GERAKAN PRAMUKA SAKA BHAYANGKARA

SELAMAT DATANG DI BLOG SAKA BHAYANGKARA POLSEK DARMARAJA
KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA DARMARAJA


Wednesday, 30 March 2011

RENCANA ..........................

LASKAR THREE AND SCOUTING SKILLS COMPETITION
SAKA BHAYANGKARA POLSEK DARMARAJA

I. Latar Belakang
KARENA asas kesukarelaan berubah menjadi kewajiban tanpa disertai tambahan keterampilan yang memadai, maka Gerakan Pramuka menjadi mandeg. Secara kuantitas, Pramuka pernah mengalami lonjakan yang dahsyat, namun bersama melonjaknya jumlah anggota tersebut, justru kualitasnya semakin menurun, menukik masuk ke lorong hitam.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka serta Kode Etiknya tak terbantahkan, bahwa Gerakan Pramuka mempunyai tujuan yang sangat mulia dalam membina generasi muda Indonesia yang mencintai negaranya, mencintai bangsanya.
Namun yang terjadi sejak kejar target sejuta anggota, praktik gerakan ini menjadi berubah. Di sekolah-sekolah, Gerakan Pramuka berubah menjadi sekadar gerakan memakai baju Pramuka setiap hari Jumat atau Sabtu. Mereka hanya memakai baju Pramuka yang diwajibkan untuk dibeli dari sekolah. Setelah itu tanpa ada upaya menambah wawasan dan keterampilan kepramukaan. Karena memakai baju Pramuka tanpa ujian dan keterampilan, maka kebanggaan sebagai anggota Pramuka menjadi luntur, bahkan menghilang.
Kemandekan gerakan Pramuka yang cukup lama itu sesungguhnya tidak menyurutkan semangat anak-anak muda untuk menjadi generasi muda yang dinamis sebagai pemandu. Karena Gerakan Pramuka menjadi tidak memiliki tantangan dan keterampilan, maka gerakan yang bertujuan mulia dalam membuna generasi muda ini menjadi kehilangan fokus gerakan di benak anak muda. Akibatnya Gerakan Pramuka tidak menjadi lagi denyut jantung anak muda. Ternyata brand image Gerakan Pramuka yang melemah itu tidak menyurutkan anak muda dalam beraktivitas yang bersifat kepramukaan. Mereka tetap dinamis dan kreatif dan mencari atau membentuk wadah-wadah baru yang dapat menyalurkan semangat jiwa mudanya secara positif.
Karena kualitas pembinaan di sanggar-sanggar Pramuka terus merosot, maka keberadaan gerakan ini menjadi sekadar formalitas, sekadar menjadi pelengkap struktur di sekolah-sekolah. Karena kepala sekolah biasanya otomatis sebagai majelis pembina gugus depan.
Kemandekan Pramuka yang sangat lama itu telah menyebabkan gerakan ini tidak menyadari telah kehilangan keterampilan dasarnya. Keterampilan-keterampilan dasar Gerakan Pramuka dimanfaatkan oleh aktivitas anak muda lainnya, yang dirasakan dapat memberikan jawaban akan hasrat mudanya. Keterampilan kepramukaan seperti Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) secara khusus telah dimanfaatkan oleh anggota Palang Merah Remaja (PMR), baris-berbaris dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), pengetahuan kepolisian dimanfaatkan oleh anggota Polisi Sekolah, keterampilan hidup di alam bebas telah dengan baik dimanfaatkan oleh siswa pencinta alam. Inilah yang disebut misteri kehilangan. Para pembina, instruktur dan anggota Gerakan Pramuka tidak menya¬dari bahwa mereka telah kehilangan keterampilan dasarnya. (Artikel : Kak T. BACHTIAR: September 2007)
Bulan Juni 2011 di Kecamatan Darmaraja, Sumedang, Jawa Barat, di rencanakan akan menyelenggarakan LASKAR THREE AND SCOUTING SKILLS COMPETITION . Mudah-mudahan pertemuan ini menjadi ajang standaridisasi keterampilan atau kemahiran serta strategi latihan dan menjadi ajang evaluasi hasil latihan di Gugus Depan serta mudah-mudahan kegiatan ini dapat mengasah keterampilan dasar kepramukaan sehingga dapat dikuasai dengan baik.


II. DASAR PEMIKIRAN
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961, jo Nomor 086 tahun 2004, tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
2. Keputusan Kwartir Ranting Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
3. Keputusan Bersama Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. Pol: Kep/08/V/1980 dan Nomor : 050 tahun 1980 tangal 5 Februari 1980 tentang kerja sama dalam usaha pembinaan dan pembangunan pendidikan Kebhayangkaraan dan Kepramukaan.
4. Kepurtusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 032 tahun 1989 tanggal 4 Maret 1989 tentang petunjuk penyelengaraan Satuan Karya Pramuka.
5. Keputusan Kwarratir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 127 tahun 2003 tangal 22 November 2003 tentang Pola Dasar Pemantapan Satuan Karya Pramuka.
6. Kepurtusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 127 tahun 2003 tentang Pola Dasar Pemantapan Satuan Karya Pramuka.
7. SK Kwarnas RI No. 080 tahun 1988 tentang pola dan mekanisme pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega
8. Rencana Kerja Pimpinan Saka Bhayangkara Darmaraja tahun 2009 - 2012.
9. Rencana Kerja Dewan Saka Bhayangkara Gerakan Pramuka Darmaraja tahun 2011.
10. Kesepakatan bersama dalam musyawarah Tanggal Desember 2010 antara segenap jajaran Mabi, Pimpinan, Dewan Saka dan anggota.



III. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
2. Menanamkan rasa cinta dan bakti kepada tanah air.
3. Meningkatkan ketrampilan, khususnya di bidang kepramukaan.
4. Membina kerjasama dan gotong royong.
5. Membentuk kader bangsa yang berjiwa patriotisme dan nasionalisme.
6. Meningkatkan rasa persaudaraan dan solidaritas sesama.
7. Membentuk watak dan kepribadian yang mantap baik moral maupun spiritual.
8. Menciptakan rasa tanggungjawab untuk menjaga Alam
9. Menciptakan kegiatan yang Kreatif, Inofatif, dan Relefan.

IV. NAMA , TEMA DAN BENTUK KEGIATAN
a. Nama Kegiatan
Kegiatan ini diberi nama “LASKAR THREE AND SCOUTING SKILLS COMPETITION ” Saka Bhayangkara Polsek Darmaraja
b. Tema Kegiatan
Kegiatan ini memiliki Tema “ Nyukruk Galur Nu Kapungkur Nincak Tapak Nubaheula Natran Pasundan “.
c. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk Penjelajahan Alam yang berada di lingkungan Kecaamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang serta kegiatan di dalam ruangan.

V. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
1. Pendaftaran Tahap I
Pendaftaran Tahap 1 dimulai sejak Surat Edaran di sebarkan yaitu dengan cara mengirimkan SMS KETIK : #SIAP*LTSSC*JUMLAH REGU PUTRA*JUMLAH REGU PUTRI*NAMA SEKOLAH# Kirim Ke Nomor : 085 320 565 422 atau 087827747373 melalui
E-Mail : saka_darmapol24@yahoo.co.id atau nanlovsit30@yahoo.co.id
Contoh : #SIAP*LLA2*JRA2*JRI3*SMP N 1 BHAYANGKARA#
#SIAP*LLA2*JRA2*JRI3*SMA N 30 BHAYANGKARA#
2. Pendaftaran tahap II
Pendaftaran Tahap II dilaksanakan pada saat Teacnical Meeting yaitu :
Hari/tanggal : Rabu, 22 Juni 2011
Waktu : 10.00 Wib s.d Selesai
Tempat : Gor Desa Darmaraja (Belakang Polsek Darmaraja)
3. Pendaftaran Tahap III
Pendaftaran Tahap III merupakan daftar ulang yang dilaksanakan 10 menit sebelum kegiatan di mulai yaitu :
Hari/tanggal : Minggu, 26 Juni 2011
Waktu : 07.00 Wib s.d Selesai
Tempat : Wilayah Kecamatan Darmaraja
4. Teacnical Meeting
Hari/tanggal : Rabu, 22 Juni 2011
Waktu : 10.00 Wib s.d Selesai
Tempat : Gor Desa Darmaraja (Belakang Polsek Darmaraja)
5. Pelaksanaan
Hari/tanggal : Minggu, 26 Juni 2011
Waktu : 07.00 Wib s.d Selesai
Tempat : Wilayah Kecamatan Darmaraja

VI. MATERI KEGIATAN
a. LASKAR THREE
1. Pengetahuan Umum
2. Kepramukaan dan Kesakaan
3. Sejarah dan Budaya Sumedang
4. Halang Rintang
b. SCOUTING SKILLS COMPETITION
1. Lomba Pidato Bahasa Sunda
2. Lomba Pidato Bahsa Inggris
3. Lomba Membaca Puisi
4. Lomba Menggambar Badent Powell
5. Lomba Pariasi dan Kreasi Tongkat

M A T E R I K E P E M I M P I N A N

DEFINISI KEPEMIMPINAN

Apakah arti kepemimpinan? Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:

1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

PENGERTIAN PEMIMPIN

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).


TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

5. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator

PRINSIP- PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN

Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:

1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;





a. Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.



b. Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

c. Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.

e. Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3) mengajar materi kepada orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6) merefleksikan

kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.

Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).

Sejarah Sumedang Larang

Seorang resi keturunan dari Galuh datang ke sebuah kawasan di pinggiran sungai Cimanuk, daerah Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Sumedang sekarang. Kehadiran Resi yang bernama Prabu Guru Aji Putih ini, membawa perubahan-perubahan dalam tata kehidupan masyarakat setempat, yaitu telah ada dan dirintis oleh Prabu Agung Cakrabuana sejak abad ke delapan.
Secara perlahan-lahan dusun-dusun sekitar pinggiran sungai Cimanuk diikat oleh struktur pemerintahan dan kemasyarakatan. hingga berdirilah Kerajaan Tembong Agung sebagai cikal bakal kerajaan Sumedang Larang di Kampung Muhara, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja sekarang. Prabu Guru Aji Putih berputra Prabu Tajimalela. Menurut perbandingan generasi, dalam kropak 410, Prabu Tajimalela sezaman dengan tokoh Rgamulya (1340 - 1350) penguasa Kawali dan tokoh Suradewata, Ayahanda Batara Gunung bitung Majalengka.
Prabu Tajimalela naik tahta menggantikan ayahnya pada mangsa poek taun saka. Menurut cerita rakyat, kepemimpinan Prabu Tajimalela sangat menaruh perhatian pada bidang pertanian di sepanjang tepian sungai Cimanuk, peternakan dipusatkan di paniis Cieunteung dan pemeliharaan ikan di Pengerucuk (Situraja).
Pada masa kekuasaan pernah terjadi pemberontakan disekitar Gunung Cakrabuana yang dilakukan oleh Gagak Sangkur. Terjadilah perang sengit antara wadia balad Gagak Sangkur dengan Prabu Tajimalela dengan kemenangan di pihak Prabu Tajimalela dan Gagak Sangkur dapat ditaklukan.
Gagak Sangkur menyatakan ingin mengabdi kepada Prabu Tajimalela. Kemudian dilantik menjadi patih. Setelah itu, untuk menyempurnakan ilmunya Prabu Tajimalela meninggalkan Keraton untuk melakukan tapabrata, untuk memperoleh petunjuk dan kukatan dari Yang Gaib, yang dikiaskan dalam ungkapan : Sideku sinuku tunggal mapat pancadria, diamparan boeh rarang, lelembutan ngajorang alam awang-awang, ngungsi angkeuhan nu can katimu.
Pada saat itulah kemudian ia tiba-tiba mengucapkan kata : Insun Medal Mandangan yang kemudian menjadi populer dengan sebutan Sumedang. Tahta kerajaan Sumedang Larang dari Prabu Tajimalela dilanjutkan oleh Prabu Gajah Agung, yang berkedudukan di pinggir kali Cipeles dengan gelar Prabu Pagulingan sehingga daerah tersebut saat ini di kenal sebagai nama Ciguling termasuk wilayah Kecamatan Sumedang Selatan. Prabu Pagulingan digantikan oleh putranya dengan gelar Sunan Guling. Ia berputra bernama Ratnasih alias Nyi Rajamantri diperistri oleh Sribaduga Maharaja karena itu yang menggantikan Sunan Guling adalah adik Ratu Ratnasih bernama Mertalaya sebagai penguasa ke empat Sumedang Larang yang juga bergelar Sunan Guling.
Sunan Guling digantikan putranya Tirta Kusumah yang dikenal dengan nama Sunan Patuakan. Kemudian digantikan oleh adiknya Sintawati atau lebih dikenal dengan Nyi Mas Patuakan. Ratu Sintawati berjodoh dengan Sunan Gorenda, Raja Talaga putra Ratu Simbar Kecana dari Kusumalaya, putra Dea Biskala. Dengan demikian ia menjadi cucu menantu penguasa Galuh.
Sunan Gorenda mempunyai dua istri : Mayangsari Langlangbuana dari Kuningan dan Sintawati dari Sumedang. Dari Sintawati putri sulung Sunan Guling ini, Sunan Gorenda dikaruniai seorang putri bernama Setyasih, yang kemudian bergelar Ratu Pucuk Umum.
Ratu Pucuk Umum menikah dengan Ki Gedeng Sumedang yang lebih dikenal dengan nama Pangeran Santri putra Pangeran Palakaran, putra Maulana Abdurahman alias Pangeran Panjunan. Perkawinan Ratu Setyasih dengan Pangeran Santri inilah agama Islam mulai menyebar di Sumedang.
Dari perkawinan dengan Pangeran Santri, Ratu Pucuk Umum atau dikenal dengan nama Ratu Intan Dewata dikaruniai 6 (enam) orang putra, salah satunya Raden Angkawijaya, yang kemudian hari bergelar Prabu Guesan Ulun.
Pada 14 Syafar Tahun Jim Akhir kerajaan Padjajaran runtag (runtuh) akibat serangan laskar gabungan Islam Banten, Pangkungwati dan Angka. Runtuhnya Kerajaan Padjajaran waktu itu tidak lantas menyeret Sumedang Larang ikut runtuh pula, karena sebagai masyarakat Sumedang pada waktu itu sudah memeluk Islam. Dengan berakhirnya Kerajaan Sumedang, justru Sumedang Larang makin berkembang menjadi kerajaan yang berdaulat penuh.
Sebelum Prabu Siliwangi meninggalkan Padjajaran mengutus empat orang Kandagalante : Jayaperkosa, Sanghyang Hawu, Terong Peot, dan Nagganan untuk menyerahkan amanat kepada Prabu Geusan Ulun, yaitu pada dasarnya Kerajaan Sumedang Larang supaya menjadi penerus Kerajaan Padjajaran Mahkota dan atribut Kerajaan Padjajaran dibawa oleh Senapati Jayaperkosa dan diserahkan kepada Prabu Geusan Ulun yang merupakan legalitas kebesaran Kerajaan Sumedang Larang sebagai penerus Padjajaran.
Prabu Geusan Ulun yang dinobatkan pada 22 April 1578 adalah merupakan Raja Sumedang Larang terakhir, karena setelah itu Sumedang Larang berada di bawah naungan kerajaan Mataram. Pangeran Ariasuradiwangsa dari Sumedang Larang sebagai penerus Geusan Ulun (putra dari Ratu Harisbaya) 1620 berangkat ke Mataram, untuk menyerahkan Sumedang Larang berada dibawah naungan Mataram. Dengan demikian sejak itulah Sumeang Larang terkenal dengan nama "Priangan" artinya berserah dengan hati yang suci. Kedudukan penguasa Sumedang Larang menjadi Bupati Wedana.
Tahun 1681 Bupati Wedana Sumedang yaitu Pangeran Rangga Gempol III Kusumahdinata yang dikenal dengan sebutan Pangeran Panembahan adalah Bupati Pertama yang berani menentang pemerintahan VOC, agar kembali dari merdeka dan berdaulat untuk kemudian mempersatukan kembali daerah-daerah sebagian yang pernah dikuasai oleh Pakuan Padjajaran pada zamannya.
Tahun 1811 Bupati Wedana Pangeran Kusumahdinata IX atau dikenal dengan Pangeran Kornel dengan tegas menentang kerja Rodi yang dilakukan oleh VOC (Kompeni) VOC saat itu di pimpin oleh Gubernur Jendral H.W Daendels. Kerja Rodi membuat jalan dan menelan banyak korban ini membuka sarana lalu lintas Anyer-Panarukan untuk mengangkut rempah-rempah.
Peristiwa pembuatan jalan ini terkenal sebagai Peristiwa Cadas Pangeran.
Tahun 1888 Bupati Pangeran Aria Suriaatmaja atau dikenal juga sebagai Pangeran Mekah mengungkapkan kepada Belanda, bahwa Belanda harus memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia/Nusantara.
Hal ini dapat diketahui melalui literatur yang beliau tulis dalam buku dengan judul: Ditiung memeh Hujan
Pada zaman perjuangan kemerdekaan Indonesia di Jawa Barat, sewaktu pasukan-pasukan Divisi Siliwangi kembali Hijrah, tepatnya pada tanggal 11 April 1949 terjadi peristiwa-peristiwa bersejarah di Sumedang, di Kecamatan Buah Dua dan begitu juga di Kecamatan Situraja, pertempuran melawan tentara Belanda.
Pada era pembangunann mengisi kemerdekaan Indonesia tidak sedikit putra-putri Sumedang telah mengukir namanya dalam catatan tersendiri. Dari catatan tersebut Sumedang dapat disimpulkan sebagai kota yang menyimpan nilai sejarah bangsa dan tidak mustahil Sumedang akan terus melahirkan sejarah selanjutnya.
Untuk lebih jelas dan lengkapnya dapat dilihat di kitab cariosan prabu siliwangi di Museum Prabu Guesan Ulun Sumedang.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Free Web Hosting