Grafologi atau Ilmu yang mempelajari tentang Tulisan Tangan telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu, misalnya di China pengetahuan tentang tulisan tangan telah digunakan sejak tahun 1000 Masehi meskipun tidak secara Ilmiah.
Baru pada tahun 1622, seorang dokter dari Italia (dr. Camillo Baldi) mengemukakan penemuan tentang ilmu pengenalan tulisan yang dibuat secara sistematik/ilmiah yang dimuat dalam bukunya, dimana dalam bukunya tersebut diterangkan tentang adanya hubungan yang unik antara tulisan tangan seseorang dengan karakter dan kepribadiannya.
Pada tahun 1741-1801, Pastor Swiss (J.C Lavanter) mebuat Laporan yang lebih sistematik dan Cermat tentang tulisan tangan. Meskipun masih berupa perkiraan dan menerangkan tentang sifat-sifat umum namun telah memberikan inspirasi bagi orang lain, khususnya di Paris. Beberapa orang yang terinspirasi diantaranya : Louis Hocquart selain itu ada juga yang berasal dari kelompok agama, diantaranya : Kardinal Regnier, Uskup Agung Cambrai, Uskup Boudinet, dan Flandrin.
Interpretasi dari beberapa tokoh tersebut, dikembangkan kembali oleh Abbe Jean Hyppolyte Michon dengan dibantu oleh dua asisten-nya : Debarolle dan Dellestre. Berbekal Pengalaman dan ketajaman pengamatan yang tinggi, Michon berhasil menghimpun katalog yang penuh dengan tanda-tanda grafis dan ciri-ciri keteraturannya. Karena berhasil menerapkan dasar-dasar Grafologi Modern, maka Michon dianggap sebagai Bapak Grafologi Modern hingga sekarang.
Namun karena apa yang dikemukakan oleh Michon tidak disertai dengan Teori tertentu yang dapat dijadikan dasar yang pasti, maka Teori nya disanggah oleh Muridnya sendiri, yakni : Jules Crepieuxjamin pada tahun 1858-1940. Jules lebih mengemukakan bahwa banyak ciri-ciri bawaan yang tidak dapat diungkapkan secara langsung melalui Penggambaran Grafis sederhana, tapi harus dilihat sebagai suatu rangkaian karakteristik (Teori Resultan). Ia mencoba membawa Grafologi ke tingkat yang lebih tinggi. Jules mengakui bahwa semua ciri-ciri tulisan tangan manusia memiliki banyak arti, dia mememukan apa yang disebut dengan teori ”Tingkat Bentuk”, namun karena adanya kesulitan dalam mempelajarinya dan juga karena adanya ketidak yakinan akan teori dan penemuannya, maka banyak pihak yang meninggalkannya. Karena tingkat kesulitan yang tinggi mendorong beberapa pihak untuk menyederhanakannya, diantaranya oleh : R. Wieser yang mengemukakan teori ”Ritme Dasar”.
Selanjutnya Grafologi mengalami perkembangan pesat di Prancis dengan memunculkan tokoh-tokoh terdepan dalam Bidang Grafologi, diantaranya : Jules Depoin, Binet G. Tarde, dan Assene Aruss yang tergabung dalam Himpunan Studi Grafologi. Namun kemudian Pusat perkembangan berpindah ke Jerman pada Pertengahan abad XVIII dengan tampilnya Adolf Hentze, Sohwiedland, Gerhard Wilhem Langen Bruch, dan Rudolphine Poppee.
Masalah terkait Grafologi dimuat pertama kali dalam sebuah Jurnal : Deutche Graphologische Gesellschaft yang terbit tahun 1895, Salah seorang Redaksinya (Wilhiem Preyer) pernah mengemukakan bahwa Tulisan Tangan pada dasarnya adalah Tulisan Otak. Serta pada penerbitan keduanya dalam : Graphologische Monatshefte yang terbit pada Tahun 1897 yang dibuat oleh Hans Busse.
Grafologi yang didasarkan pada beberapa Ilmu :
* Ilmu Kedokteran : Dikembangkan oleh R. Pophal dari Universitas Hamburg, yang mengaitkan tulisan tangan dengan berbagai hal yang terkait dengan Otak dan melakukan berbagai uji pembuktian.
* Ilmu Psikologi : dikembangkan oleh Ludwig Klages yang mengemukakan bahwa Tulisan tangan adalah bentuk pernyataan diri dan mencerminkan Kepribadian seseorang.
Meskipun banyak Ilmuwan yang berpendapat bahwa Grafologi termasuk dalam kelompok Ilmu Gadungan atau ilmu yang salah, namun tetap mengalami Perkembangan pesat di Negara-negara Eropa terutama di Belgia, Jerman, Prancis, Belanda dan Swiss. Di Indonesia sendiri, Grafologi belum berkembang dan ditempatkan hanya sebagai alat bantu Prikodiagnostik/Tes Psikologi. (WCM)
PENGENALAN TULISAN TANGAN
Menurut Asosiasi Analis Tulisan Tangan Amerika (A.A.H.A - American Association of Handwriting Analysts), pada tulisan tangan terdapat 300 aspek sebagai bahan analis. Berikut 9 petunjuk bagaimana tulisan tangan mengungkapkan kepribadian.
1. Zona Huruf.
Tarik tiga garis lurus, dari situ terbentuk 3 zona imajiner/hayal : zona atas, zona tengah, zona bawah. Zona atas berisi huruf-huruf tinggi, seperti ; b, l, k, t, dsb. Zona tengah berisi huruf-huruf kecil seperti ; a, c, e, m, n, dsb. Zona bawah berisi huruf-huruf yang memiliki ujung yang menggantung, seperti ; g, j, p. Hanya huruf “f” yang menempati semua zona.
Zona atas mewakili daya Abstraksi, Idealisme, Pemikiran, Imajinasi, dan Ambisi (lambang dari Surga, Pikiran, Kepala). Zona tengah mewakili Ego, Adaptasi, Hubungan Sosial, perasaan dan Emosi (lambang dari Dunia, Jiwa, Dada). Zona bawah mewakili Kualitas Materi dan Fisik, Dorongan Seksual, kegemaran, dan Penyimpangan (lambang dari Neraka, Tubuh, Perut).
2. Arah Tulisan.
Arah tulisan (dari kiri ke kanan) menunjukkan bagaimana anda berkomunikasi. Tulisan yang miring ke kanan menunjukan sikap yang terus mengacu ke masa depan, kecintaan pada Ayah, dan kecendrungan diri yang ekstrovert. Tulisan yang miring ke kiri menunjukan sikap yang reflektif, kecintaan pada Ibu, dan kecendrungan diri yang intovert. Tulisan yang tegak lurus menunjukan sikap yang tegar, suka mengamati lingkungan, banyak perintah, dan mampu mengendalikan emosi, juga mencirikan tulisan seorang pengusaha, pemimpin militer, dan penulis terkenal.
3. Ukuran Huruf.
Besar kecilnya tulisan, ditentukan oleh huruf-huruf di zona tengah. Tinggi huruf 3 mm dianggap sebagai ukuran rata-rata. Bila ukuran lebih dari 3 mm, menunjukan kepribadian yang Merdeka, membutuhkan ruang untuk bahagia. Huruf yang menjorok ke atas maupun ke bawah menunjukan kemampuan mental atau fisik yang istimewa. Tulisan yang kecil menunjukan ekspresi kerendahan hati, meskipun juga cendrung menunjukan rasa rendah diri atau menarik diri.
4. Kemiringn Huruf.
Kemiringan rata-rata adalah 45 derajat, jika tulisan cendrung ke kanan menunjukan Pribadi yang ramah tamah, sedangkan tulisan yang miring ke kiri menunjukan Pribadi yang Introvert/ manutup diri. Tulisan miring ke kiri banyak ditemui pada tulisan wanita yang pada masa kecilnya mengalami kesulitan hidup atau wanita yang kaku dan keras kepala namun pemalu.
5. Bentuk Sambungan
Ada 4 dasar sambungan, yang berdiri sendiri atau sambungan.
-Tulisan dengan tarikan lengkungan kebawah kemudian disambung bagian terbuka pada atasnya.
-Tulisan ARCADE, adanya lengkungan-lengkungan yang menaungi dasar tulisan.
-Tulisan dengan SUDUT yang membentuk perubahan arah pada bagian dasar tulisan.
-Tulisan yang seakan berbentuk BENANG berkesinambungan.
Arcade menunjukkan sifat agresif, Sudut mewakili sifat sensitif, Benang menunjukkan ketergesaan atau suatu keinginan untuk beradaptasi dengan individu lain (Tulisan ini sering nampak pada tulisan seorang psikolog, politikus, diplomat, serta mereka yang menghindari sikap pasti terhadap suatu persoalan.
6. Hubungan Antar Huruf.
Sambungan huruf yang normal adalah empat sampai lima huruf yang tersambung satu sama lainnya, jika lebih dari itu berarti mencerminkan sifat orang yang keras hati, bahkan keras kepala - terutama jika dikombinasikan dengan tekanan yang ringan pada saat menulis, juga menunjukkan sifat yang malas karena tidak mengangkat penanya dari permukaan kertas.
Tulisan yang sambungannya sedang menunjukkan kemampuan intuisi, meski bisa juga menunjukkan kekurang mampuan sosialisasi si penulis.
Jika setiap huruf dalam tulisan masing-masing berdiri sendiri,menurut para ahli...dimungkinkan secara mental : sedang kacau.
7. Keteraturan Tulisan.
Di definisikan sebagai penulisan tinggi huruf di wilayah tengah, kemiringan dan besarnya huruf dari tulisan yang relatif tetap / sama. Tulisan yang teratur mencerminkan pribadi penulis yang kaku, cenderung meredam gejolak hati sampai taraf memaksa.
Sedangkan ketidak teraturan mencerminkan kondisi emosi yang tidak stabil, daya kreatifitas yang tinggi. Contohnya adalah ulisan tangan Heyden, Mozart, dan Picasso yang miring dan jarak antaranya tidak teratur.
8. Lebar Tulisan
Lebar tulisan dianggap normal jika panjang tarikan kebawah tulisan dan jarak di antaranya sama, menunjukkan sifat orang yang ramah. Jika jaraknya lebar, hal ini menunjukkan sifat orang yang memiliki imajinasi yang hidup dan biasanya suka berbicara didepan umum, seperti bercerita dan berpidato.
Kalau tarikan ke atas dan ke bawah saling berdekatan, cenderung menunjukkan sifat menyembunyikan segala sesuatu, sikap tidak tulus hati.
9. Arah Tulisan.
Lebih dari penampilan tulisan itu sendiri, arah tulisan pun menyatakan sesuatu. Emos, ambisi, ditunjukkan oleh kurva yang naik. Depresi, sakit, dan kelelahan ditunjukkan oleh tulisan yang membentk cekungan, cedangkan cembung menunjukkan ambisi awal yang cenderung bimbang. (WCM)
Monday, 1 March 2010
SEJARAH GRAFOLOGI
02:30
Unknown
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment