GERAKAN PRAMUKA SAKA BHAYANGKARA

SELAMAT DATANG DI BLOG SAKA BHAYANGKARA POLSEK DARMARAJA
KWARTIR RANTING GERAKAN PRAMUKA DARMARAJA


Monday 28 May 2012

LASKAR FOUR


PETUNJUK TEKNIS LASKAR FOUR


I.            Nama, Tema dan Waktu Kegiatan
a.      Nama Kegiatan
       Kegiatan ini diberi nama “LASKAR FOUR  Saka Bhayangkara Polsek Darmaraja.
b.      Tema Kegiatan
Kegiatan ini memiliki Tema “ Nyukcruk Galur Nu Kapungkur Nincak Tapak Nubaheula Natrat Pasundan “. Melalui Gerakan Pramuka Kita Lestarikan Budaya Sunda di Kabupaten Sumedang.
c.      Waktu Pelaksanaan
Hari/tanggal                      : Rabu, 20 Juni 2012
Waktu                              : 07.00 Wib s.d Selesai
Tempat                            : Alun – alun Darmaraja dan sekitarnya.

II.           Peserta
1.       Golongan A : Siswa SMA, SMK, MA,  Sederajat atau DA/DKR/DS (Penegak)
2.       Golongan B : Siswa SMP/MTs Sederajat (Penggalang)

III.          Persyaratan Peserta
1.         Sehat jasmani dan rohani.
2.         Telah memenuhi administrasi pendaftaran.
3.         Mengisi Surat Pernyataan kesediaan mengikuti lomba yang ditanda tangani oleh Kepala Sekolah.
4.         Membawa surat mandat dari Kepala Sekolah.
5.         Satu Regu/Sangga terdiri dari 5 orang peserta putra atau 5 orang peserta putri.
6.         Teachnical Meeting dihadiri Pembina atau pinrunya masing – masing.
7.         Dapat mengirimkan lebih dari 1 regu/sangga.
8.         Berseragam Pramuka Lengkap.
9.         Mengikuti Route yang telah ditentukan.
10.      Membawa alat tulis dan papan jalan.
11.      Sanggup mentaati tata tertib lomba.
12.      Khusus peserta penggalang membawa tongkat 1 per orang (ukuran tongkat bebas) dan untuk pemimpin regu menggunakan bendera regu.
13.      Setiap Peserta dibebankan biaya Pendafataran sebesar Rp. 80.000,- / Regu atau sangga.
14.      Seluruh peserta wajib melakukan daftar ulang 10 menit sebelum acara dimulai.

IV.           Perlombaan
Ø  Materi Perlombaan
1.     Pengetahuan Umum
2.     Kepramukaan dan Kesakaan
3.     Sejarah dan Budaya Sumedang
4.     Sandi
5.     Halang Rintang
Ø  Kriterian Penilaian
1.     Ketepatan Menjawab Soal
2.     Ketepatan Waktu
3.     Kerapihan, Kedisiplinan, Kekompakan, keseragaman, Solidaritas dan semangat juang
Ø  Peserta dan Biaya
Peserta terdiri dari 5 orang putra atau 5 orang putri dengan biaya Rp. 80.000,- per Regu/sangga.

V.             Pendaftaran
1.          Pendaftaran
Pendaftaran Laskar Four di buka mulai tanggal 1 Juni s.d 16 Juni 2012 setiap hari dari pukul 13.00 Wib. S.d 16.30 Wib bertempat di Kantor Kepala Kepolisian Sektor Darmaraja, kecuali untuk hari minggu mulai pukul 10.00 Wib. S.d 15.00 Wib.
2.          Daftar Ulang 
Pendaftaran ulang yang dilaksanakan pada :
Hari/tanggal                    : Rabu, 20 Juni 2012
Waktu                              : 05.45 Wib s.d 07.15 Wib
Tempat                             : Wilayah Kecamatan Darmaraja
3.          Teacnical Meeting
Hari/tanggal                    : Sabtu, 16 Juni 2012
Waktu                              : 10.00 Wib s.d Selesai
Tempat                             : Gor Desa Darmaraja (Belakang Polsek Darmaraja)

VI.           Kejuaraan  dan Hadiah Laskar Four
Tingkat Penggalang dan Penegak
Ø  Trophy Bergilir                                              
Ø  Trophy Tetap Juara I                   Pa dan Pi
Ø  Trophy Tetap Juara II                  Pa dan Pi
Ø  Trophy Tetap Juara III                  Pa dan Pi
Ø  Trophy Tetap Harapan I             Pa dan Pi
Ø  Trophy Tetap Harapan II           Pa dan Pi
Ø  Trophy Tetap Harapan III           Pa dan Pi
Ø  Trophy Tetap Juara favorite I    Pa dan Pi
Ø  Trophy Tetap Juara favorite II  Pa dan Pi
Ø  Trophy Tetap Juara favorite III Pa dan Pi
Ø  Trophy Tetap Juara Pinru Terbaik Pa dan pi
Ø  Trophy Tetap Juara Peserta Terbangak Penggalang dan Penegak
Ø  Trophy Tetap Juara Pendaftar Pertama Penggalang dan Penegak
Ø  Piagam Penghargaan
Ø  Uang Pembinaan
Ø  Door prize

VII.        Pasilitas Peserta
1.     Sertifikat Kegiatan           2. Id Card Peserta                3. Konsumsi

VIII.      Keterangan
Hal – hal yang belum tercantum akan di informasikan pada saat Technical Meeting.
Keterangan Lebih Lanjut Hubungi :
Ketua Dewan Saka Cep Rusli Efendi                                 : Hp. 083 212 812 273      
Ketua Pelaksana Acep Cahyono                        : Hp. 083 822 985 201
Sekretaris  Kegiatan Indah Riska F                   : Hp. 083 822 762 655
Instruktur Saka Nandar Sutisna, MT                 : Hp. 085 320 565 422
Sekretariat I Kantor Kepala Kepolisian Sektor Darmaraja : Telp. (0262) 429 876
Alamat Blogs           : http://sakabhayangkaradarmaraja.blogspot.com
                                     http://laskardarma.blogspot.com
Email                         : saka_darmapol24@yahoo.co.id

Ketua sangga Kerja
LASKAR FOUR


                                                                                                                    ACEP CAHYONO



  
SURAT PERNYATAAN KEIKUTSERTAAN

Disampaikan dengan hormat bahwa sesuai surat panitia LASKAR FOUR tanggal 20 Mei 2012 perihal Undangan Lomba Lintas Alam Saka Bhayangkara ke-4 (LASKAR FOUR) Se-Kabupaten Sumedang Terbuka yang di adakan oleh Saka Bhayangkara Kwartir Ranting Darmaraja Kabupaten Sumedang, dengan ini kami menyatakan :
1.         Mendaftarkan dan menyatakan akan ikut serta dalam kegiatan LASKAR FOUR yang diselenggarakan pada hari Rabu tanggal 20 Juni  2012. Dengan daftar nama regu dan peserta sebagaimana terlampir.
2.         Telah memahami dan mematuhi ketentuan yang tertuang dalam peraturan LASKAR FOUR tahun 2012.
3.         Bersedia mengikuti kegiatan LASKAR FOUR.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.


Mengetahui,
Kepala Sekolah/Ketua Kwarran




…………………………………………………..
    NIP. 
 

……………………..,….... Juni 2012
Pembina Pramuka




…………………………………………………..
    NTA. 
 











  

Thursday 17 May 2012

SAKA BHAYANGKARA

like the page http://www.facebook.com/pages/SAKA-BHAYANGKARA/176195288037

10 TKK WAJIB


1. TKK berkemah

Seri 10 TKK Wajib - SKK Berkemah
a. Untuk golongan Siaga
Seorang Pramuka Siaga harus:
1) sedikitnya sudah 3 kali mengikuti Perkemahan Sehari (Persari = Dagkamp),
2) dapat mengatur barang-barang di dalam tendanya,
3) mengerti dan dapat menjaga kebersihan perkemahan barungnya.
b. Untuk golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) sedikitnya sudah 3 kali mengikuti perkemahan sehari semalam (misalnya Perkemahan Sabtu Minggu = Persami), dan satu kali perkemahan yang lebih dari 2 malam,
b) dapat memperlihatkan cara menyusun isi kantong punggung (ransel = rugzak) dengan baik dan rapih,
c) mengetahui dan dapat mendirikan tenda regu (untuk 6 – 10 orang), dengan rapih dan benar, termasuk pemakaian simpul dan pembuatan paritnya,
d) mengetahui dan dapat mengatur perkemahan regu/sangganya (mengatur barang dalam tenda, isi tenda dapur, barang-barang di rak piring, rak sepatu, dan lain-lain.
e) mengetahui dan dapat menjaga kebersihan perkemahan regu/sangganya, termasuk pembuatan tempat sampah basah dan sampah kering, serta membawa pulang ke rumah alat-alat dapur dan barang lainnya dalam keadaan bersih.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
f) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga, sehingga mencapai Berkemah.
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Berkemah Tingkat Purwa,
b) tahu keperluan perlengkapan berkemah untuk perorangan dan regu/sangganya,
c) mengetahui dan dapat mengatur perkemahan regu/sangganya, yaitu:
(1) dapat menempatkan letak tenda tidur, tenda dapur, tiang jemuran rak piring, rak sepatu, tempat sampah, dan sebagainya,
(2) dapat mengatur aliran air hujan,
d) dapat mendirikan berbagai macam tenda, misalnya tenda tidur, tenda dapur, tenda makan, tenda beratap ganda (double dek), melipat serta memelihara tenda regu,
e) dapat membuat pagar, tiang jemuran, rak piring, rak sepatu dan lain-lain secara sederhana.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
f) dapat membuat pembagian tugas kerja (korve) bagi anggota regu/sangganya,
g) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka, sehingga mencapai TKK Berkemah Tingkat Purwa.
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah mencapai SKK Berkemah Tingkat Madya,
b) tahu keperluan perlengkapan berkemah untuk pasukan/ambalan, dan peraturan serta syarat-syarat perkemahan yang baik,
c) dapat mengatur letak perkemahan regu/sangga dalam pasukan/ambalannya, termasuk menentukan letak lapangan upacara dan tempat berlatih,
d) tahu cara penentuan tempat sanitasi (tempat mandi, cuci dan kakus),
e) dapat mendirikan tenda besar dari kain terpal, atau membuat tenda darurat dari bahan yang ada di sekitarnya
f) tahu syarat perkemahan yang baik dan:
(1) dapat mencari tempat berkemah yang memenuhi syarat perkemahan,
(2) dapat mengusahakan air minum yang sehat di perkemahan,
(3) mengetahui usaha untuk mendapatkan izin orangtua, kwartir, pemerintah setempat, dan pemilik tanah, serta tempat-tempat lainnya.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
g) dapat menyusun acara perkemahan Penggalang/Penegak/Pandega, untuk sedikitnya selama 24 jam,
h) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka, sehingga mencapai TKK Berkemah Tingkat Madya.
2. SKK penabung


Seri 10 TKK Wajib - SKK Penabung
a. Untuk golongan Siaga
Seorang Pramuka Siaga harus:
1) memiliki buku Tabanas, buku Tabungan Pramuka, atau buku Tabungan Pelajar,
2) dapat menabung uang secara teratur dalam buku tabungannya itu sekurang-kurangnya selama 6 bulan,
3) dapat dengan hafal menyanyikan lagu ”Mari Menabung” ciptaan Imam Soetiono.
b. Untuk golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Penabung untuk Siaga,
b) seluruh atau sebagian uang yang ditabung dalam buku tabungannya adalah uang yang diperoleh dari hasil usahanya sendiri,
c) dapat membantu mengurus administrasi buku-buku Tabungan Pramuka di Perindukan Siaga atau di Pasukan Penggalang.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga, sehingga mencapai TKK Penabung.
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Penabung Tingkat Purwa,
b) dapat menjelaskan kepada Pramuka lain cara menabung dalam bank lewat Tabanas, buku Tabungan Pramuka atau buku Tabungan Pelajar,
c) dapat menjelaskan kepada Pramuka lain perbedaan antara menabung di celengan dan menabung di bank lewat Tabanas, buku Tabungan Pramuka atau buku Tabungan Pelajar.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka, sehingga mencapai TKK Penabung Tingkat Purwa.
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Menabung Tingkat Madya,
b) dapat merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan suatu sandiwara kecil atau suatu ceramah tentang menabung untuk para Pramuka atau orang lain,
c) mengerti arti beberapa istilah yang biasa digunakan dalam dunia perbankan, misalnya rekening giro, deposito, sertifikat BI, cek, treveller cheque, dan sejenisnya.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka, sehingga mencapai TKK Penabung Tingkat Madya.

3. SKK gerak jalan

Seri 10 TKK Wajib - SKK Gerak Jalan
a. Untuk golongan Siaga
Seorang Pramuka Siaga harus:
1) mengerti cara dan telah melakukan dengan baik, sikap berdiri dan berjalan (cepat/ lambat)
2) mengerti cara mencegah dan merawat lepuh kaki,
3) pernah mengikuti gerak jalan dalam satuan barung/perindukannya sedjauh 5 km untuk putera dan 3 km untuk puteri dan dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali.
b. Untuk golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) mengerti cara dan telah melakukan dengan baik, sikap berdiri, berjalan (secara cepat/lambat), start waktu berlomba gerak jalan,
b) mengerti cara mencegah dan merawat lepuh di kaki, cara beristirahat selama dan sesudah gerak jalan,
c) pernah mengikuti gerak jalan secara berkelompok atau perorangan sejauh 10 km untuk putera dan 8 km untuk puteri, dan dilakukan sedikitnya 2 kali.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga mencapai TKK Gerak Jalan.
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Gerak Jalan Tingkat Purwa,
b) mengerti cara dan telah melakukan pengaturan nafas, langkah, dan peraturan-peraturan yang berlaku bagi lomba gerak jalan umumnya
c) pernah mengikuti gerak jalan secara berkelompok atau perorangan sejauh 15 km untuk putera dan 12 km untuk puteri, dan dilakukan sedikitnya 2 kali,
d) mengerti cara mencegah dan merawat peserta gerak jalan yang ”hilang semangat” (collapse/flauwte), kejang (krampen), dan tersengat sinar matahari (zonnesteek).
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Gerak Jalan Tingkat Purwa.
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Gerak Jalan Tingkat Madya,
b) mengerti cara dan telah membiasakan diri untuk latihan berjalan kaki setiap hari, sekurang-kurangnya 2 km,
c) mengerti cara dan telah melakukan ”langkah Pramuka” sejauh 2 km dalam waktu 14½ sampai 15½ menit, tanpa memperlihatkan nafas terengah-engah, sedikitnya dilakukan 2 kali,
d) pernah mengikuti gerak jalan secara berkelompok atau perorangan sejauh 25 km untuk putera dan 15 km untuk puteri, dan dilakukan sedikitnya 2 kali.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Gerak Jalan Tingkat Madya.

4. SKK juru kebun

Seri 10 TKK Wajib - SKK Juru Kebun
a. Untuk golongan Siaga
Seorang Pramuka Siaga harus:
1) dapat mengenal sedikitnya 2 jenis tanaman buah-buahan, 2 jenis tanaman sayuran,
2) dapat mempergunbakan pupuk kompos,
3) telah menanam dan memelihara sedikitnya satu jenis tanaman hias, satu jenis tanaman buah-bahan, satu jenis tanaman sayur-sayuran, sampai berbunga, sampai berbuah, sampai dipanen, atau sedikitnya selama 3 bulan.
b. Untuk golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) mengenal sedikitnya 5 jenis tanaman hias, 5 jenis tanaman buah-buahaan, dan 5 jenis tanaman sayur-sayuran,
b) dapat membuat dan mempergunakan pupuk kompos,
c) mengenal sedikitnya 3 macam hama dan penyakit tanaman dan tahu cara pencegahan dan pemberantasannya,
d) telah memelihara sedikitnya satu jenis tanaman hias, satu jenis tanaman buah-buahan, atau satu jenis tanaman sayur-sayuran sampai berbunga, sampai berbuah, sampai dipanen, atau sedikitnya selama 3 bulan.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga mencapai TKK Juru Kebun.
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Juru Kebun Tingkat Purwa,
b) mengenal berbagai macam obat pencegah dan pemberantas hama, dan dapat menggunaknnya,
c) mengenal berbagai macam pupuk dan dapat menggunakannya,
d) dapat menyemaikan, mencangkok, dan mengokulasi tanaman,
e) dapat memangkas tanaman supaya menghasilkan buah lebih banyak.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
f) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Juru Kebun Tingkat Purwa.
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Juru Kebun Tingkat Madya,
b) tahu arti dan pentingnya bibit unggul, dan tahu di mana dapat memperolehnya,
c) tahu cara untuk memperoleh kredit untuk produksi pertanian,
d) dapat menyelenggarakan sekedar usaha perkebunan, disertai pembukuan teknis dan komersial seperlunya.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Juru Kebun Tingkat Madya.

5. SKK menjahit

Seri 10 TKK Wajib - SKK Menjahit
a. Untuk golongan Siaga.
1) dapat membuat saputangan atau alas (taplak) meja dengan tangan/mesin jahit,
2) Dapat memasang kancing (buah baju) dan membuat lubang kancing
3) dapat membuat tanda barung dari kain dan menjahit tanda barung kain di bajunya,
4) a) dapat membuat pakaian untuk boneka, atau
b) dapat membuat mainan (boneka atau lainnya) dari kain, atau
c) membuat pakaian dalam untuk sendiri, atau
d) membuat pakaian bayi (popok, gurita, baju, dan lain-lain)
b. Untuk golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) dapat menisik kain yang robek memanjang, berlubang (kena rokok), robek menyudut (seperti mulut katak) dan menambal kain koyak,
b) dapat menjahit pakaian anak-anak/bayi, atau dapat menjahit pakaian dalam/olahraga/renang untuk diri sendiri,
c) (1) mengerti bagian-bagian mesin jahit (tangan/kaki) dan pemeliharannya, dan/atau
(2) mengambil usuran badan,
d) mengerti dan dapat membiuat sum biasa dan sum pinggiran (open zoom).
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga, sehingga mencapai TKK Menjahit.
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Menjahit Tingkat Purwa,
b) dapat menjahit kemeja/bawahan seragamnya sendiri,
c) (1) mengerti dan dapat memperbaiki kerusakan ringan/kecil mesin jahit (tangan/kaki), dan/atau
(2) membuat pola dasar,
c) mengerti dan dapat membuat jahitan sarung dan setik balik.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Menjahit Tingkat Purwa.
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Menjahit Tingkat Madya,
b) dapat menjahit celana panjang (pantalon, slack, dan lain-lain) untuk diri sendiri
c) dapat membuat hisan dari kain, misalnya aplikasi, lipatan hias (smock), dan lain-lain,
d) dapat memotong dan menjahit pakaian untuk wanita/pria/anak.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Menjahit Tingkat Madya.

6. SKK juru masak

Seri 10 TKK Wajib - SKK Juru Masak
a. Untuk golongan Siaga.
1) dapat memasak dan menyiapkan air minum,
2) bersama seorang teman membuat makanan cuci mulut, dengan bahan-bahan yang mudah didapat di daerahnya, misalnya singkong, ubi, pisang, sagu, terigu, atau bahan lainnya,
3) membuat satu jenis lauk-pauk sederhana yang digoreng/direbus/dibakar,
4) mengetahui apa yang dimaksud dengan hidangan 4 sehat 5 sempurna.
b. Untuk golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) dapat membuat dapur dan tahu persyaratannya,
b) mengetahui cara dan dapat membuat api terbuka dengan kayu tanpa minyak,
c) dapat menghidangkan masakan untuk 5 orang yang terdiri dari:
- nasi
- satu jenis lauk kering (goreng atau bakar, tanpa kuah)
- satu jenis hidangan pencuci mulut
- minuman teh atau kopi panas,
d) mengetahui cara menyimpan makanan menurut peraturan kesehatan,
e) pernah membantu juru masak di suatu perkemahan 24 jam,
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
f) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga, sehingga mencapai TKK Juru Masak.
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Juru Masak Tingkat Purwa,
b) tahu cara dan telah menyusun beberapa menu beserta bahan-bahan keperluannya, untuk satu regu yang berkemah selama maksimal 3 x 24 jam, dengan mengingat 4 sehat 5 sempurna,
c) tahu cara dan dapat mengawetkan satu jenis makanan/bahan makanan,
d) dapat menghidangkan masakan untuk satu regu, yang terdiri atas:
- nasi,
- satu jenis lauk kering (tanpa kuah, goreng/rebus/bakar/kukus, dan lain-lain)
- satu jenis lauk dengan kuah (sayur),
- satu jenis hidangan pencuci mulut,
- minuman.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Juru Masak Tingkat Purwa.
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Juru Masak Tingkat Madya,
b) tahu cara dan telah menyusun beberapa menu untuk keperluan perkemahan satu regu selama 6 x 24 jam (lengkap dengan keperluan peralatan dan bahan), dengan mengingat 4 sehat 5 sempurna,
c) mengetahui nilai gizi beberapa jenis bahan makanan,
d) mengetahui cara dan dapat mengawetkan paling sedikit dua jenis makanan/bahan makanan supaya tahan selama 1 minggu.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Juru Masak Tingkat Madya.

7. SKK pengaman kampung

Seri 10 TKK Wajib - SKK Pengaman Kampung/Desa
a. Untuk golongan Siaga
Seorang Pramuka Siaga harus:
1) dapat membunyikan tanda bahaya dari kentongan dan mengerti arti dan maksud bunyi kentongan pincang dan kentongan uluk-uluk.
2) menolong sedikitnya sekali dngan jalan melaporkan kepada Pos Keamanan terdekat tentang pelanggaran pencurian atau tindakan jahat kainnya yang terjadi di kampung/desanya.
b. Untuk golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) dapat membuat kentongan dan menerangkan kepada masyarakat sekitarnya tentang pentingnya kentongan sebagai tanda-tanda bahaya, berikut tanda-tandanya,
b) membantu sedikitnya tiga kali melakukan ronda malam di kampung/desanya.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
c) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga mencapai TKK Pengaman Kampung/Desa.
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah mencapai TKK Pengaman Kampung/Desa untuk Tingkat Purwa,
b) telah membuat laporan atau melaporkan suatu peristiwa tindak pidana yang terjadi di kampung/desanya kepada yang berwajib,
c) pernah membantu petugas keamanan dalam upacara, keramaian, pesta, aaatau di mesjid yang berada di kampung/desanya,
d) menamankan tempat aatau lokasi kejadian untuk barang bukti,
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka, sehingga mencapai TKK Pengaman Kampung/Desa Tingkat Purwa.
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Pengaman Kampung/Desa Tingkat Madya,
b) pernah menjalankan latihan olahraga bela diri,
c) mengenal pokok-pokok tentang menjalankan penyelidikan dengan sidik jari,
d) mengetahui perbedaan tugas pokok polisi, jaksa dan hakim,
e) pernah membuat sketsa tentang suatu kejadian/peristiwa tindak pidana,
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
f) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Pengaman Kampung/Desa Tingkat Madya.

8. SKK Pengamat

Seri 10 TKK Wajib - SKK Pengamat
a. Untuk golongan Siaga
Seorang Pramuka Siaga harus:
1) dapat menggunakan pancainderanya untuk mengenal dan mengingat sedikitnya 7 dari 10 macam benda yang dilihatnya selama 1 menit, dirama, atau suara yang didengarnya,
2) dapat mengikuti jejak sejauh 1 km dengan menggunakan tanda jejak sederhana (secara Siaga),
3) mengetahui dan mencatat cara dan kebiasaan hidup dari satu jenis binatang yang terdapat di sekitarnya, atau
4) mengetahui nama dan mengenal macam tumbuh-tumbuhan/buah-buahan/sayur-sayuran yang biasa digunakan manusia dan tumbuh di daerahnya.
b. Untuk golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) dapat mengingat 10 dari 15 macam benda yang dilihatnya dalam 1 menit (dilakukan dua kali percobaan dengan benda-benda yang berlainan),
b) dapat mengenal dan mengingat sedikitnya 7 dari 10 macam benda yang dirabanya, dicium, dikecap dengan lidah, dan suara yang didengarnya,
c) dapat mengikuti jejak sejauh 3 km, dengan menggunakan tanda jejak sederhana dari bahan alam sekitarnya, dan dapat mencatat sedikitnya 70% dari seluruh tanda yang dibuat penguji,
d) (1) mengetahui dan mencatat cara dan kebiasaan hidup jenis binatang yang ada di sekitarnya, atau
(2) mengetahui nama dan mengenal 10 macam tumbuh-tumbuhan/buah-buahan/ sayur-sayuran yang biasa digunakan manusia dan tumbuh didaerahnya, atau
(3) mengetahui nama dan mengenal beberapa macam jamur (fungi) yang dapat dimakan atau yang beracun, yang tumbuh di daerahnya.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga mencapai TKK Pengamat.
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Pengamat Tingkat Purwa,
b) dapat mengingat sedikitnya 12 dari 18 benda yang dilihatnya dalam 1 menit, misalnya barang-barang dagangan di warung, macam-macam tanaman di kebun, dan sebagainya (dilakukan 2 kali percobaan dengan benda berlainan),
c) dapat mengenal dan mengingat sedikitnya 9 dari 12 macam benda yang diraba, dicium, dikecap dengan lidah, dan suara yang dideangarnya,
d) dapat mengikuti jejak sejauh 5 km dengan menggunakan tanda jejak dan surat-surat penunjuk jalan, serta dapat mengingat kembali tiga diantara lima tempat-tempat penting yang dilewatinya, misalnya masjid/gereja, pasar, poliklinik, rumah sakit, dokter, dan lain-lain,
e) bersama seorang kawan dapat membuat laporan/tertulis tentang sesuatu kejadian/peristiwa yang dilihatnya dan berlangsung kira-kira lima menit.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
f) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Pengamat Tingkat Purwa.
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Pengamat Tingkat Madya,
b) dapat mengingat 15 dari 20 macam benda yang dilihatnya selama 1 menit, misalnya barang-barang di toko/pasar, makanan di meja pesta, peserta suatu rapat, Pramuka dalam latihan, dan sebagainya,
c) dapat mengikuti jejak sejauh 5 km, dengan menggunakan peta, kompas, dan surat-surat penunjuk jalan; sesudah sampai di tempat terakhir dapat menunjukkan dalam peta itu letak dari (sedikitnya) 3 diantara 5 tempat penting yang dilewatinya, misalnya masjid/gereja, sekolah, rumah sakit/dokter, pasar, bengkel, dan sebagainya,
d) telah mengamati sutau tempat/ruang, mendengar suara, meraba, mencium barang-barang dalam ruangan itu dalam waktu seluruhnya 5 menit, kemudian bersama dua orang kawan lainnya harus dapat melaporkan ”dugaan” tentang peristiwa yang terjadi di tempat itu, dan kira-kira 60% benar.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka lain mencapai TKK Pengamat Tingkat Madya.

9. SKK pengatur rumah

Seri 10 TKK Wajib - SKK Pengatur Rumah
a. Untuk golongan Siaga
Diadakan SKK tersendiri, yaitu SKK Pengatur Ruangan.
b. Untuk golongan Penggalang, Penegak dan Pandega
1) Untuk mencapai Tingkat Purwa seorang Pramuka harus:
a) dapat mengatur isi dan menghias suatu ruangan secara sederhana, tetapi berseni (artistik), dengan memperhatikan komposisi, bentuk dan warna ruang tamu, ruang tidur, ruang belajar, ruang makan, ruang tunggu, atau ruang lainnya,
b) dapat membuat sedikitnya dua macam hiasan sederhana dari barang-barang yang ada di sekitanya, misalnya dengan menggunakan bunga kebun, kertas, batu, buah-buahan, tanaman, dahan-dahan, atau bahan lainnya,
c) mengerti cara mengatur lampu penerangan dan peredaran udara (ventilasi).
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka Siaga, sehingga mencapai TKK Pengatur Ruangan.
2) Untuk mencapai Tingkat Madya seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Pengatur Ruangan Tingkat Purwa,
b) dapat mengatur dan menghias ruangan untuk:
(1) rapat, pertemuan atau konperensi,
(2) perayaan sekolah, kampung, masjid atau gereja, dan lain-lain,
(3) ruang istirahat, ruang rekreasi, operation room, dan lain-lain,
c) (1) dapat merangkai bunga untuk meja tamu, pesta, kematian, atau penghargaan kepada orang lain, dan lain-lain, atau
(2) dapat membuat sedikitnya tiga macam benda hiasan, misalnya dengan menggunakan bambu, tempayan, payung, jamur, tempurung, sabut atau kayu, dan sejenisnya,
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
d) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka, sehingga mencapai TKK Pengatur Rumah Tingkat Purwa.
3) Untuk mencapai Tingkat Utama seorang Pramuka harus:
a) telah memenuhi SKK Pengatur Rumah Tingkat Madya,
b) dapat mengatur dan menghias:
(1) ruangan tamu pada perhelatan pernikahan atau khitanan,
(2) ruang pengantin atau khitanan,
(3) kursi mempelai atau panggung,
dengan memperhatikan keadaan ruang, jumlah undangan, jalan untuk tamu dan pembawa konsumsi, tempat pidato, tempat pertunjukan kesenian, dan lain-lain,
c) dapat memelihara dan membersihkan perabot rumahtangga supaya tahan lama dan kelihatan tetap baru, misalnya meja kursi, patung, lemari, barang-barang dari logam, gelas atau kaca, dan lain-lain,
d) dapat mengatur dan mengubah ruangan pameran (etalage) sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pada saat itu, misalnya pada peringatan 17 Agustus, pada hari ulang tahun, peringatan natal, hari raya Idul Fitri, dan lain-lain.
Khusus untuk Pramuka Penegak dan Pandega, ditambah dengan:
e) telah melatih sedikitnya seorang Pramuka, sehingga mencapai TKK Pengatur Rumah Tingkat Madya.

Friday 11 May 2012

PELANTIKAN



PELANTIKAN SEBAGAI ALAT PENDIDIDIKAN


I. PENDAHULUAN
Upacara pelatikan merupakan serangkaian upacara dalam rangka memberikan pengakuan dan pengesahan terhadap seorang pramuka atas prestasi yang dicapainya.

II. MATERI POKOK

1. Tujuan upacara pelantikan
Upacara pelantikan bertujuan agar pramuka yang dilantik mendapat kesan yang mendalam dan membuka hatinya terhadap nilai-nilai positif yang telah ditanamkan dalam proses pembinaan. Sesuai tujuan Gerakan Pramuka, proses pembinaan adalah upaya membentuk manusia yang berkepribadian, berbudi pekerti luhur, bertakwa kepada tuhan YME, peduli pada tanah air, bangsa, masyarakat, alam lingkungan serta peduli pada dirinya sendiri dengan berpedoman pada satya dan darma pramuka.

2. Langkah-langkah proses pelantikan
Setelah menyelesaikan tugas dan kewajiban (menyelesaikan SKU, SKK, SPG dan lainya) dengan baik, para pramuka masih merasa perlu berusaha agar prestasinya tersebut mendapat pengakuan dan pengesahan dari lingkungannya, dengan jalan melewati upacara pelantikan. Hal-hal yang dilakukan dalam proses pelantikan sebagai berikut:
a. Persiapan
1) Persiapan mental
yang dimaksud dengan persiapan mental ialah mempersiapkan peserta didik agar dengan sukarela mau mengucapkan janji/satya pramuka, serta dengan ikhas mau mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Persiapan fisik
ialah persiapan peralatan pelantikan: bendera merah putih, standar bendera, tanda-tanda pelantikan/ TKU, TKK, TPG dan alat-alat penunjang lainnya.

b. Pelaksanaan pelantikan
Hal-hal prinsip yang dilakukan dalam upacara pelantikan, antara lain ialah:
1) Bendera merah putih sebagai bendera pelantikan merupakan media untuk menanamkan jiwa : kebangsaan cinta tanah air, patriotisme, persatuan dan kesatuan bangsa.
2) Wawancara antara pembina dengan yang akan dilantik untuk menanamkan komitmennya terhadap Pendidikan Kepramukaan, kemasyarakatan, kemadirian, percaya diri, kepemimpinan dan ketakwaannya kepada Tuhan YME.
3) Pengucapan satya pramuka secara sukarela oleh calon.
4) Tata urutan acara yang rapi serta formasi barisan sesuai dengan golongannya.
5) Dilaksanakan dalam suasana khidmat
6) Adanya doa untuk memberikan kekuatan batin kepada yang dilantik.

3. Variasi tata upacara pelantikan dimungkinkan dapat dilaksanakan asal tidak mengaburkan makna pelantikan yang ada.

4. Susunan acara dan formasi barisan pelantikan disesuaikan dengan perkembangan dan golongan peserta didik, diatur dalam PP Kwarnas No. 178 tahun 1979, tentang Petunjuk Penyelengaaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka.

5. Macam-macam Upacara pelantikan
a. Upacara Penerimaan Anggota.
b. Upacara Kenaikan Tingkat
c. Upacara Pindah Golongan

6. Upacara Pelantikan Pramuka Siaga.
a. Penerimaan anggota (calon sudah menyelesaikan SKU Siaga Mula); dilaksanakan sesudah upacara pembukaan latihan, dengan susunan acara sebagai berikut:
1) Calon Siaga yang akan dilantik diantar oleh pemimpin Barungnya menghadap Pembina (Yanda/Bunda)
2) Para Siaga yang sudah dilantik menjadi Siaga Mula/Siaga Bantu/Siaga Tata maju satu langkah.
3) Yanda/Bunda bertanya tentang SKU yang telah diselesaikan kepada calon.
4) Ucapan janji Dwi Satya dengan dituntun oleh Yanda/ bunda, sedangkan tangan kanan diletakkan di dada kirinya.
5) Pembina menyematkan TKU Siaga Mula sambil memberikan nasihat seperlunya.
6) Sulung memberi ucapan selamat diikuti semua Anggota Perindukan.
7) Pembina memimpin doa.
8) Pemimpin Barung membawa saudaranya yang baru dilantik untuk bergabung dengan barungnya.
9) Yanda/Bunda membubarkan barisan selanjutnya Perindukan melanjutkan kegiatanya.

b. Kenaikan tingkat (dari Siaga Mula ke Siaga Bantu, Siaga Bantu ke Siaga Tata).
Proses kenaikan tingkat pada hakekatnya sama dengan proses penerimaan calon. Perbedaannya, sebelum penyematan TKU baru (Siaga Bantu/Tata), Pembina melepas TKU lama (TKU Siaga Mula/Bantu).
c. Perpindahan dari golongan Pramuka Siaga ke golongan Pramuka Penggalang diwajibkan bagi Pramuka Siaga yang telah berusia 11 tahun dan berkeinginan untuk melanjutkan kegiatannya sebagai Pramuka Penggalang. Proses perpindahan golongan sebagai berikut :
1) Proses di Perindukan Siaga
Dilakukan dalam rangkaian upacara pembukaan latihan, dengan susuanan acara sebagai berikut :
a) Pramuka Siaga yang akan pindah golongan mengambil tempat berhadapatan dengan Pembina (Yanda/Bunda)
b) Penjelasan pembina bahwa kepindahan golongan Pramuka Siaga ke Penggalang semata-mata karena usia Pramuka Siaga tersebut telah mencapai 11 tahun.
c) Pesan Yanda/Bunda kepada Siaga yang akan pindah ke Penggalang.
d) Pramuka Siaga yang akan pindah golongan berpamitan kepada saudaranya di perindukan.
e) Yanda/Bunda mengantar ke Pasukan Penggalang.

2) Proses di Pasukan Penggalang
Dilakukan dalam rangkaian upacara pembukaan latihan dengan susunan acara sebagai berikut:
a) Penyerahan Siaga dari Yanda/bunda ke Pembina Penggalang.
b) Penerimaan calon anggota oleh Pembina Penggalang sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di pasukan Penggalang tersebut.
c) Pembina Siaga kembali ke Perindukan untuk melanjutkan kegiatannya.
d) Calon anggota baru diperkenalkan kepada semua anggota pasukan, kemudian diserahkan kepada Regu yang sudah siap menerimanya.
e) Ucapan selamat dari semua anggota pasukan dilanjutkan acara kegiatan yang sudah diprogramkan.


IV. WAKTU
Materi 6.2.a. , dan 6.2.b. = 1 jam pelajaran.




7. Upacara Pelantikan Pramuka Penggalang
a. Pelantikan calon Pramuka Penggalang menjadi Pramuka Penggalang, dilakukan setelah upacara pembukaan latihan dengan urutan acara sebagai berikut :
1) Calon Penggalang (telah menyelesaikan SKU Penggalang Ramu) diantar Pemimpin Regunya ke hadapan Pembina penggalang, selajutnya Pemimpin regu kembali ke tempat.
2) Para Pramuka Penggalang yang sudah dilantik maju satu langkah.
3) Pembina mengadakan tanya jawab dengan calon tentang SKU yang telah diselesaikan.
4) Calon yang akan dilantik berdoa diikuti oleh anggota pasukan dipimpin Pratama.
5) Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan dari pembina; semua anggota pasukan memberi penghormatan di bawah pimpinan Pratama.
6) Calon secara sukarela mengucapkan janji Tri Satya dengan tangan kanan memegang ujung Sang Merah Putih dan diletakkan di dada sebelah kiri.
Pada waktu ucapan janji dikumandangkan semua anggota Pasukan mengadakan penghormatan di bawah pimpinan Pratama.
7) Penyematan tanda pelantikan dan TKU Penggalang Ramu disertai nasihat Pembina.
8) Pratama memberi ucapan selamat dengan berjabat tangan, diikuti oleh semua anggota pasukan.
9) Pemimpin Regu menjemput anggotanya yang baru dilantik
10) Pembina menyerahkan pasukan kepada Pratama untuk meneruskan acara latihan.
11) Pratama memimpin penghormatan pasukan kepada Pembina penggalang.

b. Upacara kenaikan tingkat dari Penggalang Ramu ke Penggalang Rakit dan dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap.
Prosesnya sama dengan pelantikan penggalang ramu. Perbedaannya, sebelum penyematan TKU Penggalang Rakit, Pembina melepas TKU Penggalang Ramu. Demikian pula TKU penggalang Rakit dilepas terlebh dahulu oleh Pembina sebelum menyematkan TKU Penggalang Terap.

c. Upacara pindah golongan dari Pramuka Penggalang yang berusia 16 tahun ke Pramuka Penegak, sbb:
1) Dilaksanakan dalam rangkaian upacara pembukaan latihan Pasukan Penggalang dan Upacara Pembukaan latihan Ambalan Penegak.
2) Penggalang yang akan pindah golongan mengambil tempat berhadapan dengan Pembina.
3) Nasihat dan penjelasan Pembina bahwa kepindahannya semata-mata usianya sudah mencapai 16 tahun dan perkembangan jiwanya sudah tidak sesuai lagi dengan jiwa Penggalang.
4) Penggalang yang akan pindah golongan berpamitan kepada saudara-saudaranya di pasukan Penggalang.
5) Pembina menggantar Penggalang yang bersangkutan ke ambalan Penegak.
6) Serah terima anggota antara Pembina Penggalang dengan pembina Penegak.
7) Pembina Penggalang kembali ke pasukan untuk melanjutkan acara latihan yang sudah dipersiapkan.
8) Acara penerimaan di ambalan Penegak disesuaikan dengan adat ambalan yang berlaku.
Contoh penerimaan calon penegak dilakukan sebagai berikut:
* Formasi ambalan diubah menjadi setengah lingkaran. Penggalang yang pindah golongan menempati pusat lingkaran menghadap para Penegak.
* Tanya jawab dilakukan antara Pramuka Penegak dengan Penggalang untuk menyakinkan keinginannya menjadi Pramuka Penegak
* Setelah Penggalang tersebut diterima sebagai tamu Ambalan, maka diserahkan kepada Pemimpin Sangga yang telah siap menerima anggota baru.
* Pembina Penegak menyerahkan ambalan kepada Pradana untuk menlanjutkan kegiatan.
* Selama berstatus sebagai Tamu Ambalan yang bersangkutan masih memakai seragam Penggalang

8. Upacara Pelantikan Pramuka Penegak
a. Penerimaan calon Penegak, dilakukan sesudah upacara pembukaan latihan.
1) Pradana mengumpulkan anggota Dewan Ambalan
2) Tamu Ambalan berada di tempat yang sudah ditentukan.
3) Kata Pengantar dari Pradana/Pembina Penegak
4) Tanya Jawab antara Dewan Ambalan dengan Tamu Ambalan
5) Petugas mengajak Tamu Ambalan meninggalkan tempat
6) Dewan Ambalan bermusyawarah untuk menentukan diterima atau tidak sebagai calon Penegak
7) Tamu Ambalan dipanggil untuk mendengarkan keputusan penerimaan
8) Ucapan selamat dari seluruh anggota Ambalan
9) Calon Penegak bergabung dengan sangga Pramuka Penegak yang siap menerima
10) Upacara selesai dilanjutkan kegiatan latihan



b. Upacara Pelantikan menjadi Penegak Bantara
Upacara ini hanya boleh diikuti oleh Pramuka Penegak Bantara dan Penegak Laksana, serta undangan khusus (orang tua calon, dll), diatur sebagai berikut:
1) Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara
2) Calon Penegak yang akan dilantik sebagai Penegak Bantara diantar oleh pendamping kanan dan pendamping kiri kehadapan Pembina Penegak
3) Pembina Penegak minta penjelasan dari pendamping kanan tentang watak calon dan bertanya kepada pendamping kiri tentang kecakapan calon
4) Pendamping kanan dan pendamping kiri kembali ke sangganya
5) Sang Merah Putih dibawa oleh petugas ke sebelah kanan depan pembina, para anggota peserta upacara memberi penghormatan kepada Sang Merah Putih atas pimpinan Pradana
6) Tanya jawab tentang: SKU Penegak Bantara, kesiapannya bergiat sebagai Penegak Bantara, Komitmennya terhadap Pendidikan Kepramukaan, dsb
7) Pembina memimpin doa sesuai dengan agama peserta upacara masing-masing
8) Ucapan janji, Tri Satya, yang dituntun Pembina Penegak dengan tangan kanan memegang ujung Sang Merah Putih dan diletakkan di dada sebelah kiri atas jantungnya, semua peserta upacara memberikan penghormatan atas dibacakannya Tri Satya.
9) Sang Merah Putih dibawa Petugas keluar formasi upacara, semua peserta upacara memberi penghormatan atas pimpinan Pradana
10) Penyematan TKU Penegak Bantara oleh yang bersangkutan sendiri
11) Upacara selamat Pradana diikuti oleh semua peserta upacara
12) Pendamping kanan dan Pendamping kiri menjemput Penegak Bantara yang baru di lantik kembali ke Sangganya

c. Upacara Pelantikan Pramuka Penegak Laksana
Proses pelantikan sama dengan pelantikan Penegak Bantara. Perbedaannya adalah setelah ulang janji, Pembina melepas TKU Penegak Bantara, selanjutnya yang bersangkutan memasang sendiri TKU Penegak Laksana.

Ambalan Pramuka Penegak disamping memiliki Dewan Ambalan, Dewan Kehormatan Penegak juga memiliki Pemangku Adat yang bertugas menciptakan dan melestarikan adat Ambalan sebagai wahana untuk lebih memantapkan batin para Pramuka Penegak. Dalam proses persiapan pelantikan, Pemangku Adat mempersiapkan acara adat berupa Renungan jiwa dan Perjalanan suci, sesuai adat Ambalannya.

9. Upacara pindah golongan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega mempunyai pola yang sama dengan pindah golongan dari Pasukan Penggalang ke Ambalan Penegak. Perbedaan utama terletak pada materi tanya jawab antara Penegak dengan anggota Racana. Demikian pula proses upacara pelantikan pandega sama dengan proses pelantikan Penegak Laksana.

III. PENUTUP
Upacara pelantikan yang dilaksanakan dengan tertib khidmat akan dapat membuka hati yang bersangkutan dan pada saat itu Pembina dapat memanfaatkan peristiwa tersebut sebagai media mendidik ketahanan spiritual, pisik, intelektual, emosional dan sosial.

Thursday 10 May 2012

KRIDA SAKA PP 146 A

KRIDA SAKA
Tanda gambar Krida Satuan Karya Pramuka Bhayangkara telah diatur dalam PP 146 A, seperti pada gambar di bawah ini :


KRIDA KETERTIBAN MASYARAKAT ( TIBMAS )
1. Kecakapan Pengamanan lingkungan pemukiman.
2. Kecakapan Pengamanan Lingkungan Kerja.
3. Kecakapan Pengamanan Lingkungan Sekolah.
4. Kecakapan Pengetahuan Hukum.


KRIDA LALU LINTAS ( LANTAS )
1. Kecakapan Pengetahuan Perundang-undangan/ Peraturan Lalu Lintas.
2. Kecakapan Pengaturan Lalu Lintas.
3. Kecakapan Penanganan kecelakaan lalu lintas.

KRIDA PENCEGAHAN DAN PENAGGULANGAN BENCANA
1. Kecakapan Pencegahan kebakaran.
2. Kecakapan Pemadam kebakaran.
3. Kecakapan Rehabilitasi korban kebakaran.
4. Kecakapan Pengetahuan kerawanan bencana
5. Kecakapan pencarian korban
6. Kecakapan penyelamatan korban.
7. Kecakapan pengetahuan satwa.

KRIDA TEMPAT KEJADIAN PERKARA ( TKP )
1. Kecakapan pengetahuan tempat kejadian perkara.
2. Kecakapan pengetahuan sidik jari.
3. Kecakapan Pengetahuan tulisan tangan dan tanda tangan.
4. Kecakapan pengetahuan bahaya narkoba.

MATERI KRIDA TPTKP PENGERTIAN NARKOTIKA

Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi penggunanya Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya. Macam-macam Narkotika : 1. Opioid. Opioid atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga opium. Opium disaripatikan dari opium poppy (papaver somniferum) & disuling untuk membuat morfin, kodein & heroin (1847) Opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk kenikmatan (mencegah batuk, diare, dsb.) Termasuk dalam golongan Opioid adalah : • Heroin. Heroin adalah obat bius yang sangat mudah membuat seseorang kecanduan karna efeknya sangat kuat. Obat ini bisa di temukan dalam bentuk pil, bubuk, dan juga dalam cairan. Heroin memberikan efek yang sangat cepat terhadap sipengguna, dan itu bisa secara fisik maupun mental. Dan jika orang itu berhenti mengkonsumsi heroin, dia akan mengalami rasa sakit yang berkesinambungan/sakaw/ gejala putus obat. Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin(sering digunakan untuk medikasi) dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir – akhir ini. Cara penggunaan heroin yang disuntikkan dapat memicu terjadinya penularan HIV/AIDS dan hepatitis C. Biasanya disebabkan oleh penggunaan jarum suntik dan peralatan lainnya secara bersamaan. • Codein. Codein termasuk garam/ turunan dari opium / candu. Efek codein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih.Codein sering juga digunakan sebagai obat batuk untuk batuk yang kronis. Pembeliannya pun harus dengan resep dokter. 1 Domerol Nama lainnya adro Domerol adalah pethidina. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna. Demerol sering juga digunakan untuk pengobatan. 2. Kokain. Kokain adalah salah satu zat adiktif yang sering disalahgunakan. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan, stamina, mengurangi kelelahan, rasa lapar dan untuk memberikan efek eforia. Dampak jangka pendek lain penggunaan kokain adalah depresi, paranoid, serangan jantung, kejang, stroke dan psikosis 3. Cannabis/ganja/cimenk. Semua bagian dari tanaman ini mengandung kanabinoid psikoaktif. Tanaman ganja biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil – kecil dan digulung menjadi rokok disebut joints (di Indonesia disebut pocong). Akan mengikat pikiran dan dapat membuatmu menjadi ketagihan. Bentuk yang paling poten berasal dari sari tanaman ganja yang dikeringkan dan berwarna coklat-hitam yang disebut hashish atau hash. Ganja dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagi mereka yang memiliki latar belakang (gen) schizophrenia. Ganja juga bisa memicu dan mencampuradukkan antara kecemasan dan depresi. Asap ganja mengandung tar 3 kali lebih banyak dan karbonmonoksida 5 kali lebih banyak dari pada rokok biasa. THC(delta-9 tetrahydrocannabinol) disimpan di dalam lemak pada tubuh dan dapat dideteksi sampai enam minggu setelah memakai. PENGERTIAN PSIKOTROPIKA Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, kadang-kadang disertai dengan timbulnya halusinasi (gangguan persepsi visual dan pendengaran), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan. Jenis-jenis yang termasuk psikotropika Ecstasy/Ineks Ecstasy (methylen dioxy methamphetamine)/ MDMA adalah salah satu jenis narkoba yang di buat secara ilegal di sebuah laboratorium dalam bentuk tablet. Ekstasi akan mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh itu sendiri. Kekurangan cairan tubuh dapat terjadi sebagai akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi dan lama, yang sering menyebabkan kematian. Zat- zat kimia yang berbahaya sering dicampur dalam tablet atau kapsul ecstasy. Zat-zat ini justru seringkali lebih berbahaya dibandingkan kandungan ecstasy yang ada. Ecstasy ini mempengaruhi reseptor dopamin di otak sehingga bila efek zat ini habis dapat menimbulkan depresi dan paranoid. Shabu-shabu Nama kimianya adalah methamphetamine. Berbentuk kristal seperti gula atau bumbu penyedap masakan. Obat ini berbentuk kristal maupun tablet, tidak mempunyai warna maupun bau Obat ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf diantaranya : 1. Merasa nikmat, eforia, waspada, enerjik, sosial & percaya diri (bila digunakan lebih dari biasanya). 2. Agitasi(mengamuk), agresi(menyerang), cemas, panik. 3. Mual, berkeringat, geraham lengket, gigi terus mengunyah. 4. Meningkatkan perilaku berisiko. 5. Kehilangan nafsu makan. 6. Susah tidur. 7. Gangguan jiwa berat. 8. Paranoid dan depresi. FAKTOR PENDORONG Beberapa faktor yang mendorong seseorang untuk mencoba menggunakan narkoba yang pada akhirnya menyebabkan ketergantungan. 1 Faktor Kepribadian. • Kurangnya pengendalian diri. Orang yang mencoba-coba menggunakan narkoba biasanya memiliki sedikit pengetahuan tentang narkoba, bahaya yang ditimbulkan serta aturan hukum yang melarang penggunaan Narkoba. • Konflik Individu. Orang yang kerap mengalami konflik akan mengalami frustasi. Bagi individu yang tidak biasa dalam menghadapi penyelesaian masalah cenderung untuk menggunakan narkoba Kecemasan yang ditimbulkan oleh konflik individu tersebut dapat menguranginya dengan mengkonsumsi narkoba. • Terbiasa hidup senang/mewah. Orang yang terbiasa hidup dalam kesenangan kerap berupaya menghindari permasalahan yang lebih rumit, biasanya mereka lebih menyukai penyelesaian masalah secara instan, praktis atau membutuhkan waktu yang singkat. Mereka tidak terbiasa bersikap sabar, telaten, ulet atau berpikir konstruktif akan memilih cara-cara yang simple yang dapat memberikan kesenangan, narkoba memberikan rasa euphoria secara berlebihan. 2. Faktor Lingkungan • Masyarakat yang indvidualis. Lingkungan yang individualistik seperti yang terdapat dalam kehidupan kota besar cenderung kurang peduli dengan orang lain, sehingga setiap orang hanya memikirkan permasalahan dirinya tanpa peduli dengan orang sekitarnya, biasanya orang-orang seperti ini selalu beranggapan bahwa yang penting bukan dirinya, saudara atau familinya tidak terlibat narkoba maka ia tidak mau ambil pusing karenanya. Akibatnya banyak individu dalam masyarakat kurang peduli dengan penyalahangunaan narkoba ini yang semakin meluas pada remaja dan pada anak-anak. • Pengaruh teman sebaya. Pengaruh teman atau kelompok juga berperan penting terhadap penggunaan narkoba, hal ini disebabkan sebagai syarat kemudahan untuk dapat diterima oleh anggota kelompok Kelompok atau genk mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama anggota. Jadi tidak aneh bila kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang sama untuk mengkonsumsi narkoba bersama pula. • Hukuman yang terlalu ringan Hukuman sanksi yang diberikan kepada pengguna dan pengedar narkoba yang terlalu ringan juga mempengaruhi penggunaan narkoba secara meluas. Hukuman yang berat akan memberi efek jera pada pemakai atau pengedar dan juga mempengaruhi secara psikologis bagi masyarakat untuk menggunakan narkoba. 3. Faktor Keluarga • Kurangnya kontrol keluarga. Orang tua yang terlalu sibuk jarang mempunyai waktu mengontrol anggota keluarga. Anak yang kurang perhatian dari orang tuanya cenderung mencari perhatian dari luar, biasanya mereka juga mencari “kesibukan” bersama teman- temannya • Kurangnya penerapan disiplin dan tanggung jawab Tidak semua penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh remaja dimulai dari keluarga yang broken home, semua anak mempunyai potensi yang sama untuk terlibat dalam penyalahangunaan narkoba. Pengenalan anak terhadap disiplin dan tanggung jawab akan mengurang resiko anak terjebak didalamnya. Anak mempunyai tanggungjawab terhadap dirinya dan orangtua dan juga masyarakat akan mempertimbangkan beberapa hal untuk mencoba-coba menggunakan narkoba. 4. Faktor Pendidkan • Kampanye kurang. Kampanye sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi akan bahayanya menggunakan narkoba. Pemerintah dan instansi terkait seharusnya berperan proaktif terhadap pencegahan penggunaan narkoba dikalangan generasi muda sebagai penerus bangsa karena dampaknya kesehatan akan mempengaruhi generasi muda di masa mendatang. Poster- poster anti narkoba seharusnya juga tidak menggambarkan dampak kematian, melainkan juga harus bersifat informatif yang berkenaan dampak dalam waktu singkat terhadap penggunaan narkoba. • Pendidikan di sekolah Pendidkan akan bahayanya narkoba di sekolah-sekolah juga merupakan salah satu bentuk kampanye, kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh siswa akan bahayanya narkoba juga dapat memberikan andil terhadap meluasnya pengguna narkoba dikalangan pelajar. SEJARAH GRAFOLOGI Grafologi atau Ilmu yang mempelajari tentang Tulisan Tangan telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu, misalnya di China pengetahuan tentang tulisan tangan telah digunakan sejak tahun 1000 Masehi meskipun tidak secara Ilmiah. Baru pada tahun 1622, seorang dokter dari Italia (dr. Camillo Baldi) mengemukakan penemuan tentang ilmu pengenalan tulisan yang dibuat secara sistematik/ilmiah yang dimuat dalam bukunya, dimana dalam bukunya tersebut diterangkan tentang adanya hubungan yang unik antara tulisan tangan seseorang dengan karakter dan kepribadiannya. Pada tahun 1741-1801, Pastor Swiss (J.C Lavanter) mebuat Laporan yang lebih sistematik dan Cermat tentang tulisan tangan. Meskipun masih berupa perkiraan dan menerangkan tentang sifat-sifat umum namun telah memberikan inspirasi bagi orang lain khususnya di Paris. Beberapa orang yang terinspirasi diantaranya : Louis Hocquart selain itu ada juga yang berasal dari kelompok agama diantaranya : Kardinal Regnier, Uskup Agung Cambrai, Uskup Boudinet, dan Flandrin. Interpretasi dari beberapa tokoh tersebut, dikembangkan kembali oleh Abbe Jean Hyppolyte Michon dengan dibantu oleh dua asisten-nya : Debarolle dan Dellestre. Berbekal Pengalaman dan ketajaman pengamatan yang tinggi, Michon berhasil menghimpun katalog yang penuh dengan tanda-tanda grafis dan ciri- ciri keteraturannya. Karena berhasil menerapkan dasar-dasar Grafologi Modern, maka Michon dianggap sebagai Bapak Grafologi Modern hingga sekarang. Namun karena apa yang dikemukakan oleh Michon tidak disertai dengan Teori tertentu yang dapat dijadikan dasar yang pasti, maka Teori nya disanggah oleh Muridnya sendiri, yakni : Jules Crepieuxjamin pada tahun 1858-1940. Jules lebih mengemukakan bahwa banyak ciri-ciri bawaan yang tidak dapat diungkapkan secara langsung melalui Penggambaran Grafis sederhana, tapi harus dilihat sebagai suatu rangkaian karakteristik (Teori Resultan). Ia mencoba membawa Grafologi ke tingkat yang lebih tinggi. Jules mengakui bahwa semua ciri-ciri tulisan tangan manusia memiliki banyak arti, dia mememukan apa yang disebut dengan teori ”Tingkat Bentuk”, namun karena adanya kesulitan dalam mempelajarinya dan juga karena adanya ketidak yakinan akan teori dan penemuannya, maka banyak pihak yang meninggalkannya. Karena tingkat kesulitan yang tinggi mendorong beberapa pihak untuk menyederhanakannya, diantaranya oleh : R. Wieser yang mengemukakan teori ”Ritme Dasar”. Selanjutnya Grafologi mengalami perkembangan pesat di Prancis dengan memunculkan tokoh-tokoh terdepan dalam Bidang Grafologi, diantaranya : Jules Depoin, Binet G. Tarde, dan Assene Aruss yang tergabung dalam Himpunan Studi Grafologi. Namun kemudian Pusat perkembangan berpindah ke Jerman pada Pertengahan abad XVIII dengan tampilnya Adolf Hentze, Sohwiedland, Gerhard Wilhem Langen Bruch, dan Rudolphine Poppee. Masalah terkait Grafologi dimuat pertama kali dalam sebuah Jurnal : Deutche Graphologische Gesellschaft yang terbit tahun 1895, Salah seorang Redaksinya (Wilhiem Preyer) pernah mengemukakan bahwa Tulisan Tangan pada dasarnya adalah Tulisan Otak. Serta pada penerbitan keduanya dalam : Graphologische Monatshefte yang terbit pada Tahun 1897 yang dibuat oleh Hans Busse. Grafologi yang didasarkan pada beberapa Ilmu : • Ilmu Kedokteran : Dikembangkan oleh R. Pophal dari Universitas Hamburg, yang mengaitkan tulisan tangan dengan berbagai hal yang terkait dengan Otak dan melakukan berbagai uji pembuktian. • Ilmu Psikologi : dikembangkan oleh Ludwig Klages yang mengemukakan bahwa Tulisan tangan adalah bentuk pernyataan diri dan mencerminkan Kepribadian seseorang. Meskipun banyak Ilmuwan yang berpendapat bahwa Grafologi termasuk dalam kelompok Ilmu Gadungan atau ilmu yang salah, namun tetap mengalami Perkembangan pesat di Negara-negara Eropa terutama di Belgia, Jerman, Prancis, Belanda dan Swiss. Di Indonesia sendiri, Grafologi belum berkembang dan ditempatkan hanya sebagai alat bantu Prikodiagnostik/Tes Psikologi. (WCM) Diolah dari : Majalah Intisari PENGENALAN TULISAN TANGAN Menurut Asosiasi Analis Tulisan Tangan Amerika (A.A.H.A – American Association of Handwriting Analysts), pada tulisan tangan terdapat 300 aspek sebagai bahan analis. Berikut 9 petunjuk bagaimana tulisan tangan mengungkapkan kepribadian. 1. Zona Huruf. Tarik tiga garis lurus, dari situ terbentuk 3 zona imajiner/hayal : zona atas, zona tengah, zona bawah. Zona atas berisi huruf-huruf tinggi, seperti ; b, l, k, t, dsb. Zona tengah berisi huruf- huruf kecil seperti ; a, c, e, m, n, dsb. Zona bawah berisi huruf-huruf yang memiliki ujung yang menggantung, seperti ; g, j, p. Hanya huruf “f” yang menempati semua zona. Zona atas mewakili daya Abstraksi, Idealisme, Pemikiran, Imajinasi, dan Ambisi (lambang dari Surga, Pikiran, Kepala). Zona tengah mewakili Ego, Adaptasi, Hubungan Sosial, perasaan dan Emosi (lambang dari Dunia, Jiwa, Dada). Zona bawah mewakili Kualitas Materi dan Fisik, Dorongan Seksual, kegemaran, dan Penyimpangan (lambang dari Neraka, Tubuh, Perut). 2. Arah Tulisan. Arah tulisan (dari kiri ke kanan) menunjukkan bagaimana anda berkomunikasi. Tulisan yang miring ke kanan menunjukan sikap yang terus mengacu ke masa depan, kecintaan pada Ayah, dan kecendrungan diri yang ekstrovert. Tulisan yang miring ke kiri menunjukan sikap yang reflektif, kecintaan pada Ibu, dan kecendrungan diri yang intovert. Tulisan yang tegak lurus menunjukan sikap yang tegar, suka mengamati lingkungan, banyak perintah, dan mampu mengendalikan emosi, juga mencirikan tulisan seorang pengusaha, pemimpin militer, dan penulis terkenal. 3. Ukuran Huruf. Besar kecilnya tulisan, ditentukan oleh huruf- huruf di zona tengah. Tinggi huruf 3 mm dianggap sebagai ukuran rata-rata. Bila ukuran lebih dari 3 mm, menunjukan kepribadian yang Merdeka, membutuhkan ruang untuk bahagia. Huruf yang menjorok ke atas maupun ke bawah menunjukan kemampuan mental atau fisik yang istimewa. Tulisan yang kecil menunjukan ekspresi kerendahan hati, meskipun juga cendrung menunjukan rasa rendah diri atau menarik diri. 4. Kemiringn Huruf. Kemiringan rata-rata adalah 45 derajat, jika tulisan cendrung ke kanan menunjukan Pribadi yang ramah tamah, sedangkan tulisan yang miring ke kiri menunjukan Pribadi yang Introvert/ manutup diri. Tulisan miring ke kiri banyak ditemui pada tulisan wanita yang pada masa kecilnya mengalami kesulitan hidup atau wanita yang kaku dan keras kepala namun pemalu. 5. Bentuk Sambungan Ada 4 dasar sambungan, yang berdiri sendiri atau sambungan. -Tulisan dengan tarikan lengkungan kebawah kemudian disambung bagian terbuka pada atasnya. -Tulisan ARCADE, adanya lengkungan- lengkungan yang menaungi dasar tulisan. -Tulisan dengan SUDUT yang membentuk perubahan arah pada bagian dasar tulisan. -Tulisan yang seakan berbentuk BENANG berkesinambungan. Arcade menunjukkan sifat agresif, Sudut mewakili sifat sensitif, Benang menunjukkan ketergesaan atau suatu keinginan untuk beradaptasi dengan individu lain (Tulisan ini sering nampak pada tulisan seorang psikolog, politikus, diplomat, serta mereka yang menghindari sikap pasti terhadap suatu persoalan. 6. Hubungan Antar Huruf. Sambungan huruf yang normal adalah empat sampai lima huruf yang tersambung satu sama lainnya, jika lebih dari itu berarti mencerminkan sifat orang yang keras hati, bahkan keras kepala – terutama jika dikombinasikan dengan tekanan yang ringan pada saat menulis, juga menunjukkan sifat yang malas karena tidak mengangkat penanya dari permukaan kertas. Tulisan yang sambungannya sedang menunjukkan kemampuan intuisi, meski bisa juga menunjukkan kekurang mampuan sosialisasi si penulis. Jika setiap huruf dalam tulisan masing-masing berdiri sendiri,menurut para ahli…dimungkinkan secara mental : sedang kacau. 7. Keteraturan Tulisan. Di definisikan sebagai penulisan tinggi huruf di wilayah tengah, kemiringan dan besarnya huruf dari tulisan yang relatif tetap / sama. Tulisan yang teratur mencerminkan pribadi penulis yang kaku, cenderung meredam gejolak hati sampai taraf memaksa. Sedangkan ketidak teraturan mencerminkan kondisi emosi yang tidak stabil, daya kreatifitas yang tinggi. Contohnya adalah ulisan tangan Heyden, Mozart, dan Picasso yang miring dan jarak antaranya tidak teratur. 8. Lebar Tulisan Lebar tulisan dianggap normal jika panjang tarikan kebawah tulisan dan jarak di antaranya sama, menunjukkan sifat orang yang ramah. Jika jaraknya lebar, hal ini menunjukkan sifat orang yang memiliki imajinasi yang hidup dan biasanya suka berbicara didepan umum, seperti bercerita dan berpidato. Kalau tarikan ke atas dan ke bawah saling berdekatan, cenderung menunjukkan sifat menyembunyikan segala sesuatu, sikap tidak tulus hati. 9. Arah Tulisan. Lebih dari penampilan tulisan itu sendiri, arah tulisan pun menyatakan sesuatu. Emos, ambisi, ditunjukkan oleh kurva yang naik. Depresi, sakit, dan kelelahan ditunjukkan oleh tulisan yang membentk cekungan, cedangkan cembung menunjukkan ambisi awal yang cenderung bimbang. (WCM) Diolah dari : Majalah Intisari Pengenalan Uang Palsu Uang palsu adalah uang yang dicetak atau dibuat oleh perseorangan maupun perkumpulan/sindikat tertentu dengan tujuan uang palsu hasil cetakannya dapat berlaku sesuai nilainya dengan sebagaimana mestinya. Untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan melihat perbedaan antara uang yang asli dengan uang palsu alias upal diperlukan teknik analisis yang cukup sederhana dan bisa dilakukan siapa saja dengan mudah. Langkah cara 3d tersebut ialah : 1. Dilihat Lihatlah uang yang anda miliki, apakah warnanya pudar, kusam, pucat, luntur, patah- patah, atau masalah lainnya. Pastikan uang yang anda periksa tadi memiliki warna, corak dan gambar yang baik serta memiliki tanda-tanda uang asli seperti tanda air yang menggambarkan pahlawan-pahlawan nasional, bahan kertas serta benang tali pengaman yang berada di dalam uang tersebut. Uang-uang pecahan besar biasanya memiliki tanda keaslian lain seperti corak gambar dengan warna yang mencolok dan sulit ditiru penjahat. Pastikan uang itu benar- benar asli. 2. Diraba Usaplah uang tersebut apakah uang itu terasa kasar atau lembut. Uang yang asli biasanya agak kaku dan tebal bahan kertasnya. Di samping itu pada angka atau gambar uang biasanya sengaja dicetak agak menonjol dan akan terasa jika diusap-usap. Rabalah uang anda apakah sudah asli atau belum. 3. Diterawang / Ditrawang Langkah yang terakhir adalah menerawangkannya ke sumber cahaya kuat seperti matahari dan lampu. Setelah diterawang lihatlah bagian tali pengaman dan tanda mata air apakah dalam kondisi baik atau tidak

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Free Web Hosting