gerakan, kedudukan, pertempuran, perawatan, pengangkutan dan sebagainya.

1.4. Bentuk-bentuk Medan

1.4.1 Ditinjau dari tinggi rendahnya medan

 Medan Rata adalah Medan yang sama sekali / hampir rata. Yang membedakan dari tinggi ke rendah atau sebaliknya hampir tidak tampak atau berangsur-angsur sedemikian rupa, sehingga tidak boleh merupakan sudut yaag lebih besar dan 1,5 derajat.
 Medan Tidak Rata adalah Medan yang perbedaan antara tinggi rendahnya atau sebaliknya amat besar serta mendaki dan menurun sangat tajam.
 1.4.2 Ditinjau dari Luasnya Pemandangan

 Medan Terbuka adalah Medan dimana tidak terdapat rintangan yang menghalang-halangi penglihatan (bebas pandang).
 Medan Tertutup adalah Medan dimana terdapat rintangan atau adanya benda-benda, tanam-tanaman yang menghalangi penglihatan.

1.4.3 Ditinjau dari Dapat / Tidaknya Dilalui

 Medan Terpotong adalah Medan dimana terdapat rintangan yang menghalangi, menghambat gerakan kita (sungai, pagar, rawa dan lain-lain).
 Medan Tidak Terpotong adalah Medan yang tidak terdapat penghalang sama sekali.





2. Peta

2.1. Pengertian Peta

Peta adalah suatu lukisan / gambar dengan garis (Line Drawing) dari sebagian permukaan bumi yang dibuat atas skala yang menyatakan perbandingan ukuran dari keadaan di peta dengan keadaan di Medan (Terren).

2.2. Macam-Macam Peta

 Peta Planimetri adalah Peta biasa, tidak menggambarkan tentang keadaan perbedaan tinggi / rendah dari permukaan bumi.
 Peta Aeronautik adalah Peta yang dipakai dalam kalangan Penerbangan.
 Peta Hydrographi adalah Peta yang dipakai dalam kalangan Pelayaran.
 Peta Topographi adalah Peta yang dibuat dengan selengkap-lengkapnya, yaitu dengan menggambarkan keadaan serta benda-benda yang ada di medan dengan tanda-tanda topographi yang menyatakan perbedaan ketinggian dengan menggunakan garis tinggi / garis bunga (Hechures).
 Peta Photo adalah Peta yang dibuat dengan cara memotret dari udara guna melengkapi Peta Topographi.
 Peta Schet (Bagan) adalah Peta yang dibuat dengan cara kasar dari suatu daerah kecil, misalnya peta Wilayah Polsek.
 Peta Schet Panorama adalah Peta yang dibuat secara kasar mengenai daerah kecil yang merupakan suatu lukisan dari suatu daerah ; biasanya dibuat kurang teliti ; merupakan pelengkap peta topographi dan semua benda yang dianggap penting digambar.
 Peta Oleat (Overlays) adalah Peta yang dibuat diatas kertas minyak dengan cara menjiplak atau ngeblat, guna mendampingi Peta Topographi.
 Biasanya dibuat dan dilampirkan bersama-sama dengan Laporan Gerakan Pasukan.

2.3. Peta menurut Skalanya

2.3.1 Peta Umum
 Dibuat atas Skala Kecil.
Skala Lebih Kecil dari 1 : 1.000.000 ; Misalnya 1 : 5.000.000.
 Dipakai oleh Komandan / Staf dari suatu Kesatuan yang Besar didalam membuat Rencana Umum untuk mempelajari Strategi dan Logistik Umum.

2.3.2 Peta Strategi
 Dibuat atas Skala Sedang.
Skala 1 : 100.000 s/d 1 : 125.000.
 Biasanya dipakai untuk membuat Rencana Operasi oleh Kesatuan yang Besar (termasuk gerakan-gerakan, penempatan dan perbekalan pasukan).






2.3.3 Peta Taktik

 Dibuat atas Skala Besar.
Skala 1 : 25.000 s/d 1 : 50.000.
 Dibuat sangat teliti dan lengkap.
 Dipakai oleh Pimpinan / Komandan di dalam pertempuran yang sebenarnya, maka peta ini disebut Peta Pertempuran.

2.4. Keadaan Peta ; Tanda Peta / Medan ; Penilaian Medan ; Pengaruh Medan dan Bahasa Peta.

2.4.1 Tanda-tanda Peta

Tanda Peta adalah gambaran sederhana yang dibuat pada peta untuk menyatakan obyek dan keadaan di peta agar sesuatu yang ada dipermukaan bumi dapat digambarkan dalam peta, maka hal tersebut digambar dengan tanda-tanda peta.

Contoh : Jurang ; Danau ; Rawa-rawa Hutan dan sebagainya.

2.4.2 Tanda-tanda Medan Buatan

 Benda di atas bumi.
 Berhubungan dengan bumi.
 Tidak menjadi bagian dari bumi.
Contoh : Bangunan-bangunan ; Rumah ; Jalan ; Tugu ; Rel Kereta Api dan sebagainya.

2.4.3 Titik Tanda
 Bagian atau benda lapangan.
 Benda medan yang warna dan bentuknya kelihatan jelas dari jauh.

Contoh : Timbunan Tanah / Batu ; Pohon dan bangunan-bangunan yang selisih warnanya dapat dilihat dari jauh dengan jelas.

2.4.4 Penilaian Medan

Penilaian Medan tergantung pada :
 Maksud dan tujuan yang dikehendaki.
 Jumlah dan jenis pasukan yang menggunakan.
 Jumlah dan jenis lawan yang dihadapi.

2.4.5 Tujuan Penilaian Medan adalah :
 Untuk menguraikan arti dari Penilaian Medan.
 Menunjukan pengaruh-pengaruh medan atas penempatan taktis.






2.4.6 Pengaruh Medan

Medan sangat mempengaruhi terhadap seluruh tindakan-tindakan pertempuran bahkan pengaruh tersebut kadang-kadang memaksa, baik sebelum - sedang dan sesudah gerakan-gerakan pasukan sedang berjalan.
Misalnya : Dalam Serangan ; Pertahanan ; Pengintaian dan Tembakan Bantuan.

Jadi jelaslah disini bahwa antara Ilmu Medan dan Pengetahuan Taktis adalah saling berhubungan dalam mensukseskan gerakan pasukan.

Hubungannya adalah :
Ilmu Medan ; mempelajari tentang data keadaan Medan.
Pengetahuan Taktis ; mempelajari tentang cara penggunaan Medan.
Hal mana merupakan syarat mutlak bagi seorang Pimpinan, untuk menilai Medan secara cepat dan tepat dalam kepentingan tugasnya.

Sedangkan untuk mengenal Medan dengan tepat dan jelas, hendaknya dapat membaca peta dengan baik ; sedangkan untuk membaca peta dengan baik, maka harus terlebih dahulu memahami tentang "Bahasa Peta".

2.4.7 Bahasa Peta

Bahasa Peta adalah sejumlah tanda atau warna yang dibuat secara sederhana, yang menggambarkan tentang bagian-bagian dan benda Medan.

Warna-warna tersebut adalah :
 Merah ; menggambarkan tentang konstruksi dari konstruksi jalan dari batu / aspal.
 Hitam ; menggambarkan tentang konstruksi dari kayu, bamboo, tanaman dan rel kereta api.
 Biru ; menggambarkan tentang konstruksi dari besi, sawah, perairan (Laut ; Danau ; Sungai dan lain-lain).
 Hijau ; menggambarkan tentang suatu perkampungan / daerah tumbuh-tumbuhan.
 Coklat ; menggambarkan tentang dataran tinggi.
 Kuning ; menggambarkan tentang jalan, kuburan, batas perkebunan.







BAB II

SKALA , MENGUKUR JARAK PADA PETA
DAN KOORDINAT



Kompetensi Dasar

Memahami dan terampil mengukur jarak dan menentukan Koordinat peta.


Indikator hasil belajar

1. Mendefinisikan pengertian Skala.
2. Menjelaskan cara mengukur jarak pada Peta.
3. Memperagakan pengukuran jarak pada Peta.
4. Menjelaskan cara menentukan Tempat pada Peta dengan Sistem Koordinat.
5. Memperagakan penentuan Tempat pada Peta dengan Sistem Koordinat.
6. Memperagakan penentuan tempat pada peta dengan sistem Koordinat 4 angka.
7. Memperagakan penentuan tempat pada peta dengan sistiem Koordinat 6 angka.



1. Skala

Skala adalah perbandingan ukuran antara keadaan di Peta dan keadaan didalam Medan.
Segala sesuatu yang ada di peta, adalah hal-hal yang juga ada di dalam Medan dengan menggunakan ukuran yang diperkecil menurut perbandingan tertentu. Perbandingan inilah yang disebut Skala.

Misalnya ; Jarak di Peta antara Desa A dengan Desa B = 2 cm ; sedangkan jarak tersebut didalam medan = 1 Km (100.000 cm), maka perbandingan antara kedua jarak tersebut adalah = 2 cm : 100.000 cm = 2 : 100.000 = 1 : 50.000.
Sebaliknya jarak didalam Peta = 5 cm ; sedangkan skala dari peta = 1 : 100.000, maka jarak sebenarnya didalam Medan adalah 100.000 x 5 cm = 500.000 cm = 5 Km.
Jelaslah disini bahwa, Skala itu sebenarnya adalah perbandingan yang diperoleh dari hasil-bagi dari Jarak di Peta dengan Jarak di Medan.













Tidak semua benda dan keadaan didalam medan dapat digambarkan didalam Peta atas Skala.
Misalnya ; suatu jalan yang didalam Medan lebarnya 4 meter ; Skala 1 : 50.000 cm = 4.000 mm : 50.000 = 4 : 50 = 2 : 25 = 0,08 mm.
Ukuran sebesar ini tidak / sulit sekali digambarkan di dalam Peta, maka jalan tersebut digambarkan lebih tebal dan dengan memakai tanda Topographi tertentu.















2. Cara mengukur Jarak

2.1 Cara menyatakan Skala pada Peta.
 Memakai Perbandingan.
Misal ; Skala = 1 : 50.000.
 Menggunakan Skala Grapik.
Misal ;
























 Memakai Skala Angka dengan Huruf.
Misal ; 2 cm adalah sama dengan 1 km.

2.2. Cara mengukur Jarak pada Peta

Dalam mengukur jarak pada Peta ; untuk mengetahui jarak tersebut didalam Medan, maka dapat memakai cara-cara sebagai berikut :
 Mengukur jarak pada Peta dengan memakai alat penggaris (Lineal).
Contoh :

 Siswa mengukur Jarak peta dengan penggaris dari titik koordinat A ke titik koordinat B = 10 cm.







 kemudian hasil pengukuran tersebut dikalikan dengan Skala pada Peta ( contoh skala 1 : 50.000 cm ), jadi untuk mengukur Jarak Medan
=




JM = 10 x 50.000 cm
1
JM = 500 000 cm
JM = 5000 m
Jm = 5 km

 Mengukur jarak pada Peta dengan memakai secarik kertas ; lalu mencocokkan hasil pengukuran dengan Skala Grafik dari Peta itu.
 Mengukur jarak pada Peta dengan memakai alat penggaris (Lineal) dan menyamakan hasil pengukuran tersebut dengan Skala Angka dan Huruf.
 Mengukur jarak pada Peta dengan memakai alat pengukur jarak peta (Mapmeasure) ; kemudian mengalikan hasil pengukuran tersebut dengan Skala dari Peta itu.

2.3. Menentukan Tempat pada Peta dengan Sistem Koordinat

2.3.1 Koordinat Peta

 Menurut Sistem Koordinat ; bumi dibagi menjadi vak-vak persegi dengan ukuran 1 km.
 Garis Lurus Horisontal dan Vertikal yang menjadi tepi vak-vak tersebut dinamakan Koordinat Peta. Tiap-tiap garis koordinat diberi Nomor 00 - 99 ; baik dan kiri maupun dari bawah ke atas.
 Maksud sistem ini ialah untuk memudahkan menentukan letak suatu tempat di Peta dan mencegah kekeliruan / kesalahan dalam menyebutkan tempat tersebut di Peta


















2.3.2 Cara menentukan / mencari Koordinat

 Sistem 4 (Empat) Aneka
 Sebutkan angka / nomor Koordinat Vertical dan Horizontal secara berurutan.
 Sebutkan angka / nomor Koordinat Vertikal yang berada di kiri titik tersebut (KOKI).
 Sebutkan angka / nomor Koordinat Horizontal yang berada di bawah titik tersebut (KOBA)










 Sistem 6 (Enam ) Angka

Vak yang berukuran 1 km, dimana titik berada dibagi menjadi 100 vak kecil dengan memakai 9 Garis Vertikal dan 9 Garis Horizontal ; yang diberi nomor 1 sampai dengan 9 ; baik ke kiri - ke kanan maupun dari bawah ke atas, kemudian sebutkan Angka / Nomor Koordinat secara berurutan, sebagai berikut :

 Sebutkan angka / nomor koordinat vertikal yang berada di kiri titik tersebut.
 Sebutkan pula angka / nomor koordinat vertikal vak kecil yang berada di kiri titik tersebut.
 Sebutkan angka nomor koordinat horizontal yang berada di bawah titik tersebut.
 Sebutkan pula angka / nomor koordinat horizontal vak kecil yang berada di bawah titik tersebut.
Penyebutan angka / nomor koordinat tidak boleh terbalik ; artinya harus vertikal dulu baru horizontal.
Contoh :













Titik A terletak di koordinat 123 437
BAB III

ARAH POKOK, DEKLINASI, VARIASI MAGNIT,
DEKLINASI MAGNIT DAN AZIMUTH


Kompetensi Dasar

1. Memahami arah pokok, deklinasi, variasi dan deklinasi magnit.
2. Memahami dan mampu menghitung azimuth.

Indikator hasil belajar

1. Menjelaskan macam arah utara.
2. Menjelaskan Deklinasi Peta (DP).
3. Menggambarkan Deklinasi Peta (DP).
4. Menjelaskan Deklinasi Magnit (DM).
5. Menggambarkan Deklinasi Magnit (DM).
6. Menjelaskan Increase dan decrease.
7. Menggambarkan Increase dan decrease.
8. Mendeskripsikan Deklinasi Magnit (DM).
9. Menjelaskan Azimuth.
10. Menggambarkan macam-macam Azimuth.
11. Menghitung Azimuth di dalam Medan dengan Kompas




1. Arah Pokok

Dalam hal membaca Peta maupun potong kompas arah pokok yang dipergunakan adalah arah utara dan ada 3 (tiga) macam arah utara yaitu :

1.1 Utara Sebenarnya (US)

Adalah arah utara yang sesuai dengan / dan kedudukan kita ke kutub utara bumi. Arah ini adalah sesuai pula dengan arah Garis Meridian Utara - Selatan pada peta. Utara ini adalah utara yang tetap.

Utara Sebenarnya (US) :
 Garis Lurus bertanda Bintang (US) True North.
 Arah kedudukan kita ke Kutub Utara.
 Utara ini adalah utara tetap.










1.2. Utara Peta (UP)

Adalah arah yang sesuai dengan Arah Koordinat Vertikal pada Peta. Pada Peta arah ini adalah bagian atas pada Peta.

Utara Peta (UP) :
 Garis Lurus bertanda "GN" (UP) Grith North.
 Pada peta, arah ini adalah bagian atas peta tersebut.

1.3. Utara Magnit (UM)

Adalah arah yang sesuai dengan arah jarum jam magnit kompas yang menuju ke kutub magnit bumi dan yang berada di Bothia Felix di sebelah Utara Canada.
Utara Magnit (UM) :
 Garis Lurus bertanda "Panah" Magnetis North.
 Jarum Magnit Kompas menuju ke arah kutub magnit yang berada di Bothia Felix sebelah Utara Canada.








2. Deklinasi

Arah US ; UP dan UM ; biasanya tidak sama apabila garis tersebut dilihat dari suatu titik, sehingga menimbulkan sudut-sudut perbedaan yang dinamakan Deklinasi.
Besarnya Deklinasi selalu diukur dari US, karena US adalah Utara yang tetap dan pasti.

2.1. Deklinasi Peta (DP)
Adalah suatu sudut perbedaan antara US dan UP ; diukur dari US dengan dinyatakan disebelah Timur / Kanan dari US.

Contoh : Deklinasi Peta (DP).













2.2. Deklinasi Magnit (DM)

Adalah sudut perbedaan antara US dan UM ; diukur dari US dengan dinyatakan di sebelah Barat / Kiri atau Timur / Kanan dari US.
Contoh : Deklinasi Magnit (DM).














Keterangan :
Deklinasi Magnit ini tidak tetap, akan tetapi berubah setiap tahun karena kedudukan Kutub Magnet berpindah-pindah sedikit demi sedikit pada tiap-tiap tahunnya.
Perubahan semakin berkurang pada tiap-tiap tahun dan Deklinasi Magnit ini disebut Variasi Magnit.


3. Variasi Magnit

 Increase
Dinyatakan Increase apabila perubahan magnit tiap-tiap tahun bertambah.

 Decrease
Dinyatakan Decrease apabila perubahan tiap-tiap tahun berkurang.
Variasi Magnit didalam Peta dinyatakan dengan keterangan dibawah Declination Diagram bersama-sama dengan Tahun Deklinasi yang dinyatakan oleh Declination Diagram tersebut.

Contoh : GN









Aproximate Mean Declination Tahun 1943 for Center of Sheet Annual Magnetic Change 31 Increase

Artinya :
Deklinasi pokok kira-kira untuk tahun 1943 diukur dari tengah-tengah Sheet.
Perubahan Magnit pada tiap-tiap tahun adalah bertambah karena Increase dan apabila berkurang adalah Decrease.


4. Sdt Peta Magnit (SDM)

Adalah sudut perbedaan antara UP dan UM dengan dinyatakan di sebelah Barat / Kiri atau Timur / Kanan dan UP.
Sudut Peta Magnit sebagaimana halnya Deklinasi Magnit, juga tidak tetap akan tetapi berubah tiap tahun ; karena kedudukan Kutub Magnit berpindah-pindah sedikit demi sedikit tiap tahun.
Perubahan ini di sebut Variasi Magnit (VM).

Ada dua kemungkinan Variasi Magnit (VM), sebagai berikut :
 Increase

Dinyatakan Increase apabila perubahan magnit pada tiap–tiap tahun bertambah.
Gambar :






 Decrease
Dinyatakan Decrease apabila perubahan magnit pada tiap-tiap tahun berkurang.

Gambar :







5. Azimuth

Arah dan kedudukan Utara ke suatu titik maupun di Medan dapat dihitung dengan Ukuran Derajat ; yang diukur dari garis US ; UP dan UM ; karena arah tersebut dari Garis US ; UP dan UM adalah merupakan suatu sudut, maka sudut ini dinamakan Azimuth.

Atau dengan kata lain, bahwa Azimuth ialah suatu sudut yang diukur secara arah jarum jam dari US ; UP dan UM ke suatu titik di dalam Peta atau didalam Medan dengan memakai Busur Derajad untuk pengukuran di Peta dan dengan memakai Kompas untuk pengukuran di Medan.

5.1. Macam-macam Azimuth

5.1.1 Ditinjau dari Pengukuran

 Azimuth Sebenarnya (AZS).

Suatu Azimuth yang pengukurannya dari US.










 Azimuth Peta (AZP)
Suatu Azimuth yang pengukurannya dari UP.










 Azimuth Magnit (AZM)
Suatu Azimuth yang pengukurannya dari UM (GN).











5.1.2 Ditinjau dari Arah

 Azimuth Muka
Suatu Azimuth dari kedudukan (A) kita ke titik tujuan (B)

 Pengukuran Azimuth pada Peta










 Pengukuran Azimuth di dalam Medan dengan Kompas










Keterangan :

A = Kedudukan Kita
B = Kedudukan Sasaran






 Azimuth Belakang

Telah diketahui bahwa Azimuth Muka adalah dari kedudukan kita (A) ke titik tujuan (B). Akan tetapi Azimuth itu dapat diukur sebaliknya yaitu dari titik tujuan (B) ke kedudukan Kita (A).
Azimuth yang demikian dinamakan Azimuth Belakang.

 Pengukuran Azimuth Belakang pada Peta, sebagai berikut :


















Pengukuran Azimuth Belakang di dalam Medan, sebagai berikut :











Rumus untuk mencari Azimuth Belakang :

- Apabila Azimuth Muka lebih kecil dari 180, maka AZB nya = Azimuth Muka + 180 °.
- Apabila Azimuth Muka lebih besar dari 180, maka AZB nya = Azimuth Muka – 180 °.

5.2. Cara menghitung Azimuth Peta (AZP) dan Azimuth Magnit (AZM).




 Rumus Perhitungan AZP dan AZM.
 Apabila UM di sebelah Timur / Kanan dari UP.











Maka Rumusnya A - B :



 Apabila UM berada di sebelah Barat / Kiri dari UP.











Maka Rumusnya A – B :


Contoh soal :

 Diketahui : a.








- SPM tahun 2005 = 1°31’
- VM per tahun 5’ Increase / Timur.

b. AZP = 40°

Ditanyakan : a. SPM tahun sekarang.
b. AZM

Jawaban : a. VM dari tahun 2005 s/d sekarang = 2 x 5’
= 10’.
SPM tahun sekarang ( 2007) = 1°31’ + 10’
= 1°41’

b. AZM = AZP - SPM
= 40° - 1°41’
= 38° 19’

 Diketahui : a.








- SPM tahun 2005 = 1°31’
- VM per tahun 5’ Decrease / Timur.

b. AZP = 40°

Ditanyakan : a. SPM tahun sekarang.
b. AZM

Jawaban : a. VM dari tahun 2005 s/d sekarang = 2 x 5’
= 10’.
SPM tahun sekarang ( 2007) = 1°31’ - 10’
= 1°21’

b. AZM = AZP - SPM
= 40° - 1°21’
= 38° 39’


Catatan : - Tiap 1° = 60’
- Increase dan Decrease hanya digunakan untuk menghitung SPM ( Sudut Peta Magnit )








BAB IV


PENENTUAN TEMPAT DAN ORIENTER PETA



Kompetensi Dasar

Memahami penentuan tempat dan orienter peta.



Indikator hasil belajar

1. Mendefinisikan Intersection (Dimana Dia).
2. Mendeskripsikan cara penentuan tempat dengan Intersection (Dimana Dia).
3. Menjelaskan Resection (Dimana Saya).
4. Mendeskripsikan cara penentuan tempat dengan Resection (Dimana Saya).
5. Menjelaskan Modefied Resection.
6. Melukis Modefied Resection.
7. Mendeskripsikan cara penentuan tempat dengan Modefied Resection.
8. Mendefinisikan pengorienteran Peta.
9. Menjelaskan pengorienteran Peta dengan menggunakan Kompas.
10. Menjelaskan pengorienteran Peta dengan menggunakan benda di dalam medan.

1. Penentuan tempat pada peta

Untuk menentukan tempat pada Peta dengan memakai Kompas dan Busur Derajad, dapat memakai cara-cara sebagai berikut :

1.1. Intersection (Dimana Dia)

Adalah suatu cara untuk menentukan dalam Peta, suatu tempat dari jauh dengan menggunakan 2 (dua) atau lebih titik / tempat kedudukan Kita di Medan ; yang tergambar juga di Peta, sebagai berikut :

 Bidiklah dengan Kompas untuk memperoleh AZM dari tempat kedudukan kita yang pertama yang tergambar di Peta ke arah suatu tempat di Medan yang akan kita tentukan kedudukannya didalam Medan.
 Ubahlah AZM tersebut menjadi AZP dan lukislah AZP tersebut dengan garis lurus dan tempat kedudukan kita yang pertama tersebut didalam Peta.
 Bidiklah dengan Kompas untuk memperolaeh AZM dari tempat kedudukan kita yang kedua ; yang terdapat juga dalam Peta ke arah suatu tempat di Medan yang akan kita tentukan kedudukannya didalam Medan.
 Ubahlah AZM tersebut menjadi AZP dan lukislah AZP tersebut dengan garis lurus dari tempat kedudukan kita yang kedua tersebut di dalam Peta.
 Tempat kedudukan garis AZP bersilang ; disitulah tempat kedudukan benda yang kita maksudkan.

Gambar :











Contoh : Melukis Intersection.
I. - SPM = 5 o.
- AZM I = 35 °.
- AZP I = 35 ° + 5 ° = 40 °.

II. - SPM = 5 o.
- AZM II = 325 o.
- AZP II = 325 o + 5 o = 330 o.






1.2. Resection (Dimana Saya)

Adalah suatu cara untuk menentukan kedudukan kita dengan menggunakan 2 (dua) atau lebih titik di Medan yang berada didekat atau sekeliling kita dan tergambar juga di Peta, sebagai berikut :

 Pandulah / bidiklah dengan Kompas untuk memperoleh AZM dari kedudukan kita ke arah titik / benda di Medan disekeliling kita yang pertama yang terdapat juga di Peta.
 Ubahlah AZM tersebut menjadi AZP dan carilah AZB nya, lalu lukislah AZB tersebut dengan garis lurus dari titik / benda yang pertama didalam Peta.
 Pandulah / bidiklah dengan Kompas untuk memperoleh AZM dari kedudukan kita ke arah titik / benda di Medan disekeliling kita yang kedua yang terdapat juga di Peta.
 Ubahlah AZM tersebut menjadi AZP dan carilah AZB nya, lalu lukislah AZB tersebut dengan garis lurus dari titik / benda yang kedua didalam Peta.
 Tempat kedua garis AZB tersebut bersilang, disitulah letak kedudukan kita.

Contoh : Melukis Resection.
I. - SPM= 5 °. II. - SPM = 5 °.
- AZM = 315 °. - AZM = 35 °
- AZP = 315 ° + 5° = 320 ° - AZP = 35° + 5° = 40°
- AZB = 320 ° - 180 ° = 140 °. - AZB = 40°+180°= 220° .











1.3. Modefied Resection

Adalah suatu Resection dengan menggunakan satu titik saja, yaitu apabila kita berada disuatu benda Medan yang Linear (Misal : Jalan ; Rel Kereta Api ; Sungai ; Tepi Laut / Pantai), sebagai berikut :

 Pandulah / bidiklah dengan Kompas untuk memperoleh AZM dari kedudukan kita yang terdapat juga di Peta (Misal : Jalan ; Rel Kereta Api dan lain-lain) ke arah suatu benda / titik didalam Medan yang tergambar pula di Peta.
 Ubahlah AZM tersebut menjadi AZP dan carilah AZB nya, kemudian lukislah AZB tersebut dengan garis lurus dari titik / benda tersebut di dalam Peta.
 Tempat garis AZB tersebut bersilang dengan benda Medan yang berbentuk Linear, disitulah / tempat kedudukan kita.



Contoh : Melukis Modefied Resection














- SPM = 5 °.
- AZM = 295 °.
- AZP = 295 ° + 5 o = 300 °.
- AZB = 300 ° - 180 ° = 120 °.

2. Mengorienter Peta

Mengorienter Peta adalah menyesuaikan / menempatkan Peta sedemikian rupa sehingga arah dan kedudukannya sesuai dengan keadaan yang sebenamya di Medan.

Untuk mengorienter Peta ada 2 (dua) cara, sebagai berikut :
 Dengan menggunakan Kompas.

 Letakkan Kompas diatas Peta, sehingga garis utara selatan / garis rambut Kompas terletak diatas Peta dan sejajar dengan garis UM (Garis Koordinat Vertikal).
 Putar-putarlah Peta dengan Kompas yang terletak diatasnya, sehingga jarum Kompas berhimpit dengan garis utara selatan / garis rambut.

 Dengan menggunakan Benda didalam Medan.
 Pilihlah suatu benda didalam Medan (Misal : Bukit), yang dapat dilihat dari kedudukan kita dan terdapat juga di Peta.
 Buatlah pada Peta itu ; suatu garis lurus dan kedudukan kita ke benda tersebut.
 Putar-putarlah Peta tersebut, sehingga garis lurus pada Peta itu menuju ke arah benda didalam Medan tersebut.



BAB V

PENGGUNAAN KOMPAS, PENGHINDARAN RINTANGAN, PENJELAJAHAN MEDAN DAN PEMERIKSAAN ARAH


Kompetensi Dasar

Memahami dan terampil menggunakan kompas dalam penjelejahan medan.

Indikator hasil belajar

1. Menjelaskan langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam berjalan dengan menggunakan Kompas.
2. Menyebutkan ketentuan memandu dengan menggunakan Kompas.
3. Menjelaskan cara menghindari rintangan dengan menggunakan Titik tanda/benda medan di seberang.
4. Memperagakan menghindari rintangan dengan menggunakan Titik tanda/benda medan di seberang.
5. Menjelaskan cara menghindari rintangan dengan menggunakan Azimuth Belakang.
6. Memperagakan cara menghindari rintangan dengan menggunakan Azimuth Belakang.
7. Menjelaskan urut-urutan penyelesaian persoalan di atas Peta dalam rangka persiapan sebelum melaksanakan penjelajahan medan.
8. Memperagakan urut-urutan penyelesaian persoalan di atas Peta dalam rangka persiapan sebelum melaksanakan penjelajahan medan.
9. Menjelaskan pemeriksaan arah perjalanan dan tempat tujuan dengan Back Chek (Pemeriksaan kembali ke Belakang).
10. Menjelaskan pemeriksaan arah perjalanan dan tempat tujuan dengan melihat Keadaan Medan.
11. Mendeskripsikan cara membandingkan/mencocokkan keadaan Medan di sekeliling titik tujuan dengan keadaan di Peta.
12. Memperagakan cara membandingkan/mencocokkan keadaan Medan di sekeliling titik tujuan dengan keadaan di Peta.
1. Penggunaan kompas

1.1. Berjalan dengan menggunakan Kompas

Kita berjalan dari kedudukan kita ke tempat lain dengan berpandu kepada arah Kompas yang dilengkapi dengan Peta untuk dapat melaksanakan itu.

Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam berjalan dengan menggunakan Kompas adalah sebagai berikut :

 Buat garis antara titik pangkal dan titik tujuan.
 Hitunglah AZP dengan menggunakan Busur Derajad.
 Merubah AZP menjadi AZM.
 Berjalan dengan AZM, yang dihadapi :

 Carilah suatu benda tetap / tidak bergerak sebagat titik bidik sesuai arah Kompas / AZM.
 Berjalan ke benda tersebut.
 Selanjutnya dari benda tersebut ke benda lain yang searah dengan AZM.
 Demikian cara ini kita ulangi dari suatu bendake benda lain, sehingga sampai ke titik yang dikehendaki (titik tujuan).

1.2. Memandu dengan menggunakan Kompas

 Ketentuan memandu dengan menggunakan Kompas pada siang Hari
 Luruskan derajad dari AZM yang ditentukan dengan garis rambut.
 Selanjutnya berjalan menurut arah yang lurus dengan garis rambut.

 Ketentuan memandu dengan menggunakan Kompas pada malam Hari

 Luruskan Derajad dari AZM yang ditentukan dengan garis rambut.
 Kemudian buat garis Radium (Warna Hijau) berhimpit dengan Jarum Magnit Kompas.
 Selanjutnya berjalan menurut arah Garis Radium dengan selalu berimpit dengan arah Jarum Magnit Kompas.
 Sebagai titik tanda / titik bidik dapat menggunakan / menempatkan seseorang di depan.

 Hal-hal yang mempengaruhi Kompas

 Kawat listrik tegangan tinggi dan senjata berat = 60 m.
 Kawat Telegraph dan senjata sedang = 40 m.
 Pagar kawat berduri = 10 m.
 Topi baja dan senjata ringan = 3 m.

2. Penghindaran Rintangan

Apabila pada waktu berjalan menjumpai rintangan, misalnya ; danau, jurang yang terjal yang sulit dilewati, maka harus dihindari dengan cara-cara, sebagai berikut :

2.1. Menggunakan Titik Tanda di Seberang.

 Kita mencari suatu benda yang ada di seberang dengan AZM yang digunakan sebagai titik tanda.
 Kemudian berjalan ke benda tersebut dengan menghindari rintangan itu.
 Apabila tidak ada benda di seberang rintangan, kita dapat menempatkan orang di seberang dengan AZM yang telah di tentukan.

2.2. Menggunakan Azimuth Belakang

Setelah menghindari rintangan dan berada di seberang, maka kita melihat kembali dengan AZB (Azimuth Belakang) ke arah titik / benda yang baru ditinggalkan, misalnya :


 Berjalan dengan menggunaka AZM 60 °.
 Setelah sampai di seberang membidik ke arah tempat yang ditinggalkan dengan Azimuth Belakang (AZB), yaitu 60 ° + 180 ° = 240 °.
Contoh : a.














Contoh : b.












 Menggunakan Sistem Sudut 90 ° Jurang.


















Keterangan :

A – E : AZM = 60 o.
A – B : AZM = 60 o + 90 o = 150 o
Jarak = 90 m.
B – B : AZM = 60 o.
Jarak = 120 m.
C – D : AZM = 330 o.
Jarak = 90 m.
D – E : AZM = 60 o (Arah Semula).
Pedoman Perubahan Arah : - Ke kanan + 90 o.
- Ke kiri – 90 o.

3. Penjelajahan Medan

Apabila akan menjelajah medan dengan menggunakan Kompas, maka harus mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :

 Persiapan sebelum Berangkat

Yaitu menyelesaikan persoalan di atas Peta dengan urut-urutan, sebagai berikut :

 Mengorienter Peta.
 Pasang kertas Oleat.
 Tentukan / cari Koordinat Titik Pangkal.
 Tentukan / cari Koordinat Tujuan.
 Hubungkan dengan garis lurus titik koordinat-koordinat tersebut.
 Tentukan Azimuth Peta (AZP) dengan Busur Derajat.
 Hitunglah Sudut Peta Magnit (SPM) tahun sekarang dengan melihat Declination Diagram.
 Tentukan Azimuth Magnit (AZM).
 Hitung jaraknya.

 Buat Sket Perjalanan.
 Berjalan dengan AZM yang didapat.


4. Pemeriksaan arah perjalanan dan tempat tujuan

 Dengan Back Chek (Pemeriksaan kembali ke Belakang)

Apabila ragu-ragu akan arah yang kita lalui, maka kita mengadakan pemeriksaan kembali, yaitu dengan melihat Azimuth Belakang dan AZM dengan Kompas ke arah letak yang baru ditinggalkan.

 Dengan melihat Keadaan Medan

Untuk menjaga arah perjalanan, maka kita sebelum memulai perjalanan terlebih dahulu mempelajari / mencatat keadaan di Medan dalam Peta diantara titik pangkal dan titik tujuan yang dilintasi oleh Garis AZP.

Misalnya : Didalam Peta kita lihat 100 m didepan titik pangkal ada kuburan Islam ; kemudian 200 m lagi ada sungai yang dilintasi oleh garis AZP tersebut, maka hal ini di jumpai pula didalam Medan dengan jarak dan urutan-urutan yang sama didalam Peta.

5. Pemeriksaan di Tempat Tujuan

Setelah sampai di titik tujuan, kita harus memeriksa apakah kita betul sampai di tempat yang kita maksudkan. Untuk mengecek dapat dengan cara membandingkan/mencocokkan keadaan Medan di sekeliling titik tujuan dengan keadaan di Peta atau dengan cara-cara, sebagai berikut :

 Resection.
 Modefied Resection.

BAB VI

PENGOPERASIAN PESAWAT
GLOBAL POSITION SYSTEM (GPS)



Kompetensi Dasar

Memahami dan terampil dalam pengoperasian GPS


Indikator hasil belajar
1. Menjelaskan fungsi-fungsi tombol yang ada pada GPS.
2. Menjelaskan langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pengoperasian GPS.
3. Menyebutkan nama-nama tampilan halaman yang ada pada GPS.
4. Menjelaskan dan mengoperasionalkan komponen yang ada pada halaman satelit.
5. Menjelaskan dan mengoperasionalkan komponen yang ada pada halaman posisi
6. Menjelaskan dan mengoperasionalkan komponen yang ada pada halaman peta.
7. Menjelaskan dan mengoperasionalkan komponen yang ada pada halaman navigasi.
8. Menjelaskan dan mengoperasionalkan komponen yang ada pada halaman Setup menu

1. Pengenalan Tombol GPS

 = berfungsi sebagai saklar on/off menyalakan dan mematikan GPS juga untuk menyalakan lampu blacklighting jika digunakan pada keadaan gelap
 Page = berfungsi untuk menggulung layar/halaman ke atas
 Quit = berfungsi untuk menggulung layar/halaman ke atas
 Mark = berfungsi untuk menandai posisi atas
 Go To = berfungsi untuk memulai melakukan pencaharian posisi
 Enter = berfungsi untuk memasukkan suatu perintah untuk dilaksanakan
  = berfungsi untuk memindahkan kursor ke atas dan ke bawah
   = berfungsi untuk memindahkan kursor ke kiri dan ke kanan

2. Halaman GPS 12 XL

Halaman GPS XL dibagi menjadi 5 bagian yaitu :
 Halaman satelit
 Halaman Posisi
 Halaman Peta
 Halaman Navigasi
 Halaman Menu

2.1. Halaman Satelit

Halaman saatelit membantu kita membedakan satelit yang akan dilihat dan yang mana yang akan ditutupi dari sinyal penerima satelit
























Keterangan :
1. Akurasi horizontal
2. Arah utara
3. D Nav = Navigasi Dimensi
4. Indikator Battery
5. Indikator kekuatan satelit.
6. Tampilan langit :
 Lingkaran luar mewakili Kaki langit/cakrawala
 Lingkaran dalam diatas kaki langit
 Lingkaran tengah berada diatas sbg pusat













Keterangan :

1. ACQUIRING adalah penerima mengumpulkan data dari satelit yang tersedia tapi data yang terkumpul belum cukup untuk menghitung dengan tepat.
2. Untuk mengatur kontras layar :
- Tekan Page atau Quit sampai halaman satelit muncul.
- Tekan tombol panah kiri atau kanan untuk mengatur level kontras dan tekan enter.

Untuk mengaktifkan bola lampu Backlighting dengan menekan tombol On/Off setelah GPS aktif maka bola lampu akan nampak di layar halaman satelit.
















Searching adalah mencari satelit yang tersedia
Autolocate adalah mengumpulkan data yang baru

Untuk menganalisa Penerima :
 Dari halaman satelit tekan enter, sorot country, tekan enter
 Gunakan tombol panah atas atau panah untuk memilih negara, daerahm, kota yang akan digunakan
 Jika negara, daerah, kota anda belum tercatat pilih negara lain yang berada dalam jarak 500 mil dari posisi anda sekarang
 Tekan enter untuk mengakhirinya.
 Halaman Posisi














Untuk mereset waktu, kecepatan, odometer
 Dari halaman posisi sorot field pilihan dan tekan enter
 Akan muncul tulisan “Reset?”
 Tekan enter untuk konfirmasi atau Quit untuk keluar

Untuk mereset kecepatan maksimum :
 Dari halaman posisi, sorot field “MAZSPD” dan tekan enter
 Tekan enter untuk kofirmasi prompt Reset

Untuk mereset Attitude

 Dari halaman posisi, sorot “ALT” dan tekan enter
 Masukkan nilai dan tekan enter














2.3. Halaman Peta



















Halaman peta menunjukkan posisi dan sekeliling anda, juga menyediakan target kursor yang membiarkan anda bergerak maju mendekati waypoint. Membedajan jarak dan bearing ke posisi peta dan menandai waypoint baru.

Zoom : menyediakan 18 jarak pilihan dari 0,2 s/d 500 mil atau 0,3 s/d 800 km
Zooming, Panning dan Pilihan Peta berfungsi untuk mengganti, Set Up jalur dan mencari peta.

Untuk memilih skala ZOOM :

 Sorot filed zoom, jika belum dilakukan
 Tekan enter, untuk memilih pilihan skala peta
 Pilih sebuah skala peta dan tekan enter

Untuk Mengaktifkan fungsi PAN :

Fungsi PAN untuk mengizinkan anda bergerak dari peta dengan empat tombol panah untuk melihat area terbaru di luar peta.
 Sorot field PAN
 Tekan enter untuk mengaktifkan fungsi PAN
 Gunakan tombol panah untuk bergerak ke arah manapun
 Untuk membatalkan fungsi PAN tekan Quit.

Untuk memilih MAP/PETA :

 Sorot field OPT dan tekan enter
 Pilih field yang diinginkan dan tekan enter



(Contoh : pilih Map Setup)














Untuk mengganti Orientasi Peta :
 Sorot Field MAP, tekan enter
 Pilih orientasi yang diinginkan, tekan enter
Pilihannya :a. North Up (arah utara yang ditujua)
b. Track Up (arah perjalanan sekarang)
c. DTK Up (arah tujuasn yang diinginkan)
Keterangan :
 RINGS = menampilkan 3 jarak cincin pada penambahan peta dari 1/5 skala peta yang terpilih
 RUTE = tempat garis kaki lurus antara waypoint daru rute aktif dan menampilkan semua nama rute waypoint (untuk menampilkan jalur pada peta)
 NEAREST = menunjukkan waypoint terdekat di atas peta dari posisi anda sekarang
 NAMES = menampilkan nama waypoint
 LOG LINTASAN = menampilkan point lintasan pada peta.
Track Setup Fungsinya : Untuk menuntun anda kembal dari tempat anda mulai melakukan perjalanan.















Untuk mengganti Methode point rekaman berdasarkan jenjang waktu Spesifik :
 Sorot Field Methode dan tekan enter
 Pilih Time Interval dan tekan enter 2 kali
 Masukkan jam, menit dan detik, tekan enter

Untuk menghapus Lintasan Jalur
 Sorot Clear Log? Dan tekan enter
 Sorot Yes? Dengan menggunakan tombol panah kiri dan tekan enter





























Keterangan :
Kota dibagi dalam 3 kategori :
 Kategori Kota Besar adalah lebih 100.000 populasinya
 Kategori Kota Menengah adalah lebih 5.000 populasinya
 Kategori Kota Kecil adalah kurang dari 5.000 populasinya

Untuk mengatur jarak tempuh kota :
 Sorot field ukuran kota yang diinginkan dan tekan enter
 Pilih skala peta yang diinginkan dan tekan enter






2.4. Halaman Navigasi (kompas dan Highway)


TRACK













TRACK












Untuk memilih Halaman Navigasi :
Tekan enter dari halaman navigasi yang tersedia, dan tekan enter lagi untuk mengganti halaman navigasi

Halaman Kompas lebih baik dari halaman Highway untuk perjalanan dengan kecepatan rendah (berjalan)



TRACK










Untuk mengakses field pengguna pilihan :
 Sorot ETE, tekan enter
 Gunakan tombol panah untuk mencari pilihan yang tersedia. Pilihan yang tersedia adalah :

a. ETE = Estimated Time Enrcute
Waktu untuk mencapai tujuan Anda berdasarkan kecepatan dan jalur Anda.
b. ETA = Estimated Time of Arrival
Perkiraan waktu untuk tiba di suatu tujuan berdasarkan kecepatan dan jalur Anda.
c. CTS = Pengendalian Arah
Arah yang direkomendasikan untuk diikuti mengurangi kesalahan jalur lintasan dan tetap berada dalam arah. Serta menyediakan arah paling efisien untuk kembali ke arah yang benar dan melangsungkan route Anda atau Go To.
d. XTK = Kesalahan Jalur Lintasan
Jarak yang tidak Anda inginkan pada arah manapun, kiri atau kanan. Field ini akan memberikan anda pembacaan digital dari data yang dihasilkan oleh CDI.
e. VMG = Velocity Made Good
Kecepatan yang mendekati tujuan sepanjang arah yang diinginkan. Juga diserahkan sebagai “Vektor Velocity” ke tujuan Anda.
f. TRN = Turn
Sudut yang berbeda antara bearing tujuan dan lintasan Anda sekarang. “L” = Left, menunjukkan Anda harus belok ke kiri atau “R”= Right, menunjukkan Anda harus belok ke kanan.



TRACK











TRACK











2.5. Halaman Main Menu














2.5.1 Halaman Waypoint















Untuk menciptakan Waypoint dengan memasukkan koordinat :
 Dari halaman main menu, sorot Waypoint, tekan enter
 Halaman waypoint, sorot “NEW?” dan tekan enter
 Masukkan (tulis nama waypoint) dengan menggunakan tombol panah, dan tekan enter.
 Tekan enter untuk memilih symbol waypoint dengan menggunakan tombol panah dan tekan enter.
 Sorot kalimat “DONE?” dan tekan enter untuk kembali ke halaman waypoint.



Untuk mengganti nama waypoint :

 Sorot Renama ? dan tekan enter
 Masukkan nama baru, dan tekan enter
 Tekan enter untuk konfirmasi prompt “Yes?”

Untuk menghapus waypoint :
 Sorot Delete ? dan tekan enter
 Sorot prompt “Yes?” dan tekan enter














2.5.2 Halaman Waypoint List


Untuk menghapus semua waypoint :
 Sorot delete WPTS? Dan tekan enter
 Sorot Delete ALL dan tekan enter
 Sorot prompt “Yes?” dan tekan enter

Untuk menghapus waypoint Per-symbol :
 Sorot delete WPTS? Dan tekan enter
 Sorot delete by symbol dan tekan enter
 Pilih symbol yang akan dihapus, dan tekan enter
 Sorot prompt “Yes?” untuk menghapus dan tekan enter.



2.5.3 Halaman Nearest WPTS




Arah kompas (sudut bearing) dan jarak (destination) dari beberapa waypoint terdekat di update setiap kali.








2.5.4 Halaman Proximity WPTS


Memasuki kedekatan waypoint dari halaman menu utama :
 Sorot Proximity WPTS dan tekan enter.
 Sorot field kosong waypoint pertama dan tekan enter
 Gunakan tombol panah atas atau bawah untuk menggulung waypoint yang tersimpan sampai waypoint yang diinginkan muncul.
 Tekan enter, field jarak DST akan secara otomatis tersorot; tekan enter dan masukkan jarak yang Anda inginkan.
 Tekan enter



Untuk melihat atau memindahkan sebuah kedekatan waypoint :

 Gunakan tombol panah atau atau panah bawah untuk memilih kedekatan waypoint dan tekan enter
 Sorot “Review?” atau “Remove?” dan tekan enter
 Review ? = Halaman waypoint akan muncul dan Anda dapat membuat perubahan waypoint terpilih.
 Remove? = Kedekatan waypoint akan dipindahkan dari daftar
 Tekan Quit atau Page untuk kembali ke halaman utama


2.5.5 Halaman Routes

Untuk memilih rute halaman : Dari halaman menu utama, pilih/sorot route dan tekan enter.


















Untuk menciptakan rute dari halaman Definisi Rute :
 Sorot nomor field rute dan tekan enter
 Masukkan nomor rute dan tekan enter
 Masukkan waypoint pertama dari rute Anda, dan tekan enter
 Untuk mengubah penjelasan rute sorot field penjelasan rute dan tekan enter. Masukkan penjelasan baru dan tekan enter.



Untuk Pengaktifan Rute :

 Dari halaman definisi rute, sorot field route dan tekan enter.
 Masukkan nomor rute yang diaktifkan dan tekan enter
 Sorot ACT? Dan tekan enter.







Untuk mengaktifkan rute dalam urutan pemutar balik : ikuti langkah di atas tetapi pilih INV? Dan tekan enter.

Untuk mengaktifkan rute navigasi : ikuti langkah di atas tetapi pilih CLEAR? Dan tekan enter.

Untuk menampilkan DTK atau ETA untuk setiap kaki :
 Sorot ETE dan tekan enter
 Pilih DTK atau ETA dan tekan enter
Untuk menggandakan rute :

 Sorot field nomor rute dan tekan enter
 Pilih nomor rute untuk digandakan dan tekan enter
 Sorot field “COPY TO” dan tekan enter.
 Gulung rute yang tersedia dan pilih nomor tujuan rute, tekan enter untuk menggandakan rute.







Untuk menghapus rute dari memori :

 Sorot nomor field rute dan tekan enter
 Pilih rute nomor yang tersedia, dan tekan enter
 Pilih CLR? Dan tekan enter
 Sorot YES? Dan tekan enter

Untuk mengedit rute :
 Pilih waypoint yang mau Anda edit dan tekan enter
 Akan muncul sebuah menu :
 Review
 Insert
 Remove
 Change







REVIEW = Menampilkan halaman definisi waypoint untuk waypoint yang terpilih.
INSERT = Menambahkan sebuah waypoint langsung dari muka waypoint yang terpilih.
REMOVE = Menghapus waypoint terpilih
CHANGE = Mengizinkan Anda untuk mengganti waypoint terpilih dengan waypoint baru.


2.5.6 Dist And Sun ( Jarak dan perhitungan Matahari )

Halaman jarak dan perhitungan matahari akan memberikan jarak bearing dari dua waypoint antara posisi Anda yang sekarang dan waypoint tujuan. Juga akan menghitung waktu terbit dan tenggelamnya matahari.

Untuk perhitungan jarak dan matahari :
 Sorot field from, tekan enter masukkan waypoint yang diinginkan dan tekan enter kembali
 Sorot field To, tekan enter masukkan tujuan waypoint dan tekan enter kembali
 Sorot field date, tekan enter dan masukkan tanggal kedatangan anda pada tujuan anda, tekan enter kembali.



2.5.7. Halaman Message

Halaman pesan menampilkan peringatan pesan terbaru. Ada dua type pesan yaitu :
 Peringatan Sementara (mendekati sebuah waypoint)
 Peringatan Kondisi (tegangan batteray lemah)

2.5.8. Halaman Setup Menu












2.5.8.1.Halaman System Setup















Untuk mengaktifkan simulator :
 Dari halaman menu utama sorot system set up
 Sorot Field Mode, tekan enter
 Pilih simulator? Dengan menggunakan tombol panah.

Untuk pengaturaan waktu
 Sorot Field Offset dan tekan enter
 Masukkan pengaturan waktu dan tekan enter, (gerakkan kursor ke kiri untuk mengganti serta tanda plus dan minus).

Untuk memfromat waktu
 Sorot Field Offset dan tekan enter
 Pilih tampilan 12 jam atau 24 jam, tekan enter



Untuk memformat kontras layar
 Sorot Field Contras, tekan enter
 Atur skala palang, dengan menggunakan tombol panah ke kontras yang diinginkan dan tekan enter.

Untuk mengatur backlighting

 Sorot Field Light, tekan enter
 Pilih pengaturan yang diinginkan dan tekan enter
 Untuk menyalakan dan mematikan lampu tekan

Untuk mengatur Suara/Nada

 Sorot Field Tone dan tekan enter.
 Pilih pengaturan yang diinginkan dan tekan enter.

2.5.8.2 Setup Halaman Navigasi

Untuk format posisi :

 Sorot field position FRMT, tekan enter
 Pilih setting yang diinginkan, tekan enter

Untuk format peta data :Sorot Field Map Datum peta, data dan tekan enter
 Pilih setting yang diinginkan, tekan enter
 Pakai tanda panah ats bawah sampai ketemu Jakarta.



Untuk format skala CDI
 Sorot Field CDI, tekan enter.
 Pilih setting yang diinginkan dan tekan enter.

Untuk format ukuran Unit
 Sorot field Unit, tekan enter
 Pilih ukuran unit yang diinginkan, tekan enter
 Tanda panah atas pilih metrik

Untuk format tujuan referensi
 Sorot Field Heading, tekan enter.
 Pilih tujuan referensi yang diinginkan, tekan enter
 Pilih Auto E 001
 Pilih Degrees

2.5.8.3 Setup halaman alarm
Pada halaman Alarm ini dikenal ada dua macam Alarm, yaitu :
 Alarm Arrival
Alarm Arrival (Alarm Kedatangan) akan berbunyi ketika anda mencapai tujuan. Alarm kedatangan terdiri dari 3 setting yaitu :

a. OFF = Alarm tidak terpasang
b. ON = Alarm akan berbunyi pada saat pengguna mencapai jarak tertentu dari waypoint tujuan.
c. AUTO = Alarm akan berbunyi satu menit (berdasarkan kecepatan jarak dan jalur) dari setiap waypoint dalam rute aktif atau dari tujuan GO TO.

ALARM CDI
Alarm CDI akan berbunyi ketika posisi Anda menyimpang dari arah (kiri atau kanan), di bawah limit (batas) yang ditentukan.

Untuk mengatur alarm CDI :
 Sorot Field CDI alarm dan tekan enter
 Pilih ON atau OFF dan tekan enter
 Jika ON sorot Field jarak, tekan enter masukkan jarak yang diinginkan tekan enter.


MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Free Web Hosting